Share

Bab 14

Sofia dan Liam kembali ke Hotel Royal bersama-sama. Kata Liam ada barangnya yang ketinggalan, dia mau kembali untuk mengambilnya.

Liam memiliki postur yang tinggi, satu langkah Liam setara dengan 2 langkah Sofia. Untuk mengimbangi langkah Liam, Sofia sampai harus berlari.

Meskipun mengenakan sepatu datar, tumit Sofia agak sakit setelah berjalan seharian untuk mencari tempat tinggal.

"Aw ...." Tiba-tiba betis Sofia kram. Dia membungkukkan badan untuk mengurut kakinya.

Liam berhenti saat menyadari tidak ada suara langkah kaki yang mengikutinya. Ketika menoleh ke belakang, Liam melihat Sofia yang tertinggal jauh sambil berpose aneh.

Liam menghampiri Sofia dan bertanya, "Ada apa?"

Dengan malu-malu, Sofia menundukkan kepala dan menjawab dengan suara yang sangat kecil, "A-aku .... Kakiku kram."

Setelah mendengar jawaban Sofia, Liam langsung berjongkok dan mengusap betis Sofia. "Kaki yang ini?"

Suara Liam terdengar normal, dia juga serius membantu Sofia. Liam tidak terlihat seperti orang yang mencari kesempatan dalam kesempitan.

Walaupun Liam berniat baik, Sofia tetap merasa canggung dan gugup. Sofia agak tegang, dia salah tingkah dan tidak sengaja mengangkat kakinya.

"Jangan gerak." Liam menahan kaki Sofia.

Sofia tersenyum kaku dan menjawab, "Ah, nanti juga sembuh sendiri. Tidak perlu dipijit."

Liam tidak memedulikan ucapan Sofia. Dia lanjut memijat betis Sofia dengan lembut.

Dengan ditemani lampu yang menyinari kedua sisi jalan, cahaya yang hangat dan redup membuat Sofia terbawa suasana. Namun tak berapa lama, Sofia menggelengkan kepala dan menepis semua pikiran yang melintas di dalam benaknya.

Tidak, tidak boleh terpengaruh!

"Kak Sofia ...." Terdengar teriakan seorang wanita yang berasal dari kejauhan. "Aku kira salah lihat, ternyata benar kamu."

Sesaat menoleh, Sofia melihat seorang pria dan wanita yang berjalan menghampirinya. Meskipun langit sudah gelap dan pencahayaan terbatas, Sofia mengenali kedua orang itu.

Untuk apa Glen dan Vera berada di sini?

Vera merangkul lengan Glen sambil tersenyum lebar. Sebaliknya, raut wajah Glen justru terlihat masam, kemarahan tersirat jelas di kedua matanya.

Sesaat melihat mereka berdua, reaksi pertama Sofia adalah pergi. Dia sampai lupa kalau Liam masih mengurut kakinya yang kram.

"Sudah baikan," Sofia berbisik sambil menarik tangan Liam.

Liam melepaskan kaki Sofia, lalu bangkit berdiri. Di saat bersamaan, Vera dan Glen sudah berdiri di samping Sofia.

"Kak Sofia, kamu ngapain di sini?" Vera berpura-pura bersikap ramah.

"Nggak ada urusan sama kamu." Sofia muak melihat kemunafikan Vera. Kemudian Sofia menarik lengan Liam dan berkata, "Ayo, kita pergi."

Namun sebuah telapak tangan yang hangat menarik dan menghentikan Sofia. "Sebentar."

Liam menyeringai saat melihat telapak tangan yang menyentuh Sofia.

Glen mencegat Sofia pergi, lalu memelototi Liam sambil bertanya, "Dia siapa?"

Glen bersikap seperti orang yang menangkap basah perselingkuhan istrinya.

"Nggak ada hubungannya sama kamu," Sofia menjawab dengan ketus, lalu menepis tangan Glen dan menggandeng erat tangan Liam.

