Bagian 43. Hari KehancuranIbu Rima, dia benar-benar menepati ucapannya. Di hari di mana setelah semalaman dia sama sekali tak pulang, setelah kekacauan yang Derina ciptakan, dia yang selama ini hanya menahan amarah pada akhirnya meledak juga.Ibu Rima, dia mengajukan gugatan cerai. Secara terang-terangan dia menunjukkan keberpihakannya kepada Renata dan Randy, anak-anaknya.“Apa-apaan ini?” sentak tuan Harisson sambil melemparkan surat gugatan cerai dan pemberitahuan sidang yang diterimanya.“Kamu bisa membacanya dengan sangat jelas. Aku ingin kita berpisah. Aku sudah tidak tahan lagi dengan drama yang ada dalam keluarga kita. Bertahun-tahun kita bersama dan rasa cintamu hanya untuk Derina dan Diana. Sama sekali tidak pernah ada aku dan anak-anakmu meski aku sudah banyak berkorban.”Tuan Harisson mendekat dan hendak menampar wajah ibu Rima. Pak Andreas yang juga ada di ruangan itu dengan cepat menghadangnya. Dia menjadi tameng bagi wanita yang dicintainya tanpa menunjukkan ekspres
Bagian 44 Pembalasan Ibu RimaTermenung seorang diri di kamarnya tanpa mau diganggu oleh siapapun. Renata menghabiskan waktunya untuk menangisi nasibnya mempunyai seorang ayah yang tak pernah menyayanginya.“Aku selalu, menyayangi ayah. Tapi ayah, semenjak ada Derina, dia sama sekali tidak pernah menyayangiku. Dia bilang aku harus menjadi anak yang baik supaya disayang. Tapi kenyataannya?”Renata kembali mengusap air matanya yang terus saja tumpah tanpa perintah. Dia baru berhenti ketika sensasi kram dirasakan, menyerang perutnya yang tiba-tiba menegang.“Aduh... kamu kenapa Nak, kenapa sayang? Kamu melarang ibumu bersedih?” tanya Renata sambil mengusap perutnya.“Ibu sedih, bagaimana nanti kedepannya. Orang lain akan punya kakek dan kamu tidak. Orang lain bisa tertawa dan bermain bersama kakeknya, dan kamu tidak sama sekali. Itu tidak adil Nak. Maafkan ibu,” ucapnya penuh kesedihan yang mendalam.Terdengar suara ketukan pintu, Alex dan Randy yang masih membahas perlakuan tuan Hari
Bagian 45. Rena yang Kembali dari Kematian Berita tersebar di berbagai media online. Kabar tentang perceraian tuan Harisson dengan cepat mencuat, menambah tinggi pencarian netizen tentang skandal keluarga mereka.Sudah bisa dipastikan bahwa keadaan tuan Harisson akan drop karena masalah itu. Dia yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi dan juga gangguan jantung itu dilarikan ke rumah sakit.Keadaan yang tak begitu baik pun menimpa Renata. Kehamilannya sudah menginjak usia 8 bulan, seharusnya dia tidak boleh banyak pikiran. Namun dengan apa yang tuan Harisson lakukan, mau tidak mau Renata pun memikirkannya dan bahkan dia menyalahkan dirinya terus menerus.“Akh....” rintih Renata di jam 3 pagi.Alex yang tidur di sampingnya itu pun terusik, dia terbangun dan melihat Renata yang gelingsangan sambil memegangi perutnya.Lampu tidur dinyalakan dan Alex melihat keringat dingin membasahi wajah istrinya.“Rena, apa kamu mimpi buruk?” tanya Alex yang mengira kalau istrinya mengalami mim
Bagian 46. Ryuga LimSetiap yang sakit pasti akan sembuh, dan setiap yang sehat pasti akan sakit. Detik demi detik berlalu, Renata yang tadinya tidak bisa memberikan ASI karena keadaannya, sudah berangsur membaik dan dia bisa memberikan ASI untuk putra tercintanya.“Apa bayi kita tertukar Sayang, kenapa tadinya sewaktu USG itu dia perempuan dan sekarang berubah menjadi laki-laki?” Renata mengamati wajah putranya yang terlelap tanpa memiliki nama. “Anak tuan dan nyonya Lim,” gumamnya membaca nama dari bayi tersebut.“Kamu belum memberikannya nama?” todong Renata kepada Alex yang beberapa menit lalu baru kembali dari luar.“Ayah macam apa begitu, aku susah-susah mengandungnya 8 bulan, dan kamu memberikan nama saja tidak mau,” gerutu Renata sambil menggenggam tangan si kecil yang dengan lahap menghisap sumber penghidupannya.Alex menggaruk alisnya. Bukannya dia tidak mau, akan tetapi serangkaian kejadian dan segala urusan membuatnya mengundurkan niatnya untuk memberikan nama. Dia takut
