Ditatapnya dengan lekat wajah yang sednag tertidur dengan pulas itu, Henry mengelus lembut pipi Dita.
"Jangan menangis lagi." bisiknya dengan lirih, perlahan ia mendekatkan bibirnya dikening gadis itu lalu menciumnya. Seolah tak ingin berhenti Henry kembali menciumnya lagi tapi kali ini di bibir ranum Dita yang merah.
Tangannya menyusup masuk kedalam pakaian Dita, meraba-raba. "Akh! Sialan, apa sih yang aku fikirkan?!"
Henry menggeleng cepat lalu segera keluar kamar untuk menenangkan dirinya. "Aku pasti sudah gila.."
Sial sekali kau Henry, bahkan dalam keadaan galaupun seekor cicak berani mengolokmu.
***
Henry yang sudah berada didalam kamar nya di lantai bawah, dia baru saja selesai mandi. Rambutnya basah berantakan, tubuh kekar yang hanya terlilit handuk di bagian pinggulnya aaaaah sungguh pemandangan yang indah.
Dia duduk sebenta
Semua persiapan pernikahan telah dilakukan oleh pihak keluarga Henry, ya namanya juga kan orang kaya tinggal menjentikan jari apa pun yang dia inginkan sudah pasti akan terpenuhi. masalah biaya kalian tak perlu meragukannya lagi.Dita yang sudah memakai gaun pengantin itu pun sedang menatap pantulan dirinya yang ada di dalam cermin, cantik dan sempurna.itulah gambaran yang pas untuknya, "Kau sudah siap?" seru Henry menyadarkannya dari lamunan.Dita tersenyum sembari menoleh kearah Henry yang berada diambang pintu, kemudain mengangguk."Iya..."Binar mata cokelatnya menatap sejuk pada manik hitam tegas Henry, siapa yang akan menyangka jika pertemuan mereka yang dikarenakan sebuah kesalahpahaman malah akan membawanya hingga di titik sekarang ini.Henry melangkah mendekatinya, dia berlutut dihadapan sang gadis lalu mengeluarkan sebuah cincin berlin dari dalam saku jasnya."Bersediakah kau menikah denganku, sayang?"Me
Kedua mempelai baru saja selesai mengikrarkan janji suci sehidup mati, bibir mereka saling merasai dengan lembut.Tamu yang hanya di hadiri oleh pihak keluarga mempelai pria dan orang-orangnya saja, cukup untuk melengkapi kebahagiaan ini.Sagaara dan Lovely yang kini sudah duduk di sebuah meja VVIP entah apa yang sedang mereka obrolkan, terlihat hangat dan bahagia.Oh ya, jangan lupakan sosok pria muda yang ternyata baru saja kembali dari London, namanya Aditi, putra semata wayang Ars dan Liora.Adit memakai setelan jas putih dengan rapih, dia sedang berdiri tak jauh dari kerumunan. Sungguh pria yang tak menyukai keramaian, ditangannya sudah menggenggam segelas juice mallbaery yang nikmat.Dia tak suka alkohol, ibu dan ayahnya sangat tak menyukai apapun yang berbau alkohol."Ars, dimana Adit?" tanya Sagaara usai menyeruput minumannya."Di
Semua sedang larut didalam kebahagiaan yang indah itu, Dita mengusap sudut matanya, terngiang akan mendiang ibunya."kenapa kau menangis?" tanya Henry sembari mengangkat dagu istrinya."Aku hanya merindukan mendiang ibu, rasanya sedih sekali saat dihari bahagia tapi dia tidak ada di sisiku."Vely yang mendapati anak-menantunya menangispun, ia langsung mendekat."Henry, ada apa?""Tidak ada apa-apa mah, Dita merindukan ibunya yang sudah ada disurga."Sebagai ibu mertua yang baik, dimana ia juga pernah mengalami hal yang sama, pun merasa iba. Dia memeluk Dita dengan penuh kehangatan."Mulai sekarang bibi yang akan menjadi ibumu, jadi Henry berbuat sesuatu yang menyakitimu langsung saja katakan pada mamah ya..""Pasti, mah."Usai acara pernikahan pun berlangsung dengan meriah, semog
Hai guys salam kenal, untuk sementara ini aku revisi dulu ya.Mohon pengertiannya, nanti bakalan aku up kok.See U again..Hai guys salam kenal, untuk sementara ini aku revisi dulu ya.Mohon pengertiannya, nanti bakalan aku up kok.See U again..Hai guys salam kenal, untuk sementara ini aku revisi dulu ya.Mohon pengertiannya, nanti ba
Deringan alarm diatas meja dengan bentuk jam walker nya yang menyerupai kodok itu terus berbunyi sejak lima belas menit yang lalu.Di balik selimut tersebut seorang pria sedang meringkuk seolah kedinginan.Siapa lagi jika bukan Henry atau kalian semua bisa memanggilnya dengan sebutan tuan muda. Tetapi anehnya jika ia mendengar dirinya di panggil demikian maka Henry pasti akan memasang wajah sebalnya.Henry terlahir dengan sifat lembut ibunya, lembut bukan berarti dia lemah dan tidak bisa tegas. Jangan salah kawan, karena di balik sikap pendiam nya itu jika Henry mulai terusik maka ia akan segera membuka rahangnya dan menerkam siapa pun yang telah berani mengusiknya.Tegas adalah turunan sikap ayahnya siapa lagi kalau bukan Sagaara, seantero jagad raya juga sudah tahu seperti apa dia.Pria yang bahkan tak segan-segan menjebloskan istrinya sendiri ke dalam kandang harimau, ah mengerikan sekali.
