Share

Pria Impian

“Tenang, semua urusan akan dihandle oleh pengganti khusus yang sudah dipilih oleh Tuan Besar pemilik The Lion Bank sendiri. Pria muda bertalenta yang sangat luar biasa.”

Mendengar kalimat itu membuat Kakek Raharja mengurut dadanya. Mulai bisa bernapas sedikit lega. Ya, dia harus segera mendapatkan pinjaman kalau tak ingin menjual assetnya secara perlahan. “Apa masih lama?”

“Harusnya pengganti khusus Tuan Besar akan datang mengurus masalah ini sebentar lagi. Karena Beliau saat ini sedang ada acara lain dengan kolega penting dari Luar Negeri untuk membahas proyek baru mereka yang akan dibangun di Jepang.”

Dada Kakek Raharja langsung terlonjak kaget. Sungguh perkataan Ricko barusan semakin membuat mata Kakek Raharja tidak bisa berkedip. Sama seperti semua pasang mata yang saat ini sedang duduk di sana.

‘Ya ampun, seberapa hebat pemilik The Lion Bank itu?! Proyek barunya ada di Negeri Matahari Terbit?! Sungguh ini tidak bisa dipercaya. Dan dia mempercayakan semuanya pada pria muda pilihannya? Apakah itu keponakan atau putranya sendiri? Jika demikian adanya, Gizela harus mengajukan dirinya menjadi pendamping anak muda itu. Terserah saja wajahnya bagaimana, yang penting aku akan kaya raya dan tidak membutuhkan warisan rumah walet yang hanya akan menyusahkan itu.’

Nyonya Fitria membatin sambil mencolek lengan putrinya yang duduk tepat di sebelahnya.

“Kenapa Ma?” Gizela seketika menoleh ke arah ibunya.

Nyonya Fitria meminta putri semata wayangnya itu merapat dan mendekat ke arahnya melalui kodenya, lalu dia membisikkan sesuatu di telinga putri sematawayangnya.

Gizela tersenyum ketika mendengar apa yang dibisikkan oleh ibunya saat ini, yang sesungguhnya juga sudah terpikirkan olehnya ketika mendengar perkataan orang kepercayaan dari The Lion Bank itu barusan.

Sama seperti pikiran nyonya Fitria, bahkan nyonya Hesti sudah meminta putrinya langsung mendekat ke arah Kakeknya dan memisikkan sesuatu terhadap Kakeknya yang menjadi penentu di sana.

Sejak awal semuanya menolak ketika Kakek Raharja meminta kesediaan, dan itu karena mereka semuanya takut jika orang yang akan mereka temui saat ini adalah pria tua yang sudah berbau tanah. Akhirnya mereka semuanya berkomplotan untuk menjebak Jessica. Ya, Jesicca akan mereka jadikan tumbal untuk disodorkan dan ditawarkan kepada pemilik The Lion Bank. Siapa yang tak tahu kegilaan dunia bisnis selama ini. Pria memang sangat gampang ditaklukkan dengan tubuh wanita, apa pun itu maka semua kesulitan akan segera teratasi.

Jessica masih duduk terdiam di tempatnya dengan pikirannya yang kacau. Hatinya saat ini sedang berada di tempat lain. Ya, dia terus kepikiran dengan abang iparnya yang entah tinggal dan hidupnya bagaimana di luar sana. Dan itu sudah berlalu beberapa hari.

‘Kenapa aku tak punya nomor ponsel Abang Ipar? Harus bagaimana baru aku bisa mengetahui keadaannya?’ sesal Jessica membatin sedih. Jessica semakin resah memikirkan Joandra. Ya, itu semuanya karena selama ini yang diketahuinya Joandra tak ada tempat tinggal di sana karena dia memang datang dari Negara yang berbeda. Dan, 1 bulan belakangan ini selalu mengurus abang iparnya tersebut, membuat rasa sayang mulai muncul meski tanpa disadarinya. Ditambah dengan perasaan bersalahnya yang sudah gagal membela Joandra agar tak diusir dari kediamannya saat itu.

Memang. Tak ada yang tahu dengan jelas siapa Joandra itu. yang mereka ketahui Joandra adalah pebisnis muda kaya yang datang dari Luar Negeri. Mereka memang tahu jika Joandra adalah pemilik The Lion Grup. Tapi, mereka semuanya tak tahu jika The Lion Grup adalah pusat dari puluhan bisnis yang tersebar di berbagai Kota dan Negara. Dan salah satunya adalah, The Lion Bank. Induk dari segala cabang perbankan yang tersebar di seluruh Dunia.

