Bingung dengan apa yang hendak di masak, Aisyah mengusulkan makan mie sore hari itu. Asisten Dishi tak membiarkan Aisyah menyentuh peralatan dapur, dengan sigap dirinya yang hendak memasak untuk gadis yang ia cintai. Sudah selama 3 bulan, Asisten Dishi terus dibayangi oleh Aisyah.
"Aku tidak tahu lagi. Ada apa denganku ini? Kenapa aku bisa sangat mencintai Aisyah, sedangkan aku tau jika dia adalah anak dari Tuanku sendiri." gumam Asisten Dishi masih mengaduk mie yang ia masak.
Lima menit kemudian, mie rebus dengan topping irisan sayur telah siap. Tak luma telur rebus dua bagian juga ikut serta berenang dalam kuah mie rebus tersebut. Tidak lupa Asisten Dishi juga menyiapkan air dingin.
"Tara, silahkan dokter manis. Hanya ini yang bisa dimasak cepat. Atau kamu mau makan nugget?" ujar Asisten Dishi perlahan menyodorkan mangkuk di depan Aisyah.
"Ah tidak. Bersyukurlah bisa makan apa aja hari ini. Di luaran sana, masih banyak orang yang
"Kak Aisyah, kau datang bersama dengan Asisten ini?" tanya Gwen."Assalamu'alaikum," Aisyah mengetuk kening Gwen. "Usahakan jika bertemu dengan orang, sesama muslim juga, ucapkan salam terlebih dahulu, Gwen." tegur Aisyah.Mereka masuk bersamaan. Terlihat Feng sedang bercengkrama dengan Tuan Wang di sana. Sepertinya antara keluarga Wang dan juga Hao sudah mulai membaik karena Chen sendiri. Aisyah dan Gwen menyapa mereka dan Tuan Wang mempersilahkan keduanya duduk.Mulailah perbincangan asik diantara mereka. Terlihat hanya Aisyah dan Agam saja yang diam menyimak perbincangan mereka. Sebab, saat itu mereka tengah membicarakan masalah tiga keluarga yang sebelumnya saling bermusuhan. Yakni keluarga Lim, keluarga Hao dan juga keluarga Wang tentunya."Aku keluar dulu, mau menelpon Ayah. Sejak tadi pagi aku belum menelpon beliau," pamit Aisyah. Disusulah oleh Agam dengan alasan yang sama menghubungi Uminya di rumah sakit.Aisyah benar menelpon Ayahnya dan
Hari yang dilalui Aisyah dan Gwen sangat indah di Tiongkok. Tiba saatnya Agam harus kembali ke tanah air karena memang ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.Pagi itu, Gwen mengantar Agam sampai ke Bandara. Terlihat sekali Gwen khawatir padanya. Gwen memberikan sebuah kalung pemberian Chen untuk Agam."Apa ini?" tanya Agam."Itu cangkul. Ya kalung lah! Apalagi?" jawab Gwen mengesalkan. "Orang melingkar dileher begitu, masa iya nggak tau, sih?" imbuhnya."Dek, saya tanyanya untuk apa? Saya tau kalau ini kalung," kata Agam dengan lembut."Eh, tanya yang jelas dong, Mas." ujar Gwen. "Kalung itu, pertanda supaya Mas Agam tidak lupa dengan janji Mas untuk melamarku!" seru Gwen menjelaskan.Agam hanya tersenyum, tak diingatkan saja, Agam tetap akan melamar Gwen dalam waktu cepat setelah pekerjaannya selesai dan menunggu kabar kesehatan dari Ibunya.Perpisahan itu terjadi. Ketika mereka saling melambaika
Di pesawat, Chen dan Asisten Dishi tak henti-hentinya tertawa mendengar penjelasan Aisyah dan Gwen tentang apa yang sudah mereka lakukan untuk Xia."Lihatlah, wajah dia begitu lucu engan lip warna merah menyala ini," tunjuk Gwen dengan potret Xia di ponselnya."Aku tidak pernah melihat kau memakai lipstik warna ini. Kapan kau pernah memakainya? Dan pasti akan terlihat menor sekali," tanya Chen menunjuk lipstik di photo Xia."Haha, mana ada aku pakai lipstik dengan warna merah menyala seperti ini. Ini sengaja aku beli memang untuk memberi kenangan pada gadis kecil itu."Tak henti-hentinya mereka menertawakan Xia. Sesekali gadis nakal seperti Xia memang harus diberi pelajaran agar bisa menghormati orang yang lebih tua darinya."Lalu, apa yang kalian katakan kepadanya, sehingga gadis seperti Xia ini mampu menurut?" lanjut Asisten DIshi."Aku bilang kepadanya, jika dia tidak mau menurut, aku akan menikahkan kakakku dengan wanit
