Share

Melupakan malam itu

Pria yang tidur dengan Rihana, baru saja terbangun dan melihat Rihana sudah tidak berada di kamar itu. Pria dengan bola mta berwarna hitam pekat, serta hidung mancung dan rahang kuat itu, mengedarkan pandangan di seluruh ruangan itu, tapi tetap saja dia tidak menemukan Rihana di sana.

“Apa dia pergi begitu saja?” Pria itu bertanya-tanya.

Pria bernama lengkap Melvin Mahendra itu menyibakkan selimut yang menutupi kaki, lantas mengangsurkan kaki dan berniat pergi ke kamar mandi.

Kebetulan semalam Melvin baru saja menemui kliennya, saat akan pergi malah bertabrakan dengan Rihana dan melihat kalau wanita itu dalam kondisi tidak baik-baik saja. Mendengar suara pria yang mencari keberadaan Rihana, membuat Melvin akhirnya membawa wanita itu pergi, terlebih Rihana juga memegang kartu kunci kamar yang terdapat di salah satu klub malam itu.

“Apa ini?” Saat akan pergi ke kamar mandi, Melvin menemukan sepucuk surat di atas nakas.

Pria itu pun memilih mengambil surat itu, lantas membaca isi di dalamnya.

‘Maaf karena sudah membuat Anda terjebak satu malam dengan saya. Saya akui jika semua karena kelalaian dan kesalahan saya, sehingga saya pun tidak akan menuntut apa pun kepada Anda. Saya harap, Anda bisa melupakan apa yang terjadi malam ini di antara kita. Saya pun akan melupakan apa yang sudah terjadi kepada saya.’

Melvin membaca pesan yang tertulis di kertas itu dengan ekspresi wajah datar, bagaimana bisa Rihana meminta melupakan kejadian semalam begitu saja.

“Melupakan? Apa kamu pikir bisa semudah itu?”

Melvin menarik satu sudut alisnya, meraih ponsel untuk menghubungi seseorang. Dia hendak meminta seseorang untuk mencari dan menemukan Rihana, kemudian membawa wanita itu ke hadapannya.

Namun, belum juga Melvin mendial nomor orang kepercayaannya. Ponselnya sudah berdering dan nama sang mama terpampang di layar.

“Halo.” Melvin menjawab panggilan itu.

“Vin, pulanglah ke Amerika. Omamu dalam kondisi tidak baik dan ingin melihatmu.” Suara sang mama terdengar dari seberang panggilan.

Melvin menatap kertas yang dipegangnya. Dia ingin mencari keberadaan Rihana, tapi sang ibu malah memintanya untuk pulang.

“Pulanglah, Vin. Apa kamu ingin melewatkan kesempatan melihat omamu? Mama tidak tahu apakah omamu masih bisa bernapas sampai esok, jadi pulanglah. Berikan apa yang diinginkannya, yaitu melihatmu,” ucap sang mama membujuk.

Melvin benar-benar tidak punya pilihan, meski ingin tinggal di sana dan menemukan Rihana. Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan kepentingan keluarga, hingga akhirnya Melvin pun terpaksa pulang.

“Aku akan pulang dengan penerbangan paling awal.”

**

Di rumah Candra. Rihana dan anggota keluarga lain tampak duduk di ruang makan dan bersiap sarapan bersama. Terasa aura dingin di ruangan itu, membuat siapapun yang berada di sana akan merasa sangat tidak nyaman.

“Apa kamu masih akan mempertahankan keputusanmu?” tanya Candra saat mereka sedang makan malam. Ditatapnya Rihana yang duduk sambil memandang sarapan di meja.

“Ya,” jawab Rihana singkat. Dia memasukkan suapan ke mulut, kemudian mengunyah tanpa menoleh sang ayah yang mengajaknya bicara.

“Jika kamu masih bersikeras untuk membatalkan pernikahan ini, maka papa akan mencabut semua fasilitas yang kamu punya, bahkan mengambil posisimu dari perusahaan!” Candra bicara dengan nada tinggi, bahkan sorot matanya begitu tajam menatap Rihana, dengan rahang yang mengeras karena sejak pagi sudah dibuat naik darah oleh Rihana.

Candra terpengaruh ucapan Meghan, sehingga membuat keputusan tanpa memikirkan perasaan putrinya.

Rihana meletakkan sendok dan garpu dengan kasar di atas piring, menciptakan suara yang memekakkan telinga, hingga Meghan dan Monika—putri kandung Meghan, terkejut dibuatnya.

Rihana menatap tajam Candra, tidak ada rasa hormat atau takut karena sudah terlalu terbiasa mendapatkan perlakuan kasar dari sang ayah, meski dia juga anak kandung pria itu.

“Papa ingin mengambil semua fasilitas yang aku punya? Ambil saja!” Tantang Rihana yang kembali tersulut emosi. “Mau mengambil jabatanku? Ambil saja! Tanpa jabatan itu, aku bisa tetap hidup.” Rihana semakin menantang, membuat Candra begitu murka.

“Kamu memang anak durhaka!” Candra menggebrak meja, hingga membuat semua yang ada di sana terkejut, kecuali Rihana.

Rihana sudah terbiasa mendengar ayahnya membentak atau memaki, sehingga satu gebrakan meja bukanlah apa-apa untuknya.

“Kamu akan tetap menikah dengan Adam! Tidak ada penolakan, karena kamu tidak berhal memilih!” Candra tetap bersikukuh agar Rihana menikah dengan Adam.

Rihana berdiri dan menggebrak meja, tentu saja hal itu membuat Candra semakin naik pitam.

“Tidak! Sampai kapan pun tidak akan! Aku bukan wanita lemah yang hanya buta akan cinta, lantas menerima begitu saja Adam yang sudah berselingkuh! Jika Papa tetap memaksa, nikahkan saja Monika dengan pria brengsek itu!” kekeh Rihana.

Candra begitu murka, lantas berdiri dan melayangkan tamparan ke pipi Rihana.

“Kamu memang anak durhaka dan tidak tahu diuntung! Menyesal aku membawamu ke sini!” Emosi Candra meluap-luap, bahkan otot lehernya tercetak jelas di kulit.

Rihana tersenyum getir mendapatkan tamparan dari Candra, hingga menatap sang papa dengan bola mata berkaca dan tatapan benci.

“Kalau begitu, kenapa tidak bunuh saja aku saat masih dalam kandungan mamaku.” Setelah mengucapkan hal itu, Rihana pergi meninggalkan meja makan.

Adam semakin murka, hingga mendorong piring dan gelas di meja, sampai jatuh ke lantai dan menciptakan suara pecah yang menggema di ruang makan.

“Dasar anak tidak tahu diri! Kamu sama seperti ibumu!”

Meghan menahan senyum melihat Candra begitu murka, senang saat mengetahui suaminya semakin membenci Rihana dan mendiang ibu Rihana. Dengan begini posisi Meghan di rumah itu akan terus bertahan dan tidak akan ada yang mampu menggesernya.

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Sari 💚
aih, meski kamu harus balik ke Amerika, harus nya minta orang suruhanmu buat nyari tau Rihana. ckckck giliran nnti Meghan menguasai harta mu Candra, baru nyesal kamu
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
Keselll banget sama meghan gara gara dia Rihana jadi bertengkar dengan ayahnya
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
Candra Candra kasar sekali kamu pada anakmu, sabar ya Rihana kamu tinggal bersama orang yang sangat tak baik.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status