“Iya Nona, semuanya sesuai dengan ukuran nona” Terang Miss Ririn.“Tapi kenapa semua sesuai dengan ukuran saya?" tanya Saryn yang masih saja bingung.“Iya nona, semalam saya mendatangkan ini untuk nona dari seluruh toko terbaik di negara ini." Ucap miss Ririn dan tentu saja membuat Saryn menjadi kaget.“Hah! Kenapa seperti itu, Bi?” tanya Saryn yang bingung.“Saya hanya di suruh oleh Tuan Arga, nona. Beliau ingin nona merasa nyaman disini." Teranh Miss Ririn dengan sedikit membungkukan badannya sedikit.“Dia lagi?” Tanya Saryn seolah tidak percaya dengan yang dibicarakan oleh miss Ririn: "Bagaimana mungkin dia seperhatian itu kepada Saya, sementara dia sendiri yang sudah menghabisi orang tuaku?” Saryn dengan menunduk.Melihat Saryn seperti itu miss Ri
“Apa sekretaris?" Tanya Saryn yang bingung,“Tapi ....?" Saryn yang mencoba untuk menolak apa yang di bicarakan oleh miss Ririn.“Antarkan dia kedepan Bi!" Arga kemudian yang meninggalkan mereka untuk menuju kemobilnya, dan setelah itu tinggal miss Ririn dan Saryn yang ada di dalam ruangan itu.Masuh sempat Saryn mencoba berbicara dengan Miss Ririn tentang masalah yang harus dia lakukan sekarang: "Bi ... Jika aku Harus menjadi sekretarisnya aku harus bertemu dengannya setiap hari, bahkan semalam saja aku ...." Ucap Saryn yang ditahan, padahal hampir saja dia kelepasan jija semalam dia tertidur dalam pelukan Arga.“Kenapa nona?” Tanya miss Ririn dengan tersenyum seolah sedang bahagia bercampur niatan menjahili Saryn.“Bibi!" Ucao Saryn dengan menunduk menahan rasa malu.Melihat perubahan di wa
Setelah Saryn duduk pengawal dari Arga langsung menutup pintu mobilnya, setelahnya arga dengan cuek berkata, “Pakai Sabuk pengamanmu!" Tanpa menjawab Saryn hanya menunduk dan tangannya meraih sabuk pengaman di sebelahnya dan mengaitkan di penguncinya, sabuk pengaman yang tertarik dan pas di tenga dada membuat bentuk dadanya ter cetak jelas dengan ukuran yang lumayan besar untuk gadis seusianya yang baru saja menginjak 21 tahu. Arga sedikit meliriknya di bagian dada, disaat itu Arga menelan ludahnya saat melihat keindahan itu. Saryn yang menyadari itu wajahnya menjadi sedikit memerah dan berkata, “Apa yang kau lihat?!” Ucap Saryn pelan tapi begitu ketus. “Hmm!" Ucap Arga yang mencoba untuk tetap cuek dan dingin. Kini Arga semakin memecu mobilnya untuk melaju lebih cepat menuju kantor
Setelah itu kini Arga masih tetap membelakangi Saryn.sementara Saryn yang tidak ditanya apa-apa hanya bisa diam dan tidak berani untuk berkata apa-apa.Dia hanya diam menunduk sambil berpikir, “Kenapa aku berada disini?”“Untuk apa dia membawaku jika hanya untuk mengabaikanku seperti ini.” gumam Saryn sendiri.disaat dia bertanya Tiba-tiba pintu ruangan itu diketuk dari luar,“Masuk!” Teriak Arga dengan posisi duduk masih tetap seperti semula .Setelah itu pintu terbuka, “ Permisi tuan.”Saryn masih ingat bahwa kita adalah wanita yan
melihat pintu yang begitu besar Saryn merasa sedikit kagum, dan lagi pintu itu seolah terbuka begitu lebar hanya untuk dirinya dan Arga, laki-laki yang kini sedang berjalan lebih dulu di depannya.“Apa yang kau lihat?” Arga kembali bertanya saat melihat Saryn hanya terdiam mematung melihat kemegahan di kantor itu seolah digenggam oleh laki-laki yang dia tahu telah membunuh kedua orang tuanya.sedari awal dia menyimpan amarah dan dendam, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena bagaimanapun juga adik satu-satunya kini sedang berada entah dimana. dijadikan sandera untuk kesetiaan dirinya oleh Arga.Yang dia tahu adalah adiknya kini dalam kondisi baik-baik saja jika selama dia menuruti semua perintah dari Arga dan setia kepadanya. Itu adalah yang dibilang oleh Miss Riri.
“Ehem!” Arga kembali mengambil perhatian dari semua orang yang sedang ribut sendiri itu, ketika Saryn kembali mengembalikan mic kepada Arga dengan cara menjauhi mimbar di tengah podium.seketika suara Riuh tai terhenti dan semua orang terdiam kembali menatap ke arah depan dimana kini Arga sudah kembali berdiri disana.“Aku ingin kalian tau. Itu tadi adalah Saryn dan dia kini akan menjadi sekretaris pribadi saya.”setelah Arga berhenti dari kata-katanya barusan sontak semua orang kembali bingung dan kembali ribut seperti tadi.balum lagi Arga kembali berkata kepada semua orang, “Karena dia adalah sekretaris pribadi saya, jadi aku ingin apapun keperluanku di kantor ini melalui dia.”Kin
Kini akhirnya dengan muka yang sangat lusuh sekretaris Arga berjalan menuju ke ruangan Atasannya itu.Sambil berjalan dia bergumam, “Siapa wanita itu? Aku harus segera mencari tahu apa hubungannya dengan Tuan Arga.”Dia terus saja berjalan meskipun dengan mimik muka yang sangat tampak menyimpan suatu kejengkelan dan menggerutu sendirian.Meskipun begitu dia tidak berani untuk memprotes, Dia kini hanya dengan pikiran yang tidak tentu tetap berjalan menuju keruangan Tuan nya.Sampai akhirnya kini dia berada di depan ruangan Arga, sebelum dia mengetuk pintu dia menarik nafasnya sedikit panjang, dan menata riasan dan rambutnya.suara ketukan pintu akhirnya terdengar, dan Arga
Clarissa yang melihat itu hanya bisa diam dan tersenyum palsu kepada mereka berdua.Setelah Arga meninggalkan ruangan itu barulah Clarissa menatap tajam kearah pintu masuk ruangan Arga. pintu yang baru saja dilewati oleh Arga dan Saryn untuk keluar dari ruangan itu.sementara itu Arga kini berjalan menuju ke lobi kantornya dengan tangan yang tanpa dia sadari masih menarik Saryn untuk ikut dengannya.Arga baru sadar jika dia masih menarik tangan Saryn saat beberapa karyawan memandang mereka.“Maaf,” ucap Arga kepada Saryn dengan tetap dingin seperti sebelumnya. Arga lebih seperti sedang menjaga sikapnya agar tetap terlihat kejam namun berwibawa di hadapan Saryn.“Ehm, Iya” jawab Saryn yang kini be