Hutan Kematian
"Da Jie, apakah sudah lebih baik?" Ketua Qilin menatap Fu Rui yang tengah berjemur di bawah sinar matahari pagi yang menerobos di sela-sela dedaunan di Hutan Kematian."Racun debu biji lotus tidak akan membunuhku, Yu." Fu Rui tersenyum tipis."Aku tahu tetapi sebuah racun apapun jenisnya tetap akan mempengaruhi tubuh kita." Ketua Qilin berdiri dan membawa mangkok obat yang baru diangkatnya dari atas api."Minumlah pelan-pelan selagi panas." Mangkok itu diberikannya pada Fu Rui.Wanita cantik berhanfu putih sederhana itu menerimanya dan meniup dengan hati-hati cairan di dalam mangkok agar mendingin."Yu, aku masih tidak mengerti. Mengapa Sekte Lotus Hitam menargetkan kita?" tanyanya pada Ketua Qilin yang kini duduk di sebuah batu, di sebelahnya."Entahlah! Aku rasa mereka menargetkan semua ketua sekte di Dataran Tengah. Kita hanya perlu lebih waspada saja." Ketua Qilin tersenyum, berusaha menenangkan kakak"Apakah aku mengganggu kalian berdua?" Lady Jing bertanya dan melangkah pelan mendekati mereka berdua."Sama sekali tidak Lady Jing. Kami masih memiliki cukup banyak waktu untuk kami habiskan bersama." Ketua Qilin tersenyum dan berdiri menyambut Lady Jing."Baguslah kalau begitu. Aku rasa kalian akan selalu bersama hingga akhir nanti." Lady Jing tersenyum dan melirik Fu Rui yang masih duduk di tempatnya."Apa yang membuat Lady Jing mengunjungi kami tiba-tiba seperti ini? Maafkan aku tidak bisa menyambutmu." Fu Rui tersenyum kecut menunjukkan kakinya.Lady Jing terkekeh pelan melihatnya. Bertahun-tahun mengenal Kakak beradik seperguruan dari Sekte Keabadian ini membuatnya cukup memahami karakter atau pun tabiat mereka berdua."Ketua Fu, aku mendengarkan kabar yang kurang menyenangkan akhir-akhir ini. Hutan Kematian tak lagi aman dilalui para pedagang atau pun pelancong dan pengelana. Aku rasa kita perlu melakukan sesuatu." Lady Jing duduk
"Benar, Da Jie sempat mencurigai Ketua Xin dan Lady Mu. Di Jianghu hanya ada Ketua Xin yang dapat menyamar menyerupai seseorang dengan tepat dan hanya Lady Mu yang dapat menirukan jurus milik orang persis sama." Lady Jing menatap Ketua Xinxin dan Ketua Fu Rui.Xinxin tidak memiliki senjata yang istimewa. Dia dapat dikatakan selalu melindungi dirinya dengan tangan kosong. Namun dia memiliki jurus yang membuatnya mudah meloloskan diri dari bahaya.Jurus Bayangan miliknya membuat Xinxin dapat menyatu dengan bayang apapun baik itu manusia atau benda. Sedangkan jurus Seribu Wajahnya membuatnya dapat menyamar menjadi siapa saja yang diinginkannya.Namun jurus yang paling ditakuti dari wanita cantik ini adalah jurus Pengambil Bayangan. Sebuah jurus yang jarang dia gunakan karena jurus ini bisa membuat lawan kehilangan roh begitu bayangan mereka disegel olehnya.Xinxin memiliki chi yang membuatnya bebas untuk memilih menggunakan senjata, kekuatan atau men
"Yu Ze!" Sebuah seruan menggema di tengah hutan. Sesosok melayang turun, kemudian berdiri di bawah pohon plum tua. Dia seorang pria muda berhanfu putih dan berjubah biru muda.Di tengah hutan yang sunyi hanya terdengar gemerisik daun yang tertiup angin. Tidak nampak satu orang pun di tempat ini."Untuk apa mencariku?" Tiba-tiba saja sebuah suara menyapanya.Pria itu mendongakkan kepalanya, menatap dahan pohon plum tua di mana sumber suara berasal. Seorang wanita cantik bergaun merah duduk santai di dahan sembari mengayunkan kakinya."Yu Ze! Aku tahu aku bersalah telah mengingkari janji kita. Jika kau marah kau boleh menghukumku tetapi aku mohon jangan mengganggunya juga keluarganya." Pria itu tiba-tiba lurh ke tanah dan terduduk menatapnya dengan tatapan memohon."Apa maksudmu?" Wanita cantik itu mengerutkan keningnya. Ditatapnya pria yang kini tengah menundukkan kepalanya dalam-dalam dengan seksama."Yu Ze bunuh aku saja! Jika i
"Ping'er, kau yakin?" Sekali lagi Kaisar Ao bertanya padanya.Ao Yu Ping terdiam kaku. Meski hatinya mulai ragu tetapi dia tidak bisa mundur lagi. Masalah ini terlanjur diketahui Kaisar dan bahkan seluruh pejabat istana. Perlahan dia menganggukkan kepalanya."Baiklah! Ping'er aku hanya ingin mengatakan satu hal, seorang Kaisar tidak akan mengingkari janjinya. Jika aku bisa menahan kibasan Kipas Besinya maka dia akan bunuh diri di sini, di hadapan kita tetapi jika aku tidak bisa menahan kibasan Kipas Besinya maka kau yang akan bunuh diri di tempat ini. Itu tidak bisa ditarik dan diubah kembali!"Kaisar Ao berdiri dan menuruni tangga menuju ke tengah aula. Dikeluarkannya Pedang Es dari sarungnya yang selalu tergantung di pinggangnya."Nona Yu Ze, mari kita mulai!" Kaisar Ao mengangkat pedangnya bersiap untuk bertahan dari kibasan Kipas Besi milik Yu Ze yang termashur."Tunggu!" Tiba-tiba saja Perdana Menteri Ming berseru dan menahan mereka
