Setelah pertempuran yang sengit, Zero, Ratu Vivi, dan Nino berhasil mengalahkan semua musuh yang dikirim oleh Thanos. Namun, ketika mereka sedang bernapas lega dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan mereka, tiba-tiba tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga di tubuh Nino memancarkan cahaya yang sangat terang.Cahaya ini memenuhi seluruh area sekitar dan membuat semua musuh yang tersisa langsung lenyap tanpa bekas. Zero, Ratu Vivi, dan Nino terkejut dengan apa yang terjadi dan terus memandang ke arah cahaya itu.Setelah cahaya redup, Nino berkata, "Apa yang terjadi? Apa itu yang baru saja terjadi?"Zero dan Ratu Vivi melihat ke arah Nino, dan mereka terkejut melihat bahwa tanda kutukan Klan Kupu-kupu Surga telah mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dan mematikan.Ratu Vivi berkata, "Itu adalah kekuatan yang luar biasa. Tanda kutukanmu telah memberikan kita perlindungan dan kekuatan yang luar biasa selama perjalanan kita, Nino. Terima kasih."Zero menambahkan, "Tapi kita tetap
Pertarungan antara Zero, Ratu Vivi, Nino, dan para Orge yang dihidupkan kembali sangat sengit. Para Orge terus menerus menyerang dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa, membuat pertempuran semakin sulit.Zero menggunakan pedangnya untuk melawan Orge yang menyerang dari jarak dekat, sedangkan Ratu Vivi menggunakan sihirnya untuk memanipulasi elemen dan menyerang dari jarak jauh. Nino juga menggunakan kekuatan Kutukan Klan Kupu-kupu Surga untuk memberikan perlindungan dan kekuatan tambahan kepada teman-temannya.Namun, mereka tidak hanya berjuang melawan para Orge. Mereka juga harus menghadapi Necromancer yang berbahaya. Necromancer itu menggunakan sihir hitam untuk menyerang dan mencoba mengendalikan pikiran mereka.Setelah bertarung dengan gigih, akhirnya mereka berhasil mendekati Necromancer. Akan tetapi, tiba-tiba mereka diserang dari arah lain oleh pasukan kegelapan yang dipimpin oleh seorang panglima perang yang nampak sangat kuat. Terlihat jelas bahwa Panglima perang itu m
Saat situasi semakin sulit dan Nino serta Ratu Vivi terluka parah, Zero merasa perlu untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menyelamatkan mereka. Setelah mempertimbangkan beberapa opsi, dia memutuskan untuk membawa Nino dan Ratu Vivi ke dalam dimensi lain yang ada pada pedangnya.Dalam dimensi tersebut, Zero dapat memberikan perawatan medis yang lebih baik dan memastikan bahwa Nino dan Ratu Vivi pulih sepenuhnya dari luka-luka mereka. Meskipun memasukkan teman-temannya ke dalam dimensi tersebut memerlukan kekuatan dan energi yang besar, Zero yakin bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ketika tinggal Zero dan Panglima perang kegelapan dalam pertempuran, Zero menatap musuhnya dengan tajam dan penuh kemarahan. Dia merasa sangat marah besar karena teman-temannya telah terluka dan musuhnya telah mengancam nyawa Vivi.Zero mengeluarkan suara yang tegas dan penuh keberanian, dia mengatakan, "Kau telah melakukan kesalahan besar dengan mengancam nyawa Istri
Dengan memusatkan kekuatannya pada telapak tangan, Orion mengumpulkan energinya kemudian ia langsung melancarkan serangan terkuatnya ke arah Thanos. Saat tubuh Thanos yang terkena serangan Orion, tubuhnya langsung hilang menjadi serpihan debu."Sepertinya aku hanya bisa melakukan sebatas ini saja, Zero. Kalau begitu aku akan kembali beristirahat." Orion kemudian kembali masuk ke dalam pedang.Akan tetapi, baru saja Zero merasa senang bahwa satu musuhnya telah berhasil dikalahkan oleh Orion, Raja Kegelapan akhirnya muncul!Suasana jadi terasa lebih mencekam saat sosok Raja Kegelapan hadir di tempat itu. Bahkan, kedua kaki Zero terasa seperti ada tekanan yang beratnya seperti gunung saat merasakan tekanan yang sangat kuat yang sengaja dipancarkan oleh Raja Kegelapan."A-apa ini?" tanya Zero pada dirinya sendiri, dengan posisi wajahnya saat ini menatap ke lantai.Beberapa detik kemudian terdengarlah suara tawa Raja Kegelapan yang menggema. Mendengar suara tawa dari Raja Kegelapan, membuat
Prak!Bruk!"Argh...! Sial!" Terdengar seorang bocah berumur sepuluh tahun mengumpat bernama Koziki Zero."Hahaha." Setelahnya, terdengar banyak suara orang-orang yang tertawa.Lagi-lagi, ketika berlatih Zero mengalami kekalahan. Ini sudah yang kesekian puluh kalinya Zero dikalahkan oleh lawan berlatihnya."Lihatlah dia teman-teman. Apakah kalian percaya kalau dia adalah Anak dari master pedang?" Pertanyaan yang dilontarkan salah satu teman Zero ini hanyalah untuk menghinanya. Dan jawaban dari pertanyaan itu hanyalah gelak tawa lagi.Namun Zero tidak terpengaruh dengan hinaan dari teman-temannya itu. Di dalam hatinya, Zero tetap yakin kalau suatu saat ia akan memiliki kemampuan hebat seperti yang dimiliki ayahnya. Zero kerap mendengar banyak cerita tentang kehebatan sang ayah dari ibunya. Namun sayang, satu tahun yang lalu ibunya jatuh sakit dan kemudian meninggal. Kini Zero hidup di perguruan Pedang Aslah. Guru ayahnya lah yang mengambil alih hak asuhnya setelah ia kehilangan kedua o
Kioda pun memperhatikan kitab yang ada di ranjang Zero. Ia juga menantikan penjelasan Zero tentang kitab itu."Em..., ini..., aku juga tidak tahu Guru. Tadi ketika aku sedang duduk di halaman belakang, tiba-tiba saja aku mendengar suara seseorang yang mengatakan bahwa ia memberikan kitab ini padaku." Zero menjelaskan kepada gurunya apa yang ia alami tadi dengan jujur.Akhirnya Kioda meraih Kitab itu. Kemudian Kioda mencoba untuk membuka kitab itu. Namun ia tidak melihat ada tulisan apapun, hanya ada lembaran-lembaran kosong saja."Zero, apakah kau yakin kitab ini diberikan padamu?" Kioda kembali bertanya pada Zero."Guru, aku pun masih belum mengerti semuanya. Yang jelas, aku sudah menceritakannya padamu tentang bagaimana aku mendapatkan kitab ini tadi. Dan lagi, aku juga tidak tahu siapa orang yang berbicara dan memberikanku kitab ini," jawab Zero dengan jujur."Tapi ini aneh. Kenapa kitabnya kosong?" tanya Kioda."Guru, jangan bercanda! Kitab ini tidak lah kosong semuanya kok. Lihat
Zero benar-benar tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk