Ditempat Saryn berada, saat ini dia ternyata sedang bersama dengan seorang laki-laki dan juga bersama dengan adiknya.Laki-laki itu sepertinya tidak terpaut usia jauh dari dirinya sekitar 3 atau 4 tahun lebih tua.Saryn sedang berjalan kaki dari sebuah tempat, sepertinya dia baru saja pulang berbelanja.Itu terlihat dari dirinya dan laki-laki itu yang masing masing membawa sebuah kantong plastik besar entah berisi apa.Ternyata saat ini Saryn memiliki sebuah toko kue.Isi dari kantong-kantong plastik tadi adalah bahan-bahan yang digunakan olehnya untuk membuat kue.“Bagaimana dengan orang-orang yang mengganggumu akhir-akhir ini?” Tanya laki-laki yang sedang bersamanya itu.“Aku tidak tahu, yang jelas aku tidak akan menyerahkan lahan ku untuk pembangunan itu.” Jawab Saryn.Dapat diketahui saat ini jika pemilik lahan yang akan dibangun proyek perusahaan Arga ygn di bicarakan oleh Clarissa sebelumnya adalah Saryn.Dari sorot mata Clarissa yang saat ini dalam perjalanan untuk menuju ke te
Disela perdebatan itu, Saryn menunduk dan berkata dalam hatinya, “Kenapa kau tidak melepaskan ku?”Saryn merasa jika Arga seolah masih saja mengganggu hidupnya meskipun dirinya sudah diusir dari kediaman Arga dan bahkan Saryn tidak melaporkan ke pihak berwajib atas apa yang menimpa keluarganya sebelumnya.“Aku tidak menyangka, kamu akan menyiksaku sampai sejauh ini …” ucap Saryn dalam hatinya saat jari jemarinya mencengkram celana yang dipakai olehnya.“Hey~ kenapa kau terdiam …?” Tanya Clarissa.Saryn masih saja seperti sebelumnya, diam berpikir tentang Arga dan beberapa kenangan di antara mereka berdua, tentunya hal itu membuat dirinya merasa semakin sedih.“Percuma saja kau terdiam. Lebih baik kau segera berikan lahan mu kepada kami …” ucap Clarissa.“Tidak akan …” ucap Saryn.“Kau!” bentak Clarissa.Dulu mungkin Clarissa harus menghormati saryn karena bagaimanapun juga Saryn begitu dekat dengan Arga, Bos nya.Untuk saat ini Clarissa benar-benar akan bisa mengalahkan Saryn, serta m
Semua orang menoleh ke arah tempat asalnya suara.Semuanya menatap penuh keheranan termasuk Welly, karena dia melihat adanya Medy. Laki-laki yang terlihat jahat, tapi laki-laki itu juga yang sudah merawatnya selama beberapa bulan di saat terpisah dengan kakak nya.Satu-satunya orang yang tidak terkejut disini adalah Noy. Itu karena sepertinya Noy tidak tahu siapa Arga. Jangankan Status Vlad nya, setatus CEO Arga saja, Noy tidak mengetahuinya.Medy segera turun tangan dan meneriaki orang yang telah memegangi Saryn.“Lepaskan Nona Muda sekarang juga!” Teriak Medy.Tentu saja semua orang itu menuruti apa yang diucapkan oleh Medy.Meskipun Clarissa adalah asisten Arga. Dibandingkan dengan Medy yang dikenal sebagai orang kepercayaan Arga. Lebih tepatnya kepala pengawal pribadi yang dimiliki oleh Arga selaku Bos dari dari Grade MNE.Saryn yang tangannya sudah dilepaskan segera berlari menuju ke Welly adiknya.Saryn dengan lembut membantu Welly untuk bangkit dan berdiri.“Kamu tidak apa-a
“Turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri.” Saryn berbisik kepada Arga.Arga yang ingin sekarang ingin selalu menuruti keinginan Saryn hanya bisa menurunkannya dan membiarkannya berjalan sendiri menuju ke mobil.“Bagaimana dengan Noy?” Tanya Saryn.“Med! Bawa dia bersamamu!” Ucap Arga kepada Medy agar membawa Noy bersamanya.“Ingat perlakukan teman Nona dengan Baik!” Tambahnya.“Tentu Tuan!” Jawab Medy dengan menunjukkan sebuah semangat yang tulus dari dalam hatinya.“Mari… Ikut dengan saya.” Ucap Medy kepada Noy, saat dia mempersilahkan Noy untuk masuk ke dalam mobil anak buah Clarissa.Itu karena saat dirinya datang tadi hanya membawa satu mobil. Dan mobil itu saat ini digunakan oleh Arga dan juga Saryn.Itulah kenapa Medy membawa mobil milik anak buah Clarissa.Sedangkan Clarissa sendiri saat ini tetap berada di toko, menunggu di jemput oleh orang kantor.Arga kini berada satu mobil dengan Saryn.Arga dengan ekspresi wajah yang seperti biasa, sedikit dingin.Tapi, saat dirinya mena
