Share

Empat Puluh Empat

Damar mengacak-acak rambutnya, lalu menarik napas dalam. Ia tidak mengerti dengan kejadian yang terjadi begitu saja. Ibunya datang dan mengetahui semua keadaan yang memang seharusnya tidak terjadi. 

"Aku bingung mau bagaimana? Mau bilang apa? Ibuku memang tidak salah, karena memang kamu tidak becus menjadi seorang istri!" hardik Damar.

"Kok, kamu jadi menyalahkan aku? Kamu saja yang tidak becus menjadi suami yang benar," balas Erika.

"Tidak benar bagaimana? Apa karena aku memberi jatah uang belanja tidak sesuai dengan keinginan kamu, lalu, bilang aku tidak becus? Harusnya aku yang tanya, peran kamu sebagai seorang istri mana? Apa hanya melayaniku di rajang saja kebisaanmu, hah?" Emosi Damar kian memuncak jika mengingat sejak awal menikah, sejak itulah kebiasaan jelek Erika terbuka.

Tak kuasa mendengar ucapan Damar, Erika menampar keras pipi sang suami. Embun di matanya kini mulai luruh ke pipi. Hatinya begitu sakit dengan tudinga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status