"Apa kalian ingin mati sekarang?" -pesan yang Chen kirimkan kepada kedua saudarinya dan juga Asistennya.Mereka baru ingat jika Chen masih ada di dalam kardus. Aisyah meminta Ayah dan Ibunya tetap berada di depan pintu dan melihat kejutan yang mereka bawa."Eh, tunggu! Jangan masuk dulu, kami punya hadiah untuk Ayah dan Ibu!" seru Aisyah."Hadiah apa? Kulkas? Di rumah sudah ada 2, untuk apa kalian nambah lagi?" tanya Rebecca."Ini bukan sembarang kulkas, Mi. Yang ini lebih dingin, bisa menghasilkan uang dan sangat membahagiakan. Ayo kalian buka!" sahut Gwen."Kedua saudariku memang sedang mempermainkan diriku. Lihat saja, aku akan membuat kalian menjadi anak tiri nanti!" sulut Chen dalam hati.Mereka malah semakin lama membuka kardus tersebut. Sehingga membuat Chen lebih kesal lagi, lalu mengirim pesan kepada Aisyah yang berkata, "Apa kau ingin mengirimku ke surga? Kenapa lama sekali bukanya!"Perlahan, Aisyah
Perpisahan selama 22 tahun memang sangat menyakitkan. Tiga saudara kembar terpisah karena kasus penculikan yang dilakukan oleh seorang dari masa lalu. Triplets ini memiliki keunikan masing-masing. Memiliki sifat dan karakter yang berbeda.Chen Yuan Wang, si kembar sulung telah di culik ketika usianya 1 jam waktu di rumah sakit. Seorang masa lalu yang begitu membenci ibunya, hendak memisahkannya dengan salah satu anaknya.Pria 22 tahun ini tumbuh menjadi pria yang dingin, keras kepala dan juga sedikit posesif. Saat usianya 9 tahun, ia mengetahui kenyataan bahwa orang tua yang merawatnya, ternyata bukanlah orang tua kandungnya.Lalu, dia mencari orang tua kandungnya yang ternyata tunggal di luar negri. Dia juga baru mengetahui bahwa dirinya memiliki dua saudari kembar yang sangat cantik-cantik.Kedua saudarinya bernama Aisyah Adelia Putri dan Gwen Kalina Lim. Aisyah seorang dokter umu
Pagi di kampus, Gwen ini memang selalu digandrungi banyak sekali ciwi-ciwi yang hanya ingin caper dengan kakak sepupunya yang ada di Tiongkok saat ini, yakni Feng. Pernah beberapa kali dalam tiga tahun lebih di Gwen kuliah di kampus tersebut, diantar oleh Feng yang kebetulan sekali berlibur di Jogja. Fengying Haoucun namanya. Feng ini adalah kakak sepupunya. Ia berprofesi sebagai Dokter umum di Tiongkok sana. Tampang yang begitu menarik dengan mix China dan Korea menambah Feng semakin diganrungi para wanita. "Gwen!" teriak Desta, salah satu dari ciwi-ciwi tersebut. "Haih, mereka lagi. Ngapain sih mereka ini, caper mulu kerajaannya! Hasil ini duit juga kagak!" umpat Gwen dengan senyum palsunya. Ada dua gadis yang selalu nempel dengan Gwen, yakni Desta dan Indri. Mereka sama-sama menyukai Feng dan sering berebut informasi tentang sepupu jauh Gwen itu.  
Bab selanjutnya. "Sialan, beraninya dia mengusirku. Lihat saja, jika dia jatuh cinta kepadaku. Tau rasa dia!" umpat Gwen keluar dari kampus. Ketika keluar dari kampus, Gwen melihat ada seorang ibu-ibu yang dijambret. Tanpa berpikir panjang lagi, Gwen menghadang dua jambret yang mengendarai satu motor tersebut. "Woy, cari mati ya lu!" teriak jambret tersebut. Tanpa banyak bicara, Gwen mengeluarkan belatinya dan menancapkannya ke ban motor jambret tersebut. "Bosan hidup ya lu?" sulut jambret itu sambil menodongkan senjata tajamnya. "Siapa?" "Ya elu, bocah!" "Yang nanya, hahaha. Turun! Kerja
Bab selanjutnya."Lihat saja nanti, jika Kak Chen kembali … pasti aku yang selalu dimanja. Dan Aisyah, akan habis ditangan Kak Chen!" gerutunya."Mbak Gwen ini, kenapa terus menganggap Dokter Aisyah mengerikan? Dia ini sebenarnya baik, loh, Mbak." Perawat yang sebelumnya hendak di suntik oleh Gwen, tengah membalut luka di lengannya."Iya, dia itu terlalu tegas. Semua orang ngecap kalau dia baik dan aku buruk. Itulah!" umpat Gwen.Setelah mengantar Pak Raza dan Ibu Nur keluar, Aisyah bergegas masuk dan menelpon ibunya. Mengingatkan bahwa sore nanti acara pengajian di rumah Airy.Usai menelpon, Aisyah masuk dan mendapati Gwen tertidur di sofa yang selalu dipakai Aisyah untuk istirahat kalau tubuhnya lelah usai bekerja.