Share

Tersipu malu

Setelah dirawat dua hari akhirnya aku dibolehkan pulang. Aksen tentu setia merawatku. Sesekali kami salinh memandang. Semua perasaan bercampur berada di dekatnya.

Ternyata dicintai dengan tulus itu benar-benar sampai ke hati. Meski ada rasa takut yang terkadang mendera. Takut kehilangan yang kedua kalinya.

"Akhirnya sudah bisa pulang, ya," ucap Aksen yang sedang membereskan tempatku tidur. Nuraninya sebagai dokter tentu tak bisa dipungkiri.

"Ini karena suamiku yang hebat."

"Ini karena kamu yang berjuang, Sayang."

Arvian turut serta mendampingku yang akan pulang, dia setia menjagaku. Setidaknya perasaan lega Arvian sangat peduli denganku. Dilengkapi dengan Aksen yang begitu semangat melihatku pulang.

"Bund, Arvian langsung ke sekolah, ya, tadi izin terlambat," kata Arvian.

"Keren sekali kamu, Nak. Sampai izin telat segala."

"Sesekali memanfaatkan keadaan, Bund. Lagian itu sekolah milik ayah Brayen juga," sambungnya lagi. Jujur aku tidak suka, Arvian seperti anak yang semaunya. Meski ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Devira Islamiati93
kak lanjut dong cerita nya
goodnovel comment avatar
Nur Yamah
ini msih ada lanjutannya ga ya ......
goodnovel comment avatar
Humaira
next kilat kak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status