Waktu terus bergulir, sampai pukul 9 malam pengganti khusus itu masih juga belum tiba di sana. Dan itu kembali membuat Kakek Raharja merasa ketakutan yang sangat jika saja dia tidak berkesempatan bertemu dengan utusan pemilik dari The Lion Bank tersebut, dan tentu saja semua rencana yang sudah mereka susun akan menjadi sia-sia. Tidak mendapatkan pinjaman dari Bank raksasa itu, sama seperti mereka harus kehilangan harta benda.

“Tuan Ricko. Apa utusan dari The Lion Bank belum selesai dengan koleganya?” Kakek Raharja kembali bertanya dengan wajahnya yang terlihat cemas, merasa takut jika sampai pertemuannya akan dibatalkan begitu saja.

“Sudah Kakek Raharja. Pengganti tuan besar akan tiba sebentar lagi.”

“Oh, syukurlah. Terima kasih Tuan Ricko,” ucap Kakek Raharja dengan senyuman yang langsung terukir di sudut bibirnya. Wajah tua yang sejak tadi terlihat tegang itu kini kembali berubah menjadi tenang.

Tiba-tiba pintu masuk ruangan private itu terbuka lebar. Tampak seorang pria bertubuh kekar dan memakai jas mewah mengkilap, melangkah dengan begitu tenangnya masuk ke dalam sana.

Menyadari pintu itu terbuka, semua yang ada di dalam sana langsung berdiri dari duduknya menghadap ke arah pintu dengan mata yang terbuka tak berkedip sama sekali.

Semuanya terlihat menundukkan kepala mereka ketika melihat seorang pria berstelan jas berwarna hitam masuk ke dalam sana, terkecuali Ricko yang hanya terdiam.

Tampaknya keluarga Kakek Raharja mengira jika pria berjas hitam tersebut adalah orang penting yang sejak tadi mereka tunggu.

Wajah nyonya Fitria dan nyonya Hesty terlihat berseri-seri ketika melihat paras pria muda yang memakai jas hitam tersebut. Meski tidaklah terlalu tampan, yang penting pria itu tidak cacat dan terlihat lengkap tanpa kekurangan satu apa pun. Dan yang paling penting lagi, pria muda itu adalah pemuda bersinar yang melimpah harta yang sudah menjadi orang khusus kepercayaan pemilik The Lion Bank.

Wajah Kakek Raharja juga terlihat sangat cerah. Dia senang ketika melihat pria muda itu terlihat gagah. Dan pria kaya itu akan menjadi menantu cucunya yang akan menyelamatkan kehidupan mereka setelah ini.

Madam Donna apa lagi. Meski memang pria muda itu tidaklah segagah dan setampan Joandra, mantan menantu yang sudah diusirnya itu, yang penting pria muda itu kaya raya. Dan Jessica tentu saja akan menjadi boneka pencetak uangnya ketika pernikahan itu terjadi. Namun, setelah beberapa saat kemudian, entah kenapa tiba-tiba Madam Donna terpikir dengan rencananya yang lain. Jika saat ini Gibran saja tak mampu membantunya, tentu pria itu harus segera ditinggalkan putrinya bukan?! Pikiran licik mulai menguasai hati dan pikiran Madam Donna.

“Claudia?”

Madam Donna memanggil putri sulungnya yang saat ini sedang berdiri di sampingnya, menyambut kedatangan orang penting yang mereka tunggu.

“Iya Ibu?”

“Kau lihat pemuda itu?”

“Iya Ibu. Palingan baru berumur 30an, dan lumayan juga sih tampangnya.”

“Ibu pikir penggantinya itu sudah tua. Bagaimana? Apa kamu mau menjadi istrinya?”

“Tentu  saja Ibu. Joandra sudah aku tinggalkan, Gibran juga tak bisa diharapkan sama sekali. Lagian Gibran tidak ada apa-apanya dibanding dengan pria ini.”

Claudia langsung berbelok arah dan menanggapi perkataan ibunya barusan. Tak mungkin dia membiarkan makanan segar lewat dari depan matanya begitu saja. Begitulah Claudia selama ini.

“Hahaa! Ibu tahu otakmu sangat encer. Baiklah, kalau begitu nanti kamu yang maju. Jessica tidak cocok dengan pria kaya muda seperti ini!”

Madam Donna kembali berbisik di telinga Claudia, dan ibu anak itu terlihat terkikik senang.

**

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gitarius
mak jang, mata duitan semua ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status