Share

Pernikahan Tak Diharapkan
Pernikahan Tak Diharapkan
Author: Dian Alfina

Bab 1. Pengantin Baru

Delia Anastasya menghembuskan nafasnya pelan menatap pantulan dirinya di cermin.

Gaun putih panjang melekat di tubuh proporsionalnya membuat penampilannya malam ini begitu cantik. Hanya saja, semua terasa percuma karena Rafael Ardinata–calon suaminya–justru enggan menatap Delia.

Bahkan sebelum acara, Rafael mencekal tangannya keras untuk menunjukkan kebenciannya pada dirinya karena mengira perjodohan keduanya akibat permintaan Delia. Padahal, dirinya pun tak kuasa akan pernikahan itu.

Delia tak berani mengecewakan orang tuanya.

CEKREK!

Terdengar suara pintu terbuka.

Delia sontak menoleh dan menemukan sang ibunda, dalam balutan kebaya berwarna caramel yang sengaja dipilih bersama calon ibu mertuanya.

"Del, sebentar lagi kamu keluar, ya," ucap sang ibu cepat, “Rafael sudah selesai mengucapkan ijab kabul.”

Delia pun mengangguk–menahan degupan jantung yang semakin menggila.

Tak sengaja, ia melirik tangannya yang terdapat sebuah goresan luka dari Rafael.

Dengan cepat, ditariknya lengan gaunnya yang cukup panjang, sehingga luka itu dapat ditutupi meski terasa perih.

Delia menarik napas sebelum melangkahkan kaki menuju tempat akad berlangsung. “Aku pasti bisa.”

*****

"Sah!"

Terdengar gemuruh suara para tamu undangan–menandakan Delia kini resmi menjadi istri dari Rafael Ardinata.

Pertanyaannya, mampukah dirinya menjalani hari-hari setelah ini?

Dengan langkah gontai, Delia berjalan berpegangan erat pada lengan Mona, seakan meminta kekuatan.

Terlebih, saat ia menyadari Rafael hanya menatapnya datar di depan sana.

Tanpa sadar, tubuh Delia gemetar kala pria itu mendekatkan kepala ke telinganya, "Bagaimana? Semua sudah berjalan sesuai rencanamu, kan?" sinisnya.

Delia yang sejak tadi menunduk, menoleh sebentar.

Sejujurnya, ia tak tahu harus berbuat apa menghadapi pria yang sejak dulu dicintainya ini.

Delia akui, tujuh tahun yang lalu, ia sangat labil dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Rafael seutuhnya, hingga tak sengaja terlibat dengan kecelakaan yang membuat kekasih pria itu meninggal. Tapi, Delia tak pernah berniat melakukannya. Kekasih Rafael lah yang mengajaknya bertengkar di pinggir jalan, hingga tertabrak ….

Sayangnya, Rafael tak pernah mau mendengarkannya. Delia bahkan sampai menjauh dan trauma karena disalahkan begitu banyak orang. Namun, takdir mempermainkannya ….

Entah bagaimana, keduanya justru dijodohkan dan berakhir di pelaminan seperti ini.

Namun, tindakan Delia justru diterjemahkan lain oleh pria di hadapannya. "Kau tuli atau bisu?" desisnya tajam.

"Cukup Raf," lirih Delia. "Aku sedang tidak ada tenaga jika harus berdebat, aku lelah."

"Ck!” Rafael berdecih. “Wanita banyak drama macam kamu yang semua keinginannya harus terpenuhi, bisa lelah juga ternyata?"

“Kamu–”

Tanpa menunggu ucapannya, Rafael justru pergi entah ke mana.

Delia sontak menghela nafas pelan–berusaha untuk tetap tersenyum di hadapan tamu.

Hanya saja, setelah semua keluarga besar telah pulang, Rafael tetap tidak terlihat di mana pun.

Padahal, malam ini, orang tua Rafael sudah memesankan sebuah kamar hotel untuk pasangan baru itu menginap.

Dengan langkah berat dan menunjukkan bahwa ia baik-baik saja, Delia menuju kamar itu seorang diri.

“Hah,” lenguhnya lelah.

Perempuan itu memutuskan menuju kamar mandi–hendak mengganti gaun pernikahannya itu dengan baju rumahan biasa.

Namun, baru saja ia membuka resletingnya, ia mendengar suara pintu terbuka.

Segera, Delia menaikkan kembali gaunnya.

"Raf, apakah itu kamu?" tanyanya.

Hanya saja, tidak ada jawaban sama sekali.

Delia sontak keluar untuk memastikan apakah benar itu Rafael. Namun, ia justru terkejut menemukan pemandangan di depannya.

Suaminya itu tampak melirik Delia sebentar sebelum mencium wanita sexy yang tak dikenalnya sama sekali.

Tubuh perempuan itu gemetar. "Siapa dia, Raf?"

"Ini Gladis,” jawab Rafael tampak bangga memperkenalkan wanita di sampingnya, “kekasihku!”

Mendengar itu, Delia tertegun. Matanya tak lepas menatap suami dan wanita tersebut yang saling bermesraan di depannya.

"Hei, kau!" tunjuk wanita bernama Gladis itu mendadak ke arah Delia. "Untuk apa kau masih berdiri di situ? Keluarlah, aku ingin bersenang-senang dengan kekasihku!"

Deg!

Seorang istri terusir oleh kekasih dari suaminya sendiri? Delia pikir ini hanya akan terjadi di sinetron yang biasa Bibi di rumahnya tonton. Tapi, ternyata, ia juga mengalaminya…?

Hati Delia terluka. Tetapi, alih-alih menunjukkan amarahnya atas perbuatan Rafael, perempuan itu justru menghela napas, sebelum berkata, "Ya aku akan keluar."

Ia segera keluar dari kamar hotel tersebut meski tak tahu harus ke mana.

Yang Delia bisa lakukan hanyalah berjalan menyusuri lorong guna keluar dari bangunan megah tersebut.

Drrt!

Ponsel Delia berbunyi.

Segera, wanita itu mengambil dan membukanya. Ternyata, itu sang sepupu yang juga atasannya di kantor. 

“Delia, kau sedang di mana?” ucapnya dengan khawatir, “Suamimu itu tak macam-macam denganmu, kan?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status