Ekstra Part Happy Ending
“Happiness is not something ready made. It comes from your own action," — Dalai Lama.
*****
Kondisi Evander dan Alexandra sudah membaik. Mereka diperbolehkan untuk pulang. Ayah dan ibunya menyempatkan diri menjemput keduanya saat pulang dari rumah sakit.
Tuan Edward bahkan memberikan mereka bulan madu menuju Maldives dengan pesawat jet pribadi yang bertuliskan E Sky di dinding pesawat.
"Ayah, kau benar-benar akrab dengan Ares sekarang ini," ucap Alexandra kala merangkul pinggang ayah mertuanya itu.
Tuan Edward menoleh ke arah Ares yang berjalan di sampingnya.
"Dia anjing yang pintar, semua yang aku perintahkan dia paham." Gurat kerutan di wajahnya nampak jelas kala ia tersenyum.
"Yah begitulah ayah kalian, ia bahkan sengaja pulang cepat untuk bermain dengan anjing ini. Dia sudah menganggap Ares seperti anak
Di sebuah club malam dalam kota metropolitan bernama New Bluex, dua orang gadis terlihat menikmati pesta dengan segelas wine di tangannya masing-masing."Alex, let's have a party baby!"Tania, gadis dengan rambut ikal berwarna cokelat, berseru seraya membenturkan dinding gelas kristal berisi wine itu pada gelas milik Alexandra.Gadis berusia 20 tahun dengan rambut pirang itu sudah terlihat mabuk. Namun, Alex tetap mencoba bertahan. Tubuh ramping berbalut dress Gucci itu terus bergerak gemulai seiring dentuman musik dalam club malam itu.
Sometimes, you never realize how the destiny will bring you to the next journey. Alexandra yang kesal langsung mengikuti anak kecil itu dan kakaknya. Ia ingin sekali mencubit pipi merah anak itu dengan keras. Maria, Kakak Selena, menarik lengan Alexandra dan bersembunyi di dalam sebuah gua di hutan itu. Gadis itu menaruh jari telunjuknya ke bibir. Isyarat matanya juga memerintahkan semua yang ada bersamanya untuk diam. Derap langkah kuda itu terdengar dekat. Terdengar juga beberapa langkah para prajurit saat memindai sekitar. Lalu, suara mereka perlahan pergi menjauh. "Ah, syukurlah… mereka pergi juga." Gadis itu menghela napas panj
Under the blue sky, seeing the beautiful scenery, you already feel save and free, but the fact is not.***Di sebuah kastil nan megah yang terletak di dalam wilayah kerajaan Anathema, seorang pria sedang memandang ombak yang bergulung menampar dinding kastil miliknya. Bangunan megah itu terletak di pinggir lautan biru yang luas.Seorang pria bertubuh tinggi dan tegap memandang birunya lautan dengan mata birunya yang teduh. Rambut merah itu terlihat bersinar karena pantulan cahaya mentari pagi kala itu."Permisi Yang Mulia, boleh saya masuk?"
You never know and can't choose which person that you want to meet when destiny lead you to meet that person that you not want to meet.***"Hei, apa yang sedang kau lakukan di situ?" seru Evander.Teryata sosok yang dilihat Alexandra adalah penguasa Kerajaan Anathema. Sang raja itu sering berkunjung ke Sungai Esen sendirian tanpa pengawalan. Dia juga menyamar menjadi rakyat biasa saat menuju ke sungai itu.Tujuan ia melakukan hal itu karena ingin melihat rakyatnya lebih dekat dan mendengar keluh kesah mereka mengenai pemerintahan
Sometimes, you will never know what destiny is waiting for you. *** "Di sana, Maria ada di sana bersama adiknya!" Pria bernama Jordan yang sakit hati pada Maria itu mengadu pada prajurit kerajaan. Akhirnya dua gadis itu ditangkap dan dibawa ke sebuah kastil di dalam wilayah kerajaan Anathema. "Lepaskan adikku, cukup bawa saja aku!" seru Maria meneriaki para prajurit itu. "Bawa mereka semua, anak kecil itu nantinya akan berguna!" Seorang prajurit berseru dari atas kuda yang ia tunggangi. Derai air mata mengalir di
They will forget so many good from you but they will remember one mistake from you.*****Alexandra masih berpikir keras bagaimana luka di punggungnya bisa menghilang. Apa karena makhluk mengerikan yang semalam berusaha membunuhnya?"Alex, apa kau mau membantuku di dapur kerajaan?" tanya Ibu Rose."Hah? Kau memintaku untuk memasak?" tanya gadis itu terperanjat tak percaya."Apa kau tak bisa memasak?"
Fight your way then you will feel happy and never regret."Kau pria yang kutemui di sungai Esen, iya kan?" tanya Raja Evander.Duh, sepertinya aku akan dipenjara karena sudah menghinanya dan membicarakan kekejaman dia kala itu.Alexandra berusaha menundukkan kepala menyembunyikan wajahnya dari tatapan sang raja. Pria itu menyentuh dagu si gadis dan membuatnya mendongak."Benar kan, kau si pemuda yang di sungai dan menumpang padaku menuju pasar," ucap Evander.
Love never wrong even love come in wrong place, wrong time and wrong person. ***** "Aku menemukannya!" Seorang prajurit berseru pada yang lainnya kala melihat sosok Alexandra di dalam hutan tersebut. Gadis itu bangkit dan menghampiri si prajurit. "Kenapa kau di sini?" Prajurit itu menatap Alexandra dengan tatapan tajam. "Aku tersesat saat melihat kelinci yang ingin aku buru tadi," ucapnya berbohong. "Lekas kembali, Yang Mulia mencarimu!"