“You can close your eyes to the things you do not want to see, but you cannot close your heart to the things you do not want to feel. ” — Unknown
*****
Alex baru sadar kalau ia sedang menyamar sebagai laki-laki. Ia langsung paham kenapa Evander sangat malu. Raja itu pasti mengira kalau ia baru saja mencium laki-laki. Ia menahan tawanya tetapi sang raja menangkap tawa dari gadis itu.
"Kenapa kau tertawa, apa yang kau tertawakan?"
"Kenapa kau menciumku, hahaha itu lucu tau
Being in one sided love is like we bang our heads against an invisible wall. — unknown.***Malam itu, Alexandra yang sedang berbaring di kamarnya bermimpi. Gadis itu terbangun di sebuah bukit yang tanahnya terjal dipenuhi kerikil yang menusuk sendi telapak kaki. Kedua kakinya sesekali diangkat karena merasakan sakit.Gadis itu masih mencoba menelisik ke sekeliling mencari tau sedang dimana dia berada kala itu. Suasana malam terlihat pekat. Alexandra ditemani malam yang pekat dengan pemandangan bintang berkelip di angkasa menemani bulan separuh. Tiba-tiba terdengar dua suara yang sedang berbincang. Gadis itu langsung bersembunyi di balik bebatuan yang besar."Tuan Ares apa kau sudah punya hadiah untukku? Besok kan ulang tahunku?" tanya si makhluk kerdil yang berjalan di depan sosok hitam diselimuti kabut. Hanya boleh mata yang merah yang terlihat."Hadiah? Kebun apel yang kuberikan dan boleh kau kelola di dalam gua rumahku masih kurang? Apa kau mau
The world is no longer the same, it is not always on our side, when we want to try, that's where happiness will be beautiful in its time. — unknown.*****Sinar matahari pagi menyapa dari balik tirai jendela kamar Alexandra yang baru dibuka oleh Ibu Rose. Sinar itu menyilaukan kedua mata gadis itu dan membuatnya terbangun."Aku ada dimana ini? Oh aku tahu ini rumah ibu Rose kan? Hmmm aku pikir aku akan terjebak lagi seperti semalam," ucap gadis itu seraya duduk dan mengucek kedua matanya."Apa kau bermimpi buruk, Nak?" tanya wanita itu seraya mengusap kepala gadis itu."Ya, Bu. Mimpiku semalam aneh sekali, dan aku bertemu dengan naga yang besar, warna hitam dan bermata merah," ucap Alex."Hahaha... kau ini, di sini hanya ada satu-satunya naga yaitu di bukit The Dark Hill, bukit kegelapan, dan sangat jauh dari sini. Jadi, bagaimana mungkin kamu bisa sampai sana? Tak mungkin kan? Sudahlah kau bersihkan tubuhmu dulu lalu antarkan sarapan pada Y
Never regret a day in your life; good days give happiness, bad days give experiences, worst day give lessons, and best day give memories. —unknown. ***** "Yang Mulia, lihat ada mayat!" seru Alex. Evander langsung terjun ke sungai dan menghampiri tubuh pria yang terapung dan tersangkut di ranting besar tepi sungai. Ia menyentuh leher pria tersebut dan masih merasakan denyut nadi pria itu berdenyut. "Dia masih hidup!" seru Evander. Ia menarik tubuh pria itu dan membawanya naik ke permukaan di dekat Alex. Gadis itu langsung membantu sang raja untuk membawa pria yang ditemukan itu naik ke permukaan. "Ah, berati sekali pria ini," gumam Alex. "Benarkah, dia masih hidup, sepertinya dia bukan berasal dari kerajaanku," ucap Evander. "Suhu tubuhnya dingin sekali, bagaimana kalau dia kita bawa ke dokter, eh maksudku orang yang bisa menyembuhkan orang sakit," ucap Alex. "Oh, maksudmu tabib. Ayo, aku tau tempatnya kita bawa
“Loving can cost a lot but not loving always costs more, and those who fear to love often find that want of love is an emptiness that robs the joy from life.” — Merle Shan*****"Alex, aku tau ini salah. Tetapi aku tak bisa menerimanya lagi, bagaimana jika aku mengaku bahwa aku menyukai mu," ucap Evander kala memeluk Alex.Ada keheningan tercipta saat itu, ucapan yang barusan itu membuat Alexandra terkejut dan tak tau harus berbuat dan berucap apa. Tubuh gadis itu gemetar dan tak bisa berucap apapun. Jantungnya seolah melonjak keluar dari rongga dadanya dan meluncur ke bawah.Bagaimana bisa sang raja itu menyatakan cinta padahal ia tahu kalau Alex di matanya adalah seorang laki-laki. Namun, setelah ia menghela napas dengan berat akhirnya gadis itu berani juga membuka suara."Tapi, kenapa harus aku?" hanya Alex."Entahlah, akhir-akhir ini aku tak bisa berhenti berpikir tentangmu, aku bingung dengan perasaanku, sampai akhirnya aku yakin
Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control. —unknown*****Alex menghampiri Raja Evander yang hendak menaiki kudanya."Aku ingin mengunjungi Tuan Josh, apa kau mau ikut?" tanya Alex.Tak ada jawaban dari sang raja selain wajah muram dan ketus yang ia tampilkan."Ada yang salah ya denganku hari ini?" tanya Alex.Tak ada jawaban lagi dari pria itu."Kau marah ya kepadaku?" tanya Alex lagi.Ia teringat dengan bungkusin kecil yang ia dapatkan dari Selena. Gadis itu membuat ikan panggang yang lezat."Kau mau mencicipi ikan panggang buatan Selena? Ini enak lho, aku akan membawanya ke rumah Tabib Morgan dan mencicipi bersama dengan Josh seraya mendengar kisahnya tentang Lycan?" tanya Alex."Oh, jadi pacar kecilmu sudah membuatmu tergila-gila dengan masakan buatannya, setelah tadi kalian bermain bersama dengan mesra? Hebat sekali, minggir kau, aku m
Find your destiny with brave. Fight it into your own way and successful in your life. – Vie. *** Devilla menghilang bersama para Lycan meninggalkan Alexandra di dalam hutan itu. Gadis itu menatap bayangan hitam di langit. Ia tersadar kala ia pernah melihat sosok tersebut. Dia akhirnya teringat mimpinya. Sang naga hitam yang bersama makhluk kerdil dalam mimpinya itu, kini terbang di langit pekat yang menyerupai langit malam hari itu. Gadis itu berpikir lepas dari ratu penyihir dan para lycan ia malah bertemu dengan naga besar yang ia yakini akan membawanya pergi dan membunuhnya. Namun, dugaan gadis itu salah. Sang naga pergi menghilang seiring dengan langit angkasa yang berubah menjadi biru kembali. Selena yang sedari tadi bersembunyi dari balik pohon besar mengintip dan menemukan Alexandra dari balik kabut asap yang perlahan menghilang itu. “Kak Alex!” seru Selena seraya berlari dan memeluk Alexandra. “Selena, kau tak apa kan? Tak ada yang ter
Home is where you're surrounded by other creatures that care about you". - Sandy****Alexandra melamun di sebuah taman dalam kerajaan. Entah kenapa gadis itu sangat merindukan panti asuhan tempat tinggalnya yang dulu. Kemudian, ia mengingat saat berada di sana, tempat yang penuh kehangatan.***Mentari pagi yang hangat menyambut Alexandra dan adik-adik panti asuhan. Ia selalu bersemangat membawa anak-anak di panti asuhan tempatnya bernaung untuk berolahraga ke tanah lapang.“Ayo dong semangat semuanya, kita pemanasan lari-lari kecil dulu ya anak-anak!” ajak Alexandra pada sepuluh anak panti yang dibawanya kala itu.“Kak, bolehkah aku bertanya?” tanya seorang anak perempuan yang rambutnya dikepang dua.“Boleh, memangnya Diana mau tanya apa?" tanya gadis itu sambil mencubit hidung si kecil.“Memangnya Kak Alex mau pergi ya dari panti?” tanya anak itu.Alexandra terdiam kala mendengar pertanyaan ana
Not being loved by someone you love hurts, but it sure will help you to grow up and to realize that they do not even deserve you. — unknown. **** "Siapa yang merindukanmu?" tanya Raja Evander yang tiba-tiba datang mengejutkannya. Pria itu sudah berdiri di samping Alexandra seraya bertolak pinggang. "Eh, sejak kapan Yang Mulia ada di sana?" tanya Alex. "Sejak kau melamun, apa kau sedang membayangkan gadis itu?" tanya Evander. "Gadis yang mana, maksudmu adikku Selena?" tanya Alex. "Iya, tunggu katamu dia adik?" "Iya, aku hanya menganggapnya adik. Oh, aku tau. Aku cemburu pada Selena, ya?" tanya Alex menunjuk pria itu. "Tidak, biasa saja, aku tak cemburu." "Iya kau cemburu, yeay aku suka kalau kau cemburu," ucap Alex. Tanpa pikir panjang lagi, ia malah memeluk Evander dengan mesra. Pria itu langsung tersenyum bahagia mendapat pelukan tersebut. Namun, derap langkah kuda para prajurit membuat keduanya tersent