Share

15. Perjanjian Nikah Kontrak

“Mau ngapain?” tanya Katha kala Rabu menitipkan air mineral padanya.

“Ke toilet. Lo tunggu di sini, jangan ke mana-mana,” perintah Rabu.

Katha mengangguk. Dia pun tak ingin ke mana-mana karena keadaan sekeliling sangat ramai.

Saat ini Rabu dan Katha sedang berada di alun-alun Kota Batu. Mereka berangkat jam tujuh malam dengan balutan jaket tebal. Siang hingga sore tadi hujan mengguyur Malang, maka malam ini yang tersisa ialah hawa dingin, terlebih di Batu memang punya udara yang jauh lebih dingin.

Kesendirian membuat Katha kembali menelusuri barisan para pedangang. Aroma berbagai macam jajanan membuat perutnya terasa lapar kembali. Padahal sebelum berangkat Rahayu sudah memaksa mereka makan malam. Katha tak tahu apa namanya, namun wilayan yang digunakan khusus untuk para pedagang ini cukup luas dan punya dua lantai. Dari lantai atas dia bisa mendengar suara live music yang mengalun. Ah, alun-alun ini banyak berubah, pikirnya.

Dy Robyn

Hai, Obyn di sini. Sekali lagi, terima kasih buat yang sudah mengikuti kisah Rabu dan Katha sampai sejauh ini. Kalau ada kritik dan saran, jangan sungkan tinggalkan di kolom review. Terima kasih

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status