Share

Ingkar Janji

“Katakan dulu! kau lepaskan aku, aku berjanji akan melunasi hutang kakakku.”

“Oke, saat kau sudah tenang aku berjanji akan melepaskanmu sore nanti, bagaimana?” 

Mendapatkan angin segar, Anna mendongak memastikan tidak ada kebohongan di mata Alexander. Dan setelah dia benar-benar menemukan kejujuran disana, dia mengangguk. 

“Berapa hutang kakakku?” Anna sudah berada di kamar dimana dia terbangun tadi.

“Makan dulu, sejak kemarin kau belum makan sedikitpun!” ucapnya masih lembut menatap wanita yang di rindukannya.

“Apa pedulimu, bukankah aku hanya tawanan karena kakakku tidak bisa membayar hutangnya?” desisnya menatap tajam Alexander.

“700 juta, Arche berhutang sebesar itu padaku, dan aku tidak tahu bahwa kalian saudara, percayalah!” 

Alexander berkata jujur dia memang tidak tahu bahwa Arche adalah kakak dari Rianne wanita yang dicarinya selama ini.

“Beri aku waktu, aku akan membayar hutang-hutangnya, aku berjanji.” Pintanya sungguh-sungguh, entah sampai kapan dia akan mencari uang sebanyak itu, asalkan dia dibebaskan maka dia akan melakukan apa saja.

“Makan dulu, hem.” Menghela napas akhirnya Anna makan, dia harus tetap hidup untuk membalas dendam kakaknya, pertama dia harus melunasi hutangnya, setelah itu membuat pria di depannya terbaring di samping makam kakaknya.

“Aku akan keluar. Habiskan makananmu, sore nanti aku sendiri yang akan mengantarmu pulang.” 

Alexander berdiri, dia meninggalkan Anna yang terus menatapnya musuh. Dan itu membuat hatinya sakit. Setelah pintu tertutup dan terdengar suara terkunci membuat Anna melotot dan langsung berlari kearah pintu.

“Alexander!” teriaknya dengan menggedor pintu keras. Dia tidak boleh terkunci. Dia tidak percaya pada pria itu. 

“Buka pintunya, kau tidak boleh mengunciku. Alexander!”

Di dalam mobil Alexander masih diam di dalam mobil memperhatikan ke atas dimana Anna sekarang berada, dia masih bingung, apakah dia harus melepaskan Anna atau tetap membiarkannya tinggal bersamanya.

“Jalankan mobilnya!” perintahnya membuat Rafh tangan kanannya membawanya ke tempat tujuannya. Di perjalanan dia masih diam memikirkan apa yang seharusnya dia lakukan.

Dia memang menyuruh ke empat anak buahnya untuk mencari adik Arche untuk dijadikannya pelayan setidaknya itu lebih baik daripada harus mati. Tetapi tidak disangkanya bahwa wanita itu adalah adiknya.

“Apakah dia benar adik dari Arche?” tanyanya pada Rafh karena dia masih ragu.

“Benar boss, mereka memang saudara, selama ini pria itu bekerja di luar kota sehingga tidak pernah terlihat, dia kembali saat mendengar kedua orang tuanya meninggal.” Jelas Rafh karena dia yang mencari tahu tentang semua yang menyangkut tawanan bosnya.

Bahkan asrama khusus dimana semua pelayan dari tangkapannya sudah hampir penuh, dan Raft tahu semua seluk beluk latar belakangnya, tetapi kali ini dia pun tidak menyangka bahwa bossnya mengenal salah satu tawanan mereka.

“Boss bagaimana dengan nona … ” Rafh tidak berani mengatakannya, sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa kapan Anna akan di bawa ke asrama pelayan bergabung dengan wanita-wanita lainnya. Tetapi dia ragu. 

“Dia tidak akan kesana, biarkan dia di mansion.” putusnya tegas. Setelah itu Rafh hanya mengangguk tidak bisa lagi mengatakan apa-apa sekarang. Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di asrama pelayan dimana ada puluhan wanita di sana sudah siap dengan tugas mereka masing-masing.