Jawaban Sofia sontak membuat Glen murka. "Nggak ada hubungannya sama aku?"

Glen mendorong Vera, lalu beranjak ke hadapan Sofia dan berkata, "Sofia, kamu lupa, ya? Kita belum bercerai! Aku masih suamimu!"

Kedua mata Glen tampak memerah, dia benar-benar murka. Awalnya Sofia mengira kalau Glen hanya bersandiwara untuk meraup lebih banyak keuntungan, tetapi setelah melihat reaksinya ....

"Aku nggak lupa, kok." Sofia menjawab dengan santai, "Kayaknya kamu yang lupa, selingkuhanmu lagi hamil, 'kan?"

Glen langsung tertegun, dia kelihatan agak panik. Begitu mendengar pertanyaan Sofia, Vera pun mengamuk dan menarik Glen. "Glen, apa maksudmu? Kamu masih mencintai dia? Kamu mau kembali sama dia?"

Vera menarik, memukul, dan memarahi Glen. Perlahan-lahan Vera pun meneteskan air mata.

"Kamu masih punya hati nurani, nggak? Kamu lupa betapa banyak hal yang aku korbankan demi anak kita? Tapi ternyata kamu masih mencintai wanita itu? Kalau kamu nggak mau menikahiku, katakan saja langsung! Aku akan menggugurkan anak ini!" bentak Vera.

Glen pun ketakutan setelah mendengar ancaman Vera. Mengingat anak yang dikandung Vera, Glen hanya bisa pasrah saat dipukul dan dimaki. Glen tidak berani membalas maupun memarahi Vera.

"Maaf, maaf ...." Glen berusaha membujuk Vera. "Kamu dan anak kita adalah harta yang paling berharga di dalam hidupku. Jangan marah, ya? Aku nggak mungkin balikan sama Sofia. Setelah dia menandatangani surat cerai, kita langsung menikah. Oke?"

Glen sama sekali tidak memedulikan perasaan Sofia. Setelah semua yang dialami, Sofia mengira kalau hatinya sudah mati rasa. Ternyata tidak, hati Sofia masih terasa sakit saat mendengar ucapan Glen.

Sesaat melihat kekecewaan yang tersirat di wajah Sofia, Liam menggenggam tangannya dan berkata, "Ayo, pergi."

"Em." Sofia menarik kembali tatapannya dan menganggukkan kepala. "Ayo."

"Sofia!" teriak Glen.

Namun Sofia tetap berjalan pergi, dia tidak mau menghiraukan Glen.

"Cepat tanda tangan surat cerainya! Kamu nggak cuma menghabiskan waktuku, tapi juga pria simpananmu! Kekasih simpananmu pasti sudah nggak sabar mau dinikahi," Glen berbicara sesuka hatinya.

Sofia menghentikan langkahnya. Sofia mungkin bisa memaklumi makian terhadap dirinya, tetapi dia tidak terima begitu mendengar Glen yang merendahkan Liam.

Bagaimana kalau Liam marah dan Sofia terkena imbasnya?

Sofia menoleh ke belakang, dia menatap Glen dengan tatapan dingin sambil berkata, "Jaga mulutmu!"

Glen tidak menyangka Sofia akan semarah ini, tetapi kekesalan Sofia justru membuat Glen semakin frustrasi. "Kenapa? Aku nggak salah ngomong, 'kan? Nggak nyangka, ternyata kamu punya kekasih simpanan."

Glen mengalihkan pandangannya dan menatap Liam dengan ekspresi merendahkan. "Punya tangan dan kaki, tapi malah menggantungkan hidup sama seorang wanita yang bersuami. Nggak malu?"

Sofia benar-benar muak melihat tingkah Glen yang tidak masuk akal. Di saat Sofia hendak memarahi Glen, Liam malah maju dan menghadapi Glen dengan santai.

"Kenapa aku harus malu?" Liam tak hanya tidak marah, dia malah tersenyum bangga. "Tidak semua orang punya kemampuan untuk jadi simpanan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status