Share

Part 38

Suami Miskinku di Ruang Nasabah Prioritas

Part 38

"Ibunya Arin!" panggilnya lagi.

Terpaksa aku berbalik badan dan gegas mendekat pagar rumah.

"Ya, Bu. Kenapa?"

"Gak belanja? Tumben," basa-basinya.

"Nggak Bu, masih ada sayuran kemarin," jawabku bohong.

"Oalah, saya kira libur masak."

Aku nyengir saja.

"Sini dulu bentar ibunya Arin," ajak Bu Nur. Dia agak maksa sampai bela-belain mepet ke pagar.

"Mau apa ah saya males, mau masak," tolakku beralasan.

"Ih bentar aja. Cuma mau nanya, itu si Opi gimana sekarang? Beneran dipenjara?"

Aku menarik napas berat. Ibu-ibu di sini emang pada gak punya perasaan, kalau nanya asal jeplak aja. Gak dipikir atau disaring dulu. Mentang-mentang kepo, seenaknya aja asal nanya. Astaga males banget deh.

"Ibunya Arin! Malah bengong." Dia melambaikan tangannya tepat di depan wajahku.

Aku mengerjap dan buru-buru menguasai diri.

"Eh maaf. Tapi nanya apa tadi, Bu?" tanyaku balik. Pura-pura saja aku tak denger.

"Si Opi gimana? Beneran dipenjara?"

Aku hanya menganggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status