Share

Pernikahan Dadakan dengan Majikan Arogan
Pernikahan Dadakan dengan Majikan Arogan
Author: SashiArumi

Bab 1

"Menikahlah denganku!" Arjuna menatap tajam wanita di depannya yang tampak terkejut. Namun, sedetik setelahnya wanita itu menampakkan raut tenang seperti biasanya.

"Apa maksud Anda, Tuan?" tanya wanita berkulit putih itu.

Arjuna berdecak kesal. "Menikahlah denganku!" ulangnya ketus.

Kening Ana berkerut, tadi dia mengira akan disuruh membuat kopi seperti biasanya. Bukan malah dilamar dengan cara yang aneh. Ah, lebih tepatnya dipaksa.

Karena nada suara Arjuna sama sekali tidak ada kesan lembut seperti orang yang tengah melamar. Melainkan seperti seorang majikan yang penuh perintah. Lantas, bagaimana caranya dia bisa percaya jika laki-laki di depannya ini berkata serius?

"Maaf, Tuan. Sepertinya Anda sedang kurang sehat, hingga berbicara aneh seperti itu, mungkin Anda butuh beristirahat. Saya permisi dulu." Ana berlalu begitu saja tanpa menunggu tanggapan sang majikan.

Arjuna melongo. Apa yang dikatakan pembantunya barusan? Dengan amarah tertahan, Arjuna mendesis tajam, "kamu bilang aku gila?!"

Ana menghela napas berat, berusaha sabar menghadapi tuan mudanya yang angkuh itu. "Sebutkan kata-kata saya yang bermakna seperti itu, Tuan?" 

"Kamu tadi bilang aku tidak sehat?"

"Memangnya sejak kapan tidak sehat berganti arti menjadi gila?" tanya Ana masih mempertahankan kesopanannya. Jika bukan karena uang, mana mau dia diperlalukan semena-mena.

"Berani jawab kamu, ya?!" geram Arjuna. Matanya memandang tajam wanita yang baru saja dia lamar itu.

"Saya hanya meluruskan kalimat saya. Agar Anda tidak berpikir macam-macam."

Arjuna berdecak kesal. Karena tidak menyangka, pembantunya yang selama ini terlihat pendiam bisa menjawab semua kalimatnya. Ah, sepertinya dia telah salah membuat penilaian selama ini.

"Apa Anda masih ada perlu dengan saya? Kalau tidak saya permisi dulu," pamit Ana sambil berlalu begitu saja tanpa menunggu balasan sang majikan.

Kalimat tersebut membuyarkan kesemrawutan pikiran Arjuna. "Tunggu!" teriaknya. Untung saja ruangan ini kedap udara, jika tidak bisa dipastikan suaranya akan terdengar sampai luar.

Sementara itu Ana langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar perintah itu. Dengan berat hati wanita itu membalik tubuhnya. Menatap laki-laki yang tersenyum penuh kemenangan, saat berhasil mencegah Ana pergi.

"Aku punya penawaran menarik untukmu."

Alis Ana terangkat mendengar pernyataan itu. Bibirnya masih terkunci sebab majikannya tampak akan berbicara lagi.

"Semua hutangmu akan aku lunasi jika kamu bersedia menikah denganku."

"Maksud Anda?" tanya wanita bertubuh mungil itu dengan sopan. Meski amarah sudah menguasai hatinya karena bisa menebak arah pembicaraan ini.

"Aku tau kamu butuh banyak uang karena itu bersedia kerja di sini meski hanya sebagai pembantu. Padahal jika dilihat-lihat, kamu bisa mencari pekerjaan yang lebih layak."

"Jaga sikap Anda!" hardik Ana saat sang majikan memandang dirinya dari atas sampai bawah. "Lagipula jangan sok tau, memangnya dari mana Anda mendapatkan info itu?" Tembok kesopanan yang Ana bangun sejak tadi, perlahan runtuh.

"Rahasia." Arjuna tersenyum miring. Meremehkan pertanyaan asisten rumah tangganya.

"Anda menyelidiki saya?" tebak Ana. Ya, bukankah hal seperti ini biasa dilakukan orang kaya, guna mengintimidasi kamu lemah sepertinya?

"Bukan menyelediki, tapi mencari tau. Karena sebagai majikan aku harus tahu asal-usul pegawaiku. Agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari." Tuan muda sombong itu, menyilangkan tangan di dada, senyum miring tergambar di bibirnya.

Ana berusaha tak memutar bola mata mendengar nada sombong tuan muda itu. "Maaf, Tuan. Saya tidak tertarik. Permisi."

Dengan segera Ana kembali melangkahkan kaki. Terlalu malas jika harus berhubungan dengan orang kaya yang suka seenaknya.

Nyatanya di rumah besar tempatnya bekerja ini, hanya satu majikan yang benar-benar baik. Sisanya? Menyebalkan semua!

"Aku akan membebaskan ayahmu dari penjara, dan semua hutangmu akan aku lunasi!"

Sudut hati Ana terasa nyeri karena rasa marah dan juga akibat Arjuna membahas hal yang begitu pribadi. Tangan yang berada di gagang pintu terkepal erat membuktikan seberapa marahnya perempuan itu sekarang. "Seberapa banyak yang Anda tau tentang saya?"

"Cukup banyak. Hingga aku tau semua tentang masa lalumu."

Ana berbalik, senyum sinis tergambar di bibir mungilnya. Dia tidak peduli lagi pada aturan kalau pegawai harus sopan pada majikannya. "Apakah untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Anda selalu melakukan cara menjijikan seperti ini?"

Laki-laki di balik meja kerjanya itu memandang tajam pada Ana. Tampak sekali kalau dia tersinggung dengan ucapan pegawainya. "Menjijikkan katamu!" desis sang tuan muda.

"Memangnya ada kata lain yang lebih pantas, untuk menyebutkan perbuatan Anda yang melampaui batas?" ujar Ana penuh penekanan.

Tidak ingin perdebatan ini berlarut-laut, akhirnya Arjuna memberi penawaran yang terakhir. "Dengarkan aku baik-baik! Ini penawaran terakhir. Menikah denganku, maka akan aku lunasi ayahmu secepatnya!"

Laki-laki itu masih memandang Ana dengan tajam, yang dibalas tidak kalah tajam oleh Ana. Seakan mereka sedang bersaing untuk memperoleh kemenangan. Dengan cara mengitimidasi lawan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status