"Aku tidak pernah mengira Ketua Fu memiliki kisah hidup yang sangat menyedihkan." Xie Jing Cuan berkata seraya menepuk-nepuk kuda yang ditunggangi Xinxin."Hampir semua anak-anak yang lahir di masa peperangan mengalami hal yang sama. Wu Hongyi, Baoyu, Nyonya Ning, Nyonya Ling, kakak beradik Ang, Chao Yun, Ketua Rong bahkan kita berdua, Zhang Jiawu dan Ao Yu Long, semua lahir di masa peperangan dan menjadi korban dari keegoisan para penguasa." Xinxin tersenyum dan melirik pria berambut putih yang kali ini memintanya untuk menunggang seekor kuda."Kau benar, aku dan Ao Yu Long beruntung karena terlahir di tengah keluarga penguasa. Sebagian dari kalian benar-benar merupakan anak-anak korban perang." Xie Jing Cuan berhenti dan memetik bunga-bunga liar yang tumbuh di sepanjang jalan yang membelah Hutan Kematian."Anak-anak dan wanita selalu menjadi korban terbanyak dari sebuah peperangan." Xinxin bergumam dan menerima serangkaian bunga berwarna-warni dari Xie J
Nyonya Liu pergi membawa mereka menembus kegelapan malam. Namun karena sebagian besar adalah anak-anak, wanita dan orang tua, mereka tidak bisa bergerak cepat.Para prajurit Negeri Utara dapat menyusul mereka dan menyerang membabi buta. Negeri Utara merupakan sebuah negeri yang kuat dan makmur. Pasukan mereka dikenal sebagai pasukan barbar yang kejam dan tak kenal ampun.Mereka tidak segan membabat habis musuh mereka sekali pun itu wanita dan anak-anak. Mereka selalu menyapu bersih sebuah wilayah yang mereka taklukkan."Nyonya Liu!" Fu Rui ketakutan dan menggenggam tangan wanita itu erat-erat."Pergilah bersama yang lain. Aku akan menghalangi mereka." Wanita cantik itu tersenyum dan membelai kepalanya dengan lembut.Fu Rui menatapnya lekat-lekat. Terbayang kembali saat kedua orang tuanya tiada. Dia menghambur dan memeluk Nyonya Liu dan menangis terisak-isak."Gadis baik! Pergilah!" Nyonya Liu melepaskan pelukannya dan memberi isy
Wisma Nyonya Ning "Tian Min, ikutlah bersama Tuan Rong untuk menghadiri pertemuan di Manor Zhao." Nyonya Ning memberikan sebuah gulungan pada pemuda yang tengah membaca sebuah kitab."Jika aku ikut kesana, siapa yang akan menjaga Anda dan juga desa?" Tian Min menatap Nyonya Ning dengan khawatir."Jangan khawatirkan kami. Ketua Pang ada di sini. Orang-orang Sekte Elang Emas dan juga Klan Tang akan bergantian berjaga-jaga. Kau pergilah dan dampingi Ketua Rong." Nyonya Ning tersenyum dan duduk di sebelahnya.Dituangkannya teh hijau ke dalam cangkir dan menyajikannya untuk Tuan Min. Pemuda itu tersenyum dan menerima cangkir itu dan segera menyesapnya."Teh buatan Anda selalu enak dan harum untuk dinikmati." Tian Min memuji dan menyesap teh dengan hati-hati.Nyonya Ning tersenyum senang. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, dia merasa sangat beruntung dengan kedatangan Xiao Long waktu itu yang membawa kedua bocah yang kemudian mewa
Suasana di Tanah Bebas akhir-akhir ini cukup ramai. Tak terkecuali di Wisma Lonceng Naga dan Kedai Arak Qiutian."Arak kita masih tersisa?" Nyonya Ling bertanya pada seorang pelayan kedai. Seorang pemuda yang tengah sibuk membawa kendi-kendi berisi arak ke depan."Masih cukup Nyonya. Tetapi baru saja pelayan dari Manor Zhao dan Wisma Lonceng Naga memesan arak dalam jumlah besar." Pemuda itu mengeluarkan catatan dari balik jubahnya dan menunjukkannya pada Nyonya Ling."Wah sepertinya akan ada tamu-tamu istimewa di dua tempat itu." Nyonya Ling tersenyum tipis."Benar Nyonya, aku dengar dalam beberapa hari mendatang akan ada pertemuan besar di Manor Zhao," bisik pemuda tadi.Nyonya Ling menatapnya dengan serius. Berdiam diri sejenak. "Kalau begitu awasi terus situasinya. Dan sediakan arak yang banyak serta siapkan arak yang terbaik untuk Manor Zhao dan Wisma Lonceng Naga." Nyonya Ling menyahut dengan berbisik juga pada pemuda itu."