Share

Pendekar Semesta Kapten Andromeda
Pendekar Semesta Kapten Andromeda
Author: K. Sarman

Andromeda Nanggala

Planet Kryo adalah planet yang sebagian besar daratannya adalah gurun berbatu. Perang sedang terjadi di planet itu. Perang antara pasukan Union (United Nation) melawan bangsa Kryponian yang merupakan penghuni asli planet tersebut.

Mereka adalah sebagian penduduk planet yang menolak planet Kryo menjadi bagian dari aliansi Union di galaksi Ursa Mayor.

Di orbit luar planet Kryo, satu kapal kapal induk berbentuk kerucut segi enam dan kapal -kapal pelindung dari pasukan Union sedang melayang di wilayah luar planet.

Seorang Kapten dari kapal penghancur yang melindungi kapal induk berbicara melalui gambar proyeksi komunikasi. Pria itu segera memberi hormat pada komandan tertinggi satuan tempur yang akan merebut planet yang sedang mereka awasi.

Lapor Laksamana White. Seluruh pasukan yang diterjunkan ke planet Kryo saat ini sudah mulai bertempur untuk merebut kota Krom dan Pirim dari kelompok pemberontak.”

Tetapi, kita baru mengetahui jika mereka menyewa banyak pendekar bayaran. Ini membuat pasukan darat sangat kesulitan mendekati kota.”

Karena kekuatan para pendekar, sudah banyak korban di pihak kita yang gugur dalam perang.”

Dengan raut wajah kesal setelah mendengar laporan dari bawahannya, Laksamana White berdecak marah dan berbalik menatap pilot yang sedang mengendalikan kapal induk Lentera Hitam.

Kenapa tidak ada laporan dari pengintai tentang para pendekar sewaan sebelumnya?”

Segera hubungi markas pusat untuk mengirim pasukan yang memiliki prajurit pendekar ke sini! Manusia-manusia barbar hanya pantas dihadapi oleh sekumpulan barbarian lainnya,” ujar Laksamana White mengakhiri perintahnya.

Tetapi Laksamana, bukankah itu akan memakan waktu lama dan korban di pihak kita akan semakin bertambah.” Dengan sedikit was-was pilot wanita memberanikan diri berbicara pada Laksamana White.

Lakukan saja apa yang kuperintahkan Kapten! Kita sudah diperintahkan untuk meminimalisir kerusakan kota-kota yang menjadi basis pemberontak di planet ini. Serangan besar dari udara hanya akan menghancurkan kota. Akan membuat citra Union buruk di mata planet-planet lain.”

Sedikit tersenyum, pilot wanita kapal induk berbicara dengan penuh semangat. “Kalau seperti itu, hanya ada satu kapal perang penjelajah yang sesuai dengan tugas kali ini.”

Maksudmu? Kapal perang Dewa Ruci yang dikomandoi oleh pria itu? Pendekar yang berasal dari planet Neo Nusantara ?”

Pilot wanita itu memberi anggukan untuk membenarkan perkataan dari Laksamana Arthur White.

...

Sementara itu, jauh di pinggiran sabuk galaksi Ursa Mayor. Satu kapal perang penjelajah berwarna putih terlihat keluar dari satu planet yang terlihat berwarna kehijauan jika dilihat dari angkasa luar, planet itu disebut Emerald.

Suasana di dalam kapal yang tak lain adalah kapal perang penjelajah Dewa Ruci, terlihat sangat riuh dan ceria.

Akhirnya setelah satu tahun kita bisa kembali ke kampung halaman dan menikmati libur panjang bersama keluarga.” Celetuk seorang awak Dewa Ruci dengan riang, sembari menari-nari menggenggam sebotol minuman di tangannya. Dia seorang pria muda dengan rambut pirang dan sedikit keriting.

Ronald. Berhentilah berbicara omong kosong, seolah-olah merindukan keluargamu. Padahal kau hanya ingin secepatnya bertemu dengan Miriam kekasihmu itu bukan?!” Seorang kru lain menimpali perkataan rekannya dengan sedikit bercanda.

Hahaha. Karan, apa kau merasa iri dan cemburu dengan keberuntunganku memiliki kekasih secantik Miriam?” Tidak mau kalah, Ronald membalas ejekan awak yang bernama Karan.

Cih. Kenapa aku harus iri? Dia memang cantik, tapi tidak secantik Adele wanita yang akan menjadi istriku nanti.”

Bermimpilah teman, gadis itu mungkin sudah memiliki kekasih dalam satu tahun ini. Pengecut sepertimu tidak memiliki harapan sedikit pun.” Ucapan Ronald disambut dengan tawa oleh awak kapal Dewa Ruci lainnya.