Alexander turun dari mobil, mengenakan kaca mata hitamnya dan berjalan masuk ke dalam, pemandangan di depannya sangat memuakkan dan dia tidak ingin melihat itu. Mereka tidak akan lepas selama hutang keluarga mereka belum bisa mereka lunaskan. Beruntung bagi mereka yang mendapatkan donatur. Maka dengan suka rela Alexander melepasnya. Bukankah dia sangat baik hati.

“Selamat datang tuan Xander, duduklah!” suara wanita berbadan gempal dengan usia sekitar 50 tahunan tetapi masih menggunakan pakaian yang sangat minim, bibirnya merah menyala. Membuat Xander tidak ingin melepas kacamatanya.

“Katakan ada apa kau memanggilku?”

“Oh tuanku,” katanya dengan nada manja namun Xander hanya diam, tetapi kediaman Xander membuatnya menciut.

“Seseorang menjamin kebebasan dari Lili tuan, dan memintanya untuk dibebaskan hari ini juga.”

“Bebaskan dia.” Ucapnya datar tetapi setelah itu dia kembali melanjutkan “Awasi dia diluar, pastikan dia kembali lagi di tempat ini dengan suka rela, kau mengerti maksudku?”

Itu ditujukan untuk Rafh, memang wanita yang berhasil dibebaskan, tidak benar-benar bebas, karena Alexander akan kembali menjerat mereka diluar sana, membuat mereka kehilangan pekerjaan, harga diri dan apa saja yang membuatnya kembali dengan suka rela.

Setelah mengatakan itu Alexander berdiri akan meninggalkan ruangan yang membuatnya sakit kepala karena banyaknya wangi parfum yang wanita tua itu pakai. Tetapi baru saja dia akan keluar wanita muda berbadan tinggi dan seksi menghadang langkahnya.

Dia adalah Dona, salah satu pelayan kesayangan di sana, banyak yang ingin membebaskannya tetapi dia selalu menolak dengan alasan menyukai tempat ini. Yang sebenarnya adalah dia ingin menjadi kesayangan Alexander.

“Apa yang kau lakukan? Menyingkir atau kau tahu akibatnya.” Ancam Rafh yang juga pusing melihat tingkah Dona yang tidak pernah menyerah menggoda Alexander.

“Tuan saya … ” lirihnya dengan suara yang amat menggoda tetapi Alexander melewatinya begitu saja tanpa berniat meladeni. Membuat Dona semakin kesal.

“Berhenti menggodanya, dia tidak tertarik dengan wanita sepertimu.” Suara salah seorang wanita mencibir Dona.

“Apa bedanya denganmu? Kau juga sama denganku.”

“Tapi aku tidak akan membuat diriku malu dengan menggoda tuan Xander.”

Begitulah disana, mereka adalah wanita-wanita yang awalnya menolak dimasukkan disana, tetapi lama kelamaan setelah melihat uang mereka semua sadar bahwa dunia yang mereka tinggali sekarang tidaklah terlalu buruk, terbukti dengan mereka kembali dengan suka rela.

Mereka semua adalah wanita-wanita yang dijadikan jaminan penebus hutang dari pria yang tidak mampu membayar hutang. Setiap malam mereka akan bekerja sebagai wanita penghibur di tempat perjudian terbesar milik Alexander.

Tempat yang membuat Arche bertahan berlama-lama, menghabiskan uang dan berakhir dengan kematiannya. Bukan kasus pertama mereka sampai membunuh. Tetapi Alexander tetap menekankan kepada mereka untuk tidak membunuh terlalu cepat. Karena masih ada cara untuk membuat mereka membayar hutang. Menyiksanya perlahan.

Matahari sudah terbenam, hari sudah gelap. Anna berdiri di balkon kamar dengan hati gelisah, tentu saja gelisah karena Alexander berjanji akan melepaskannya, tetapi sampai hari sudah gelap pria itu tidak juga menampakkan diri.

“Kak, apa yang kau lakukan kepadaku? Kau meninggalkanku dengan masalah menakutkan seperti ini …." air matanya mengalir begitu saja melewati pipi putihnya. Semakin banyak yang keluar semakin sesak hatinya.

“Kau lihat aku sudah berada di depan orang yang membunuhmu kak, Tuhan dengan cepatnya membuatku bertemu dengannya.” Adunya menatap nanar langit gelap di atasnya.

“Haruskah aku tinggal membalas dendam atau kembali?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status