Share

Bermaafan

Setelah peristiwa pendarahan kemarin. Mas Fajar menjadi begitu protektif. Bahkan untuk sekedar makan dan minum pun harus Mas Fajar yang mengambilkan. Pun dia yang menyuapi. Meski mual dan muntah masih kadang-kadang terasa, tapi aku coba paksakan untuk makan meski hanya tiga empat suap. Susu dan vitamin tidak pernah ketinggalan. Mas Fajar sudah seperti perawat yang mengawasi setiap asupan nutrisi untuk kandunganku.

"Aaaa ... ayo buka mulutnya sayang." Mas Fajar menyodorkan sendok berisi bubur. Pagi ini Mas Fajar sudah membuatkan bubur ayam spesial untukku. Dan dia memaksaku untuk memakannya.

Aku mendorong sendok itu pelan. Memalingkan wajah. Berusaha menolaknya.

"Sedikiittt saja, Sayang. Ayo buka mulutnya. Kata dokter juga kan harus di jaga asupan makanannya. Kalau ga makan kasian dede dalam perut, kelaparan." Kelakarnya tersenyum simpul.

Dengan terpaksa aku membuka mulutku saat send

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status