Bagian 47 Galaknya Sama Satu bulan berlalu, nyonya Roma benar-benar memberikan kejutan super dahsyat kepada mantan suaminya. Perceraian dan pembuktian atas keterlibatannya dalam kematian tuan August membuat tuan Harisson dan putrinya mendekam di penjara. Hanya saja jatuhan hukuman untuk Derina lebih ringan. Satu bulan itu, Renata dan sudah menata hidupnya. Mereka sudah bisa menikmati hidup dengan santai. Meski dalam proses penyembuhan Renata tetap harus berada dalam pantauan Dokter. Luka sesar di perutnya membuatnya sulit bergerak.Alex dia benar-benar menjadi ayah dan suami yang baik. Dia memberikan baby sitter untuk membantu Renata menjaga Ryuga. Sementara nyonya Fransiska, dia tetap menetap di desa demi rasa tenang yang sulit dijumpainya sat di kota.“Hari ini anakmu akan imunisasi, kamu antarkan kami dulu baru setelahnya kamu boleh berangkat bekerja.” Renata memberikan keputusan yang sempat menjadi perdebatan karena Alex ada rapat penting.“Iya, tapi kalau jam 09.30 belum di
Bagian 48 Waktunya Memandikan Ibu dan AnakDuduk terdiam di belakang meja kerja, dengan kaki yang terbuka lebar dan satu tangan memegang ponsel, Alex sama sekali tidak fokus dengan pekerjaannya. Sebaliknya hanya wajah si kecil Ryuga yang terus saja diingatnya.“Frans, apa ini wajah jika aku sudah merindukan putraku?” tanya Alex kepada Frans yang baru saja datang membawakan kopi.Frans tersenyum miring menertawakan lelaki yang biasanya hanya fokus untuk urusan bekerja, kini justru hanya fokus ingin segera pulang dan menggendong putra pertamanya.“Normal, kamu sedang merasakan euforia menjadi seorang ayah. Ya begitu rasanya, sangat bersemangat dan menggebu.” Frans meletakkan kopinya.“Kamu biasanya gila sekali dengan pekerjaan sangat ingin tahu ini dan itu, sekarang lihat bacaanmu saja seputar ibu dan bayi. Hhh ... aku sepertinya belum seberani dirimu untuk memulainya,” kata Frans mengakui kelemahannya sendiri.“Mau sampai kapan kamu melajang? Usiamu saja sudah matang Frans, uang dan t
Terpampang punggung putih nan mulus, tanpa sehelai benang pun. Sepasang mata mengamatinya penuh damba, rasa takjub dan tak percaya bisa berdekatan tanpa sekat pembatas diantaranya.“Aku sama sekali tidak pernah membayangkan kita akan menjadi suami istri seperti ini Rena.” Alex berbicara setelah sebelumnya dia mengecup mesra punggung wanita tak berbusana tersebut.Renata mengulum senyumnya. Ia mengenang lagi masa di mana mereka masih menjadi majikan dan pengawal. “Iya, aku juga sama sekali tidak menyangka kalau pengawalku, akan menjadi pengawal permanen. Selamanya mengawal aku dan anak-anakku. Jangan pernah tinggalkan kami ya.”Renata, dia yang setia kini menunjukkan kesetiaannya kepada Alex semata. Bila dulu dunianya adalah Justin, maka sekarang dunianya adalah Alex dan Ryuga.“Tidak akan Sayang, aku akan selalu bersama dengan kalian. Tidak akan kubuang kesempatan emas ini. Dulu... sewaktu aku bekerja mengawalmu, kesan pertama adalah kagum dengan sosok wanita cantik, kaya, tapi rendah
“Aku tidak akan pernah melupakan hukuman itu. Karena aku menampar orang yang mencoba melecehkanku, menggodaku untuk mau berselingkuh dengannya saat Justin tidak ada. Tapi ayah, dia malah menampar dan menghukummu juga karena kamu dinilai tidak becus mengamankan ku.Renata mengusap lembut punggung tangan Alex yang telah selesai menyisir rambutnya.”Aku ingat saat itu dia memukuli tanganmu dengan pengasah pisau. Dia memang jahat, dia merasa sudah membayarmu lalu menyiksamu sampai begitu. Kalau sekarang, tidak akan kubiarkan dia melukai suamiku.”Alex tertawa. Dia merasa sangat senang mendengar pembelaan Rena. Baginya bukan pukulan dan rasa sakit itu yang dikenangnya, melainkan bentuk perhatiannya yang diberikan sampai beberapa hari kepadanya.“Aku senang ayahmu memukulku waktu itu.” Sebuah pengakuan yang membuat Rena tercengang.“Senang? Kamu senang dipukuli Lex?”Alex tertawa lalu memeluk dan memangku Renata. Punggung dan dada mereka menyatu. Saling bersandar tanpa jarak.“Senang karena