Bagian 47 Galaknya Sama Satu bulan berlalu, nyonya Roma benar-benar memberikan kejutan super dahsyat kepada mantan suaminya. Perceraian dan pembuktian atas keterlibatannya dalam kematian tuan August membuat tuan Harisson dan putrinya mendekam di penjara. Hanya saja jatuhan hukuman untuk Derina lebih ringan. Satu bulan itu, Renata dan sudah menata hidupnya. Mereka sudah bisa menikmati hidup dengan santai. Meski dalam proses penyembuhan Renata tetap harus berada dalam pantauan Dokter. Luka sesar di perutnya membuatnya sulit bergerak.Alex dia benar-benar menjadi ayah dan suami yang baik. Dia memberikan baby sitter untuk membantu Renata menjaga Ryuga. Sementara nyonya Fransiska, dia tetap menetap di desa demi rasa tenang yang sulit dijumpainya sat di kota.“Hari ini anakmu akan imunisasi, kamu antarkan kami dulu baru setelahnya kamu boleh berangkat bekerja.” Renata memberikan keputusan yang sempat menjadi perdebatan karena Alex ada rapat penting.“Iya, tapi kalau jam 09.30 belum di
Bagian 48 Waktunya Memandikan Ibu dan AnakDuduk terdiam di belakang meja kerja, dengan kaki yang terbuka lebar dan satu tangan memegang ponsel, Alex sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya. Sebaliknya hanya wajah si kecil Ryuga yang terus saja diingatnya.“Frans, apa ini wajah jika aku sudah merindukan putraku?” tanya Alex kepada Frans yang baru saja datang membawakan kopi.Frans tersenyum miring menertawakan lelaki yang biasanya hanya fokus untuk urusan bekerja, kini justru hanya fokus ingin segera pulang dan menggendong putra pertamanya.“Normal, kamu sedang merasakan euforia menjadi seorang ayah. Ya begitu rasanya, sangat bersemangat dan menggebu.” Frans meletakkan kopinya.“Kamu biasanya gila sekali dengan pekerjaan sangat ingin tahu ini dan itu, sekarang lihat bacaanmu saja seputar ibu dan bayi. Hhh ... aku sepertinya belum seberani dirimu untuk memulainya,” kata Frans mengakui kelemahannya sendiri.“Mau sampai kapan kamu melajang? Usiamu saja sudah matang Frans, uang dan t
Terpampang punggung putih nan mulus, tanpa sehelai benang pun. Sepasang mata mengamatinya penuh damba, rasa takjub dan tak percaya bisa berdekatan tanpa sekat pembatas diantaranya.“Aku sama sekali tidak pernah membayangkan kita akan menjadi suami istri seperti ini Rena.” Alex berbicara setelah sebelumnya dia mengecup mesra punggung wanita tak berbusana tersebut.Renata mengulum senyumnya. Ia mengenang lagi masa di mana mereka masih menjadi majikan dan pengawal. “Iya, aku juga sama sekali tidak menyangka kalau pengawalku, akan menjadi pengawal permanen. Selamanya mengawal aku dan anak-anakku. Jangan pernah tinggalkan kami ya.”Renata, dia yang setia kini menunjukkan kesetiaannya kepada Alex semata. Bila dulu dunianya adalah Justin, maka sekarang dunianya adalah Alex dan Ryuga.“Tidak akan Sayang, aku akan selalu bersama dengan kalian. Tidak akan kubuang kesempatan emas ini. Dulu... sewaktu aku bekerja mengawalmu, kesan pertama adalah kagum dengan sosok wanita cantik, kaya, tapi rendah
“Aku tidak akan pernah melupakan hukuman itu. Karena aku menampar orang yang mencoba melecehkanku, menggodaku untuk mau berselingkuh dengannya saat Justin tidak ada. Tapi ayah, dia malah menampar dan menghukummu juga karena kamu dinilai tidak becus mengamankan ku.Renata mengusap lembut punggung tangan Alex yang telah selesai menyisir rambutnya.”Aku ingat saat itu dia memukuli tanganmu dengan pengasah pisau. Dia memang jahat, dia merasa sudah membayarmu lalu menyiksamu sampai begitu. Kalau sekarang, tidak akan kubiarkan dia melukai suamiku.”Alex tertawa. Dia merasa sangat senang mendengar pembelaan Rena. Baginya bukan pukulan dan rasa sakit itu yang dikenangnya, melainkan bentuk perhatiannya yang diberikan sampai beberapa hari kepadanya.“Aku senang ayahmu memukulku waktu itu.” Sebuah pengakuan yang membuat Rena tercengang.“Senang? Kamu senang dipukuli Lex?”Alex tertawa lalu memeluk dan memangku Renata. Punggung dan dada mereka menyatu. Saling bersandar tanpa jarak.“Senang karena