Motor yang di kemudikan Henry masih melaju dengan kecepatan sedang, dan saat di belokan jalan tak sengaja motornya menyerempet body mobil bagian samping.Mobil mewah berwarna biru itu pun menghentikan lajunya di bahu jalan, "Argh! Sialan.. siapa yang sudah berani menyerempet mobilku!"Untung saja Henry merupakan pria yang bertanggung jawab, dia tak merasa takut jadi memilih untuk tetap bertahan ditempat.Dia menepikan motornya tepat di depan mobil biru itu."Kakak, sudahlah jangan marah-marah.. mungkin dia tidak sengaja." seru Dita kepada Sera sang kakak."Sudah diam saja kau! Ini semua juga gara-gara dirimu.."Dita terdiam saat dirinya di salahkan, memang benar apa yang dilakukan ayahnya tadi pagi sudah menyulut api diantara dua saudari itu.Mereka bukanlah saudara kandung melainkan saudara tiri, ibu dan ayah masing-masing membawa anak.Dita gadis
Mereka bertiga sudah berada di kantor polisi, duduk berjejer di kursi masing-masing.Sera menuntut agar Henry di penjara beberapa hari karena telah berani menggores mobilnya."Aku ingin kalian memenjarakannya untuk beberapa hari, agar dia tahu siapa nona yang sedang bicara padanya ini."Gunawan, polisi yang menangani kasus ini hanya bisa menghela nafas."Maaf nona kami tak bis memenjarakannya."Sera mengernyit sembari menghela kesal, "Apa? Kenapa tidak bisa.. aku punya bukti yang menguatkannya.""Kakak sudahlah, lagi pula ini hanya kesalah fahaman saja." seru Dita menengahi."Diam kau!" pekiknya sambil mencubit paha Dita hingga membuatnya meringis sakit."Nona, apakah anda tahu siapa pria yang sedang duduk di sebelah mu ini?""Memangnya siapa dia, pria ini hanya orang miskin."Seorang pria melangkah masuk kedalam ru
Tepat di lampu merah motor mereka bersebelahan dengan mobil merah, sipemilik mobil itu ternyata mantan pacarnya Dita.Roy yang tak sengaja melirik ke arah kiri mobilnya pun langsung membulatkan kedua matanya, dengan menatap sinis ia menurunkan kaca jendela mobilnya."Haha.. kau meninggalkanku hanya untuk bersama pria butut itu haha.." Roy terbahak bahkan dengan berani dia mengeluarkan hp nya untuk memotret mereka."Kak Roy tolong hentikan, apa yang kau katakan itu tidak benar.. kami tidak pacaran."Sementara Henry hanya diam saja, lampu lalu lintas berubah hijau segera ia menarik gas motornya dan terus melaju menuju kantor.Sementara Roy yang sudah mendapatkan foto mereke berdua, dia menyeringai licik dan langsung mengirimkan foto tersebut ke group alumni kampus XX.Beberapa menit setelah meng upload ada banyak notifikasi yang masuk di hpnya. Begitu juga dengan hp milik Dita yang be