'Ternyata di rumah sakit juga ada seorang makelar,' Ava menggeram tak habis pikir. Bagaimana mungkin hanya untuk sebuah kertas antrian saja Sarah harus mengeluarkan lima puluh dolar? Tak henti-henti Ava bertanya dalam hati. Bukankah ini namanya sebuah pemerasan?Dia ingin sekali menahan Sarah agar tidak memberikan uang pada orang itu. Namun, sayangnya sudah terlambat. Sarah langsung memberikan uang itu pada makelar tersebut.Jadi, Ava seketika tercengang mengamati ulah sahabatnya."Apa kamu tidak merasa orang itu sedang memeras kamu?!" Ava menarik tangan Sarah sambil memelototi sahabatnya."Apa-apaan sih? Aku tidak merasa dia memeras uangku jika yang kudapat adalah untuk bertemu Dokter tampan itu." Sarah tertawa bahagia ketika di tangannya kini sudah ada nomor antrean. Dia langsung mengajak Ava berjalan ke dalam lift untuk periksa pada Dokter Rick.Ava tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia terkejut melihat seberapa antusias Sarah ingin bertemu Rick. Hanya saja, kini terbersit pertan
Ava memanyunkan bibir ketika membaca pesan masuk dari Sarah, lalu menggulirkan jemari untuk membalas pesan.Ava: [Ya]Sarah: [Kapan?]Ava: [Seminggu yang lalu.]Sarah: [Ternyata kamu bercerai dari James hanya untuk menikahi pria luar biasa. Apa itu adalah pria pelanggan toko bunga Ibumu? Aku juga mau! Katakan pada Ibumu untuk mencarikan aku satu yang seperti Dokter Rick]Alis Ava tiba-tiba saling bertaut. Dia memang menikah dengan Rick belum lama. Hanya saja, dugaan Sarah salah. Rick bukan pelanggan toko bunga ibunya, dia mengenal Rick secara tak sengaja. Ava tiba-tiba terdiam. Dalam pikiran Ava terlintas bayangan Robin, pelanggan toko bunga milik ibunya yang kebetulan minggu lalu bertemu dan memberi Ava tumpangan mobil. Sepertinya, Robin adalah orang yang cukup hangat, pikir Ava yang berpikir akan menjodohkan Robin dengan Sarah.Ava: [Tenang, kamu pasti akan mendapatkan satu seperti dia]Ava tersenyum sambil mengetik di layar ponselnya. Rick tentu saja tahu bahwa Ava dan temannya s
"Jika perusahaan Eternal Pharma ada di bawah kekuasaan Group Mart, tidak menutup kemungkinan bisa kembali bangkit, Nek." Rick menanggapi ucapan Esmee dengan begitu tenang.Group Mart adalah salah satu perusahaan terdepan dalam negeri dalam beberapa waktu ini. Meskipun bukan perusahaan terbesar, tetapi cukup berkembang pesat. Kekuatan perusahaan Group Mart tidak bisa disepelekan.Esmee tidak senang mendengar jawaban dari Rick. Dia kembali berkata, "Kamu tidak pernah bertindak gegabah seperti ini, Rick.""Aku sudah memikirkannya dengan begitu matang, apanya yang gegabah, Nek?" Rick balik bertanya sambil tersenyum tipis.Sementara itu, Ava duduk di ruang tamu menunggu Rick yang kini di ruang baca bersama neneknya. Sejak perusahaan Eternal gulung tikar, group chat menjadi sepi. Namun, entah ada apa mendadak group chat menjadi sangat heboh. Sepertinya Ava telah melewatkan sesuatu, ketika melihat grup chat, tiba-tiba wajah Ava menjadi pucat pasi. "Ini tidak mungkin! Kenapa James harus mun
Ketika Ava membuka mata, dia mendapati ibu jari Rick sedang mengelus-elus bibirnya dengan halus."Aku mau tidur," kata Ava yang kemudian memaksa menutup mata begitu erat. Keberadaan Rick membuat jantungnya merasa tak keruan."Ya, tidurlah." Setelah mengatakan itu, Rick langsung mengangkat tubuh Ava dari sofa dan membuat Ava refleks mengalungkan tangan pada leher Rick untuk pegangan.Rick membaringkan Ava di atas kasur dengan hati-hati, lalu dia membaringkan diri di samping Ava. Ava mengerjapkan mata berkali-kali. Saat dia menoleh wajah untuk menatap Rick, pria itu sudah tertidur dengan begitu tenang, sementara sentuhan tangan Rick masih terasa di bibir Ava.Dia tidak mengerti kenapa bisa merasakan hal seperti ini pada Rick.Setelah menimbang-nimbang dan membulatkan tekad, akhirnya Ava menyingkap selimut dan segera bangun. 'Aku lebih baik tidur di sofa,' gumam Ava dalam hati. Baru saja dia akan bangkit, Rick langsung menarik dan memeluk Ava hingga wanita itu tidak bisa bergerak."J
Ava dan Sarah masuk menuju ruangan yang sudah disediakan James dan Scarlett. Sudah banyak orang yang hadir di sana, tetapi pemilik acara belum muncul. Karena seluruh tamu yang hadir adalah alumni universitas, tentu saja mereka tidak kaku satu sama lain. Ava sebenarnya tidak menyukai suasana yang begitu ramai, tetapi dia suka bernyanyi. Dulu saat bersama dengan James, dia sering menyanyikan lagu untuknya. Beberapa lagu sudah dinyanyikan, Sarah juga terlihat asik bermain batu kertas gunting dengan teman lainnya."Ava, sepertinya kamu akan jadi penguasa mic malam ini," sindir salah satu teman yang berdiri di samping Ava. Yang disindir bergeming, Ava masih saja asyik bernyanyi membelakangi orang-orang sekitar.Hingga akhirnya James dan Scarlett muncul, suasana menjadi sunyi seketika. Kecuali Ava yang tidak mengetahui kehadiran pemilik acara itu.James terpaku menatap Ava yang sedang asyik bernyanyi. Setelah beberapa minggu tidak bertemu dengannya, Ava terlihat begitu pangling.Rambutn
Rick dan Ava membisu sepanjang perjalanan hingga tiba di kediaman keluarga Rick. Wanita itu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Setelah tiga puluh menit berlalu, Ava mengamati bibirnya di pantulan cermin. Bibir Ava kini merah dan sedikit bengkak. Tadi Rick menciumnya begitu kasar hingga terasa perih."Memangnya kau ini anjing, kenapa terasa sakit seperti digigit?" Ava menggerutu sebelum membuka pintu kamar mandi.Aroma segar khas orang habis mandi tercium tipis ketika Ava keluar. Rick duduk bersandar di sofa panjang, wajahnya yang tenang tampak sedikit lelah."Apa malam ini kita tidur bersama?" Ava berdiri di ambang pintu kamar mandi.Rick mengangkat kepala menatap sang istri. Dari suara Ava, jelas betul Rick bisa menyimpulkan bahwa Ava seperti keberatan untuk tidur bersama.Sorot mata Rick berubah tajam penuh amarah. Dia berdiri menghampiri Ava sambil membuka kancing kemeja. Apa yang dilakukan Rick membuat Ava gemetaran hingga melangkah mundur menghindari sang suami.
"Jelaskan kenapa kau tak memberitahuku bahwa sekarang pemilik Eternal Pharma adalah suamimu?!"Ava meninggikan bahu sebelum berkata, "Jangan menatapku seperti itu! Aku tak tahu apa-apa." Ava bukan asal bicara. Dia sungguh tak mengetahui apa pun tentang Rick."Halo, semuanya. Namaku Rick, dan mulai hari ini aku sudah resmi mengambil alih Eternal Pharma. Untuk masalah pekerjaan, asistenku akan menjelaskan semuanya pada kalian. Terima kasih atas perhatian kalian semua."Rick hanya datang unjuk diri saja dan menandatangani surat perjanjian. Ketika rapat pun dia tak berlangsung lama mengikuti rapat tersebut. Hanya lima menit saja. Mata Ava membeliak menatap tak suka pada Rick. Dan sebelum Rick beranjak pergi, tatapannya tertuju beberapa detik pada sang istri."Ava!" Sarah menyikut sahabatnya itu ketika Rick pergi begitu saja.Ava bergeming dan tertunduk. Pikirannya saat ini benar-benar kalut. Kenapa harus Rick? Bukankah Rick hanya seorang Dokter? Apa pria itu memiliki status lain yang t
Ketika Ava kembali ke meja kerjanya, dia disambut rentetan pertanyaan kenapa Ava dipanggil ke kantor pimpinan. Ava yang risih akhirnya buka mulut dan berkata, "Aku hanya disuruh membersihkan ruangan Tuan Rick. Bukannya petugas kebersihan sudah berhenti 'kan?""Uh, seharusnya tadi aku saja yang dipanggil. Enak sekali karyawan seperti kamu bisa berlama-lama melihat Dokter Rick.""Ava, apa Dokter Rick akan sering datang ke perusahaan ini?""Kapan aku diberi kesempatan melayani Dokter Rick?"Keluh kesah teman-teman sekantornya membuat Ava menggeleng pelan dan menunduk. Dia ingin sekali memberitahu mereka bahwa pria itu tampangnya saja tampan, kelakuannya sungguh menyebalkan! Jika saja Rick seekor semut, tentu dirinya akan menghabisi monster itu!Setelah melanjutkan pekerjaannya dan tiba waktu istirahat, Ava mendapat beberapa panggilan tak terjawab dari Rick.Tepat ketika waktu menunjukkan pukul 12 siang, Rick kembali menghubunginya, tetapi Ava tersenyum jahat menolak panggilan."Oy, pen