Share

BAB 9

Senja hampir berlalu saat aku sampai rumah. Gontai langkah terayun naik ke teras. Sesosok perempuan berwajah polos menyambut dengan seulas senyum. Namun, entah mengapa senyum itu tak lagi mampu menggetarkan hati.

“Mau aku buatkan minum atau mandi dulu, Mas?” tawar Sila istriku.

Kelembutan sebagai seorang istri memang tak kuragukan. Pun kepiawaian menyiapkan semua kebutuhan. Hanya saja sikap yang membiarkan kakaknya tetap di sini, itu yang membuatku muak.

“Enggak usah!” Aku terus berjalan melewatinya.

Meski tak menoleh, derap kaki yang terdengar membuatku tahu jika Sila mengikuti. Aku terus melangkah masuk ke kamar dan langsung duduk di depan meja rias. Dari balik pantulan cermin terlihat dia mendekat.

“Kamu kenapa, Mas? Kok kusut banget?” tanyanya.

Aku menoleh. Kemudian bangkit dan berpindah duduk di tepian ranjang.

“Duduk, Sil!” Aku menepuk bagian kasur di sebelahku. Sila mendekat kemudian duduk.

“Ada apa, Mas?”

Aku merogoh saku celana, mengeluarkan amplop coklat yang kudapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status