Bagian 51 Nasib Derina di Dalam Bui“Tuan! Nyonya! Makan malam sudah siap!” seru asisten rumah tangga memanggil Alex dan Renata yang sedari sore tadi hanya berdiam di kamar mengabaikan keberadaan Frans.Frans, yang masih terhipnotis dengan ketampanan dan keimutan seorang baby Ryu itu pun masih betah berada di kediaman Alexander. Dia memperhatikan bagaimana Lily merawat dan menidurkan baby Ryu.“Liliy, usiamu masih sangat muda. Kenapa kamu sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini? kamu terlatih sekali mengurus bayi,” ucap Frans yang memperhatikan Lily menidurkan baby Ryu.“Ya memang ini pekerjaan saya Tuan. Sejak saya SMA dan ikut dengan bibi saya, saya terbiasa membantunya mengasuh bayi. Sudah biasa seperti ini.” Lily menjawabnya dengan jujur sesuai dengan pengalaman hidupnya.Frans mengangguk. “Ayah dan ibu?” tanya Frans.“Saya tidak beruntung Tuan. Ayah dan ibu saya, saya bahkan tidak punya kesempatan untuk bertemu dan merasakan kasih sayang mereka. Beruntung ada bibi saya ya
Bagian 52. Pembalasan yang Menyakitkan“Setiap apa yang terjadi di dunia, setiap apa yang manusia ambil, pasti ada nilai yang setimpal untuk membayarnya.” -mimilita-~~*~~“Bangun! Ada kunjungan itu!” seru Sipir sambil memukulkan tongkatnya di jeruji besi tempat di mana Derina menghabiskan hari-harinya.Satu Minggu sejak kejadian dia dihajar, keadaannya mulai membaik meski bentuk hidungnya tak kembali cantik seperti dulu. Jangan harapkan bentuk cantiknya, jika sudah bertemu dengan penguasa Sel yang sadis.“Derina! Tuan Justin Hasibuan menjengukmu! Bersiaplah, 10 menit lagi.”“Baik, baik Bu,” ucap Derina dengan perasaan senang. Dia sangat gembira, berharap suaminya datang akan meringankan tahanannya.Derina mengikat rambutnya, dia sangat senang. Dalam benaknya sudah membayangkan Justin yang datang lalu memeluknya dan memberikan dukungan mental.“Lihatlah anak pel**ur itu, caranya berdandan sudah sama seperti PL! Sepertinya aku kurang membuat hidungnya penyok. Apa kali ini harus kubu
Setelah kunjungan nyonya Rima, dan setelah kemesraan itu selesai diperagakan. Tuan Harisson dilarikan ke ICU. Dia jadi semakin memburuk setelah melihat adegan panas di depan matanya.Itu adalah balasan yang setimpal yang nyonya Rima rencanakan. Dia sudah lama menyimpan dendam dan amarahnya. Dalam situasi yang mendesak antara menyelamatkan masa depan anak atau bertahan dengan sejuta luka. Dia memilih pilihan kedua.Lalu kini, seperti tiba masa baginya untuk berbahagia. Dia bersama lelaki yang tak pernah padam dalam mencintainya. Lelaki yang selalu menjaga kobaran api asmaranya.“Aku dapat pesan dari rumah sakit, ayah masuk ICU.”Renata membaca pesan itu saat dirinya dan adiknya-Randy makan malam.Randy, sama sekali tidak ada raut kaget ataupun iba kepada laki-laki yang dikabarkan kritis tersebut. Hatinya seolah membatu setelah banyak tahun dilaluinya dengan siksaan dan makian. Randy sampai tidak bisa merasakan figur seorang ayah yang baik yang bisa menjadi panutan baginya.“Ran, kita h
Menangis pilu, seorang wanita dengan memeluk erat foto seorang laki-laki yang merupakan ayah kandungnya. Renata begitu sedih atas kematian tuan Harrison.Meskipun pria itu tidak pernah memiliki tempat khusus untuk Renata, meskipun dia hanya selalu merendahkannya. Namun, Renata tetap bersyukur mempunyai ayah seperti tuan Harrison. Setidaknya itu lebih baik daripada menjadi yatim-piyatu.Alex, dia yang juga sedih melihat keadaan istrinya itu pun memberikan dorongan mental. Dia selalu menemani Renata disetiap waktu senggangnya. Hera pun kembali ditugaskan untuk menemani Renata, sebab Alex paham benar teman baik dan sejati Renata hanya ada dua orang dan mereka pun saat itu berada sangat jauh dari kota yang Renata diami.“Kamu temani istriku sampai keadaannya membaik ya,” titah Alex kepada Hera.“Siap Bos! Tapi Nyonya itu selalu diam, dia hanya diam, menangis tanpa suara dan menghabiskan waktunya untuk melukis. Bermain bersama Ryuga saja jadi jarang sekali.”Lily yang juga ada di ruangan k