Share

Bab 11 : Meninggalnya sang ayah

Setelah itu, Amat dan Kamal berpamitan untuk segera masuk ke dalam taksi. Taksi yang sudah penuh segera berangkat meninggalkan terminal itu. Irwan dan teman-temannya hanya bisa melambaikan tangan mereka untuk mengantarkan kepergian Amat dan kamal.

Setelah hampir tujuh jam perjalanan, suasana desa yang asri mulai terlihat. Gunung yang hijau dan rimbunya pepohonan menyambut mereka di kiri dan kanan jalan. Suasana tenang seperti ini yang selalu Amat rindukan.

Kamal yang berada disebelahnya bertanya, "Kita sudah sampai mana?" Sambil menggosok-gosok matanya.

Amat tak langsung menjawabnya. Dia melihat kearah luar dan berkata "Kita sudah sampai Huwai!."

"Hah! Berarti kita Kelewatan!" sahut Kamal panik.

"Siapa suruh tidur terus!?" jawab Amat sambil tertawa.

Kamal langsung membuka matanya lebar-lebar dan mulai memperhatikan sekitarnya.

"Huwaian!" teriaknya kesal.

Amat hanya tertawa diiringi oleh penumpang lain yan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status