Dengar semuanya. Sebelum kita berlayar setahun yang lalu, Karan berusaha menyatakan cinta pada gadis yang bernama Adele. Namun pria penakut ini justru tergagap-gagap dan kabur seperti pengecut yang desersi di medan perang.”

Mendengar penjelasalan Ronald, semua orang tertawa geli, selain Karan yang menjadi bahan tertawaan tentunya.

Hahaha. Apa kau serius Ronald? Karan prajurit pemberani dari kapal Dewa Ruci menjadi pengecut di hadapan seorang gadis?” Seorang teknisi dengan raut wajah tidak percaya menatap Ronald dan Karan bergantian.

Aku tidak perlu menjawabnya bukan?! Kau bisa lihat kebenaran dari wajah merahnya saat ini.” Dengan raut wajah puas Ronald menyenggol sikut Karan dan merangkul pundak pemuda yang hanya bisa tersenyum masam.

Seorang wanita berpangkat letnan, tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Ronald dan Karan. “Kalian berhentilah mengolok dirinya. Kapal ini akan hancur karena wajah merah Karan bisa meledakkan seisi kapal Dewa Ruci.”

Meski dikejutkan oleh kehadirannya, Karan bisa sedikit bernapas lega. Setidaknya ia tidak lagi menjadi bahan candaan rekan-rekannya.

Kehadiran Letnan wanita membuat suasana cair langsung membeku seketika. Tanpa menghiraukan keadaan yang mendadak sunyi. Wanita itu langsung bertanya untuk mengalihkan pembicaraan.

Omong-omong, apa ada dari kalian yang melihat Kapten? Aku sudah beberapa kali menghubunginya lewat gelang komunikasi. Tetapi sepertinya dia mematikan gawai miliknya.”

Haaah... Ada apa Letnan Jenn? Setiap kali dirimu muncul mencari Kapten, setiap itu pula kau membawa kabar buruk untuk kami.” Ronald dengan raut penasaran mengemukakan keingintahuannya pada pilot wanita yang bernama Jenny Wong.

Mendengar penjelasan Letnan Jenny, semua awak yang berada di ruang santai kapal Dewa Ruci memunculkan raut wajah putus asa. Mereka sudah bisa menebak akan ada misi dadakan seperti yang sudah sudah, artinya jadwal kepulangan mereka akan tertunda untuk sementara waktu.

Di tempat lain, di dalam satu ruang ruang kabin, Kapten Andromeda Nanggala sedang berbicara dengan anak dan istrinya yang berada sangat jauh di planet Neo Nusantara.

Bima, tidak lama lagi ayah akan segera kembali pada kita. Bima mau minta oleh-oleh apa dari ayah nanti?” melalui gambar proyeksi yang menampilkan seorang wanita dan anak kecil. Istri Kapten Andromeda terlihat memapah putra kecil yang berusia tiga tahunan.

Bima tenang saja, ayah berjanji akan membawakanmu pedang yang sangat bagus nanti.”

Kapten Andromeda Nanggala! Putraku tidak akan pernah menjadi seorang pendekar. Jadi berhentilah memberikan hal-hal aneh untuknya, karena dia akan menjadi seorang ilmuwan.” Dengan mata melotot yang dibuat-buat, istri sang kapten terlihat sedang berkacak pinggang.

Nyonya Nanggala istriku. Bima Sakti adalah putra seorang pendekar, jadi sudah seharusnya dia mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang pendekar pula.”

Asik berdebat dan bersenda gurau, pintu kabin tiba-tiba diketuk dari luar. “ Andromeda, ada hal penting yang harus kami sampaikan.”

Dengan berat hati, Andromeda berdiri dari kursi dan membuka pintu kabin. Di depannya saat ini berdiri dua pria berusia setidaknya hampir tiga puluh tahunan.

Kedua telinga salah seorang dari mereka terlihat panjang dengan lobang dan bandulan di kedua daun telinganya. Sedangkan seorang lagi, menggunakan topi khas yang disebut Saluak berwarna merah dengan renda-renda berwarna emas.

Ada apa Jagau, Kilek? Kenapa Letnan Jenny belum membawa kita kembali ke Neo Nusantara?”

Dengan berat hati pria yang disebut Jagau membisikkan sesuatu ke telinga Andromeda. Membuat raut wajah Kapten itu terlihat sangat gusar.

Kilek menepuk pundak Andromeda. “Inilah yang kau dapatkan karena selalu menolak kenaikan pangkat atas jasa-jasa besarmu kawanku. Dengan pangkat yang lebih tinggi tidak akan ada yang bisa memerintahmu sesuka hati mereka.”

Mendengar perkataan Kilek, Andromeda menghembuskan napas berat. Ia menepuk balik pundak Kilek yang seharusnya memanggil dirinya dengan sebutan Kapten. Tetapi, Kilek dan Jagau sudah mengenal Andromeda sebelum bergabung di kemiliteran.