Dua orang manusia yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sedang tersimpuh di lantai keramik dengan tangannya yang terikat kebelakang.Darah bercucuran dari pelipis, hidung, dan tepi bibir mereka dengan di saksikan oleh beberapa orang memakai jas hitam yang berdiri mengitarinya.Memar, lebam, menghiasi raut wajah mereka, bagai sebuah riasan tebal yang tak akan hilang meski di basuh dengan pembersih wajah.Seorang Pria berusia 29tahun menyilangkan kakinya, duduk di sebuah kursi tepat di depan suami istri yang sedang meronta meminta ampun terhadapnya.Arga, Pria itu bernama Arga, atasan dari Rusnah laki-laki yang sedang tersimpuh di samping istrinya yang bernama Nonik.Diketahui Rusnah menjual data perusahaan Arga terhadap saingannya karena tuntutan dari Nonik, sebelumnya Rusnah adalah orang kepercayaan Arga, karena itulah kini Arga beranjak dan mendekatkan ujung pistol yang begitu dingin di kening Rusnah.“Ampuni aku Tuan!"
“Lepaskan aku!” Wanita yang sedang mendekap anak kecil tadi meronta meminta untuk dilepaskan.“Siapa namau?” Tanya Arga kepada gadis itu.“Perduli setan dengan namaku!!” Ucap gadis itu yang seolah tak takut kepada Arga.“Siapa namamu?” Kini Arga dengan raut muka yang begitu dingin menyeramkan bertanya kepada bocah laki-laki yang di dekap oleh gadis tadi.Karena ketakutan bocah laki-laki itu menjawab “Will—Willy," jawab bocah itu dengan terbatah.“Med!, kesini!” Teriak Arga kepada seorang laki-laki dengan perawakan tinggi besae yang sekarang sudah mendekat kearahnya.“Siap Tuan!” Ucap laki-laki yang ternyata bernama Medy itu.Sekarang Arga berbisik ke telinga Medy dan tak ada seoran
“Tolong Nyonya, jangan sakiti saya," ucap Saryn yang berjalan mendekat kearah miss Ririn.“Saya tidak akan berbuat jahat kepada Nona," ucap miss Ririn: "Nona jangan panggil saya Nyonya," tambah miss Ririn kepada Saryn.“Tolong jangat sakiti saya," kata-kata itu keluar lagi mulut Saryn seolah dia benar-benar ketakutan.Begitu Saryn dekat miss ririn dengan cepat memeluk erat tubuh gadis yang tampak begitu ketakutan itu, “Menangislah nona," ucap miss Ririn sambil memeluk tubuh Saryn.Tangis Saryn pecah, dia merasa sangat ketakutan, dan seolah kini dia didekap oleh seseorang yang sayang kepadanya, dia menangis sejadi-jadinya.“Aku takut.aku ingin pulang," ucap Saryn dengan sesenggukan karena menangis.“Nona, nona tenang saja, Tuan Arga sebenarnya adalah orang yang baik, meskipun
“Aku rindu ibu Bi," Ucap Saryn dengan air matanya sedikit lebih deras dari semula.“Tolong maafkan tindakan Tuan tadi nona," Ucap miss Ririn yang salah paham, sampai akhirnya Saryn bercerita secara lengkap.“Bukan itu Bi, sebenarnya Bu Nonik bukalah ibu kandungku," ucap Saryn yang kemudian masih melanjutkan ucapannya:“Ibuku sudah meninggal 10 tahun lalu, dan setahun setengah setelah ibuku meninggal ayahku menikah dengan Bu Noni," jelas Saryn.“Jadi begitu," Ucap miss Ririn yang sekarang sudah mengerti.“Iya Bi, diperlakukan seperti ini oleh Bibi aku jadi ingat semasa kecil diwaktu aku duduk dipangkuan ibuku, dengan begitu lembut ibu menyisir rambutku." Terang Saryn lagi dan kini dia tak lagi membohongi perasaannya, kini dia mulai menangis lirih.“Maafkan saya nona, jika saya membuat no