Semua orang menoleh ke arah tempat asalnya suara.Semuanya menatap penuh keheranan termasuk Welly, karena dia melihat adanya Medy. Laki-laki yang terlihat jahat, tapi laki-laki itu juga yang sudah merawatnya selama beberapa bulan di saat terpisah dengan kakak nya.Satu-satunya orang yang tidak terkejut disini adalah Noy. Itu karena sepertinya Noy tidak tahu siapa Arga. Jangankan Status Vlad nya, setatus CEO Arga saja, Noy tidak mengetahuinya.Medy segera turun tangan dan meneriaki orang yang telah memegangi Saryn.“Lepaskan Nona Muda sekarang juga!” Teriak Medy.Tentu saja semua orang itu menuruti apa yang diucapkan oleh Medy.Meskipun Clarissa adalah asisten Arga. Dibandingkan dengan Medy yang dikenal sebagai orang kepercayaan Arga. Lebih tepatnya kepala pengawal pribadi yang dimiliki oleh Arga selaku Bos dari dari Grade MNE.Saryn yang tangannya sudah dilepaskan segera berlari menuju ke Welly adiknya.Saryn dengan lembut membantu Welly untuk bangkit dan berdiri.“Kamu tidak apa-a
“Turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri.” Saryn berbisik kepada Arga.Arga yang ingin sekarang ingin selalu menuruti keinginan Saryn hanya bisa menurunkannya dan membiarkannya berjalan sendiri menuju ke mobil.“Bagaimana dengan Noy?” Tanya Saryn.“Med! Bawa dia bersamamu!” Ucap Arga kepada Medy agar membawa Noy bersamanya.“Ingat perlakukan teman Nona dengan Baik!” Tambahnya.“Tentu Tuan!” Jawab Medy dengan menunjukkan sebuah semangat yang tulus dari dalam hatinya.“Mari… Ikut dengan saya.” Ucap Medy kepada Noy, saat dia mempersilahkan Noy untuk masuk ke dalam mobil anak buah Clarissa.Itu karena saat dirinya datang tadi hanya membawa satu mobil. Dan mobil itu saat ini digunakan oleh Arga dan juga Saryn.Itulah kenapa Medy membawa mobil milik anak buah Clarissa.Sedangkan Clarissa sendiri saat ini tetap berada di toko, menunggu di jemput oleh orang kantor.Arga kini berada satu mobil dengan Saryn.Arga dengan ekspresi wajah yang seperti biasa, sedikit dingin.Tapi, saat dirinya mena
Dua orang manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sedang tersimpuh di lantai keramik dengan tangannya yang terikat kebelakang.Darah bercucuran dari pelipis, hidung, dan tepi bibir mereka dengan di saksikan oleh beberapa orang memakai jas hitam yang berdiri mengitarinya.Memar, lebam, menghiasi raut wajah mereka, bagai sebuah riasan tebal yang tak akan hilang meski di basuh dengan pembersih wajah.Seorang Pria berusia 29tahun menyilangkan kakinya, duduk di sebuah kursi tepat di depan suami istri yang sedang meronta meminta ampun terhadapnya.Arga, Pria itu bernama Arga, atasan dari Rusnah laki-laki yang sedang tersimpuh di samping istrinya yang bernama Nonik.Diketahui Rusnah menjual data perusahaan Arga terhadap saingannya karena tuntutan dari Nonik, sebelumnya Rusnah adalah orang kepercayaan Arga, karena itulah kini Arga beranjak dan mendekatkan ujung pistol yang begitu dingin di kening Rusnah.“Ampuni aku Tuan!"
“Lepaskan aku!” Wanita yang sedang mendekap anak kecil tadi meronta meminta untuk dilepaskan.“Siapa namau?” Tanya Arga kepada gadis itu.“Perduli setan dengan namaku!!” Ucap gadis itu yang seolah tak takut kepada Arga.“Siapa namamu?” Kini Arga dengan raut muka yang begitu dingin menyeramkan bertanya kepada bocah laki-laki yang di dekap oleh gadis tadi.Karena ketakutan bocah laki-laki itu menjawab “Will—Willy," jawab bocah itu dengan terbatah.“Med!, kesini!” Teriak Arga kepada seorang laki-laki dengan perawakan tinggi besae yang sekarang sudah mendekat kearahnya.“Siap Tuan!” Ucap laki-laki yang ternyata bernama Medy itu.Sekarang Arga berbisik ke telinga Medy dan tak ada seoran
“Tolong Nyonya, jangan sakiti saya," ucap Saryn yang berjalan mendekat kearah miss Ririn.“Saya tidak akan berbuat jahat kepada Nona," ucap miss Ririn: "Nona jangan panggil saya Nyonya," tambah miss Ririn kepada Saryn.“Tolong jangat sakiti saya," kata-kata itu keluar lagi mulut Saryn seolah dia benar-benar ketakutan.Begitu Saryn dekat miss ririn dengan cepat memeluk erat tubuh gadis yang tampak begitu ketakutan itu, “Menangislah nona," ucap miss Ririn sambil memeluk tubuh Saryn.Tangis Saryn pecah, dia merasa sangat ketakutan, dan seolah kini dia didekap oleh seseorang yang sayang kepadanya, dia menangis sejadi-jadinya.“Aku takut.aku ingin pulang," ucap Saryn dengan sesenggukan karena menangis.“Nona, nona tenang saja, Tuan Arga sebenarnya adalah orang yang baik, meskipun
“Aku rindu ibu Bi," Ucap Saryn dengan air matanya sedikit lebih deras dari semula.“Tolong maafkan tindakan Tuan tadi nona," Ucap miss Ririn yang salah paham, sampai akhirnya Saryn bercerita secara lengkap.“Bukan itu Bi, sebenarnya Bu Nonik bukalah ibu kandungku," ucap Saryn yang kemudian masih melanjutkan ucapannya:“Ibuku sudah meninggal 10 tahun lalu, dan setahun setengah setelah ibuku meninggal ayahku menikah dengan Bu Noni," jelas Saryn.“Jadi begitu," Ucap miss Ririn yang sekarang sudah mengerti.“Iya Bi, diperlakukan seperti ini oleh Bibi aku jadi ingat semasa kecil diwaktu aku duduk dipangkuan ibuku, dengan begitu lembut ibu menyisir rambutku." Terang Saryn lagi dan kini dia tak lagi membohongi perasaannya, kini dia mulai menangis lirih.“Maafkan saya nona, jika saya membuat no
“APA! Siapa yang berani bertindak begitu di wilayahku?” Arga dengan sangat emosi.“Kami masih belum tahu Tuan!" Ucap Medy.“Pruuaannngggggg!"Suara gelas yang di lepar oleh Arga.“Maafkan saya tuan!"“Ini benar-benar mencoreng setatusku sebagai mafia yang menguasai Jan Mayen”, ucap Arga.“Segera temukan dalang dibalik semua itu, dan segera laporkan semuanya kepadaku!” ucap Arga lagi.“Siap Tuan!!” ucap Medy yang langsung berusaha untuk meninggalakn ruangan bar milik Arga.“Tunggu!” Ucap Arga sebelum Medy benar-benar pergi.“Iya Tuan."“Bagaimana dengan anak yang kamu bawa tadi?” Ucap Arga bertanya kepa
Kini Arga keluar rumah menuju garasi tempat dia menyimpan semua mobilnya, belum sempat dia memasuki mobilnya Medy sudah menghubunginya; "Saya sudah menemukan markas mereka Tuan”, ucapnya. “Bagus aku akan segera berangkat sekarang," ucap Arga yang sekarang memasuki mobilnya dan mengendarai mobil Chrysler yang biasa gunakan saat dia menjadi Vlad untuk datang ke tempat Medy berada sekarang. “Dimana kamu?” Ucao Arga yang menelepon Medy. “Saya akan mengirimkan lokasi saya ke tuan." Ucao Medy. “Pastikan semua sudah siap saat aku datang," ucap Arga. Siap Tuan, mendengar intruksi Arga, Medy seketika menyerang dengan kekeuatan penuh, lusinan orang di bawah komandonya kini mulai bergerak. “Siapa kamu!?” Ucao salah seorang target Medy yang sedang duduk untuk minum minum d