Jika tidak di depan prajurit lain, mereka hanya akan menyebut nama satu sama lain. Mereka juga tiga orang pendekar terkuat di kapal Dewa Ruci.

Kalau begitu, segera perintahkan Letnan Jenny untuk bersiap membawa kita ke sana. Semakin cepat masalah ini selesai, akan semakin cepat juga kita pulang.” Andromeda memberi perintah dengan suara yang dipelankan.

Dua orang pria itu mengangguk tanda mengerti, sebelum pergi. Jagau menoleh pada proyeksi yang menampilkan istri Andromeda dan putranya.

Melambaikan tangan, Jagau tersenyum ramah,“ Maaf sudah mengganggu waktumu Nyonya Nanggala, kami akan segera pergi, dan pria ini kami kembalikan padamu.” Jagau berbicara sembari mendorong tubuh Andromeda mendekati gambar proyeksi keluarga kapten mereka.

Kalian berdua jangan lupa berkunjung ke rumah. Tetapi jangan membawa apapun yang berhubungan dengan pendekar-pendekaran.”

Kali ini Kilek yang berbicara, “Hahaha. Nyonya tenang saja, kami palingan hanya akan memberikan pelatihan untuk Nanggala kecil nanti.” Mendengar perkataan Kilek, istri Andromeda memelototi pria yang menggunakan pakaian khas pendekar berwarna hitam itu.

Hahaha. Aku hanya bercanda.” Dengan kikuk Kilek mengajak Jagau pergi untuk memberi waktu pada sahabat mereka untuk berbicara dengan keluarganya.

Melihat raut kebingungan dari wajah suaminya, sosok wanita yang ditampilkan oleh proyeksi komunikasi tersenyum menenangkan.

Pergilah, tidak perlu dikatakan. Kami tidak akan kemana-mana, aku dan Bima akan selalu menunggumu di planet ini. Pastikan saja dirimu kembali dengan selamat tidak kurang apapun.”

Maaf sayang. Tugas kali ini datang terlalu mendadak, aku tidak bisa menolaknya. Aku berjanji ini akan jadi misi terakhir. Setelah itu, aku akan jadi milik kalian selamanya.”

Wanita yang berada sangat jauh dari Dewa Ruci itu mengangguk, lalu menggendong putranya. Mereka berdua melambaikan tangan pada lelaki yang sudah sangat dirindukan kehadirannya.

Cepat pulang Ayah!” Walau belum jelas perkataan si kecil Bima Sakti, membuat hati Andromeda yang sudah sangat rindu dengan rumah merasa semakin bersalah.

Ayah pasti segera kembali,” ucap sang Kapten sembari menempelkan telapak tangan di bibir, kemudian memberi kecupan jauh pada anak dan istrinya.

Setelah mendapat lambaian balasan dan mematikan komunikasi. Andromeda segera pergi menuju anjungan. Tempat ia memberi komando pada awak dan kru kapal.

Kapten, semua sudah siap. Menunggu perintah untuk pergi dengan kecepatan cahaya menuju planet Kryo.” Letnan Jenny Wong dengan meyakinkan berbicara dari tempat duduk pilot. Di sebelahnya terdapat kursi lain yang dihuni oleh Co-pilot.

Andromeda segera duduk dan memasang sabuk pengaman di kursi komando. Dia kemudian berbicara melalui pengeras suara untuk memberi perintah pada seluruh awak Dewa Ruci.

Semua awak dan kru bersiap, kita akan segera melompat dengan kecepatan cahaya menuju planet Kryo dalam waktu sepuluh detik setelah Letnan Jenny memberi arahan.”

Letnan Jenny, segera mulai peluncuran!”

Siap Kapten. Koordinat planet Kryo sudah selesai dimasukkan . Kita akan melakukan peluncuran dalam hitungan ke satu.”

Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua.” Segera setelah hitungan ke satu, Letnan Jenny Wong segera menekan tuas kendali ke arah depan. Pemandangan angkasa dari dalam ruang kendali tiba tiba saja berubah menjadi garis putih panjang untuk beberapa waktu.

Cukup lama momen seperti terjadi, hingga kapal Dewa Ruci terlihat muncul di sisi lain planet Kryo, berseberangan dari posisi kapal induk Union yang dipimpin oleh Laksamana Arthur White di sisi lain.

Laksamana White. Kapal perang Dewa Ruci sudah tiba di sisi barat planet Kryo.” Pilot kapal induk segera melapor sesaat setelah mendapat informasi dari radar mengenai keberadaan kapal Dewa Ruci yang baru saja muncul di orbit luar planet itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status