Share

107. Masuk Pesantren

“Maksud Budhe apa ya?”

Riska sekarang malah terlihat ragu.

“Apa kamu memiliki perasaan yang sama dengan Danar?” Aku kembali mendesak.

“Budhe, aku tidak bisa memastikan apapun. Untuk sementara aku tak memikirkan semua itu, aku hanya berpikir untuk memperbaiki diriku dulu, seperti yang sudah aku katakan aku ingin masuk pesantren dan belajar ilmu agama, meski sepertinya aku sudah sangat terlambat untuk memulainya Budhe.”

“Tidak, jangan pernah berpikir seperti itu.”

Aku mulai menggenggam tangan Riska.

“Kalau kamu sudah membulatkan tekad kamu seperti itu, budhe akan membantumu. Budhe juga berencana akan memasukkan Akbar ke pesantren dan setelah budhe bisa membujuk Akbar, baru kita akan sama-sama ke sana. Karena kebetulan budhe memiliki adik angkat yang sekarang sudah memiliki sebuah pondok pesantren yang cukup besar.”

Aku mulai mengulas senyumku di depan Riska yang masih menampakkan keresahannya itu.

“Nanti kita akan sama-sama datang ke sana.”

Aku berusaha meyakinkan Riska lagi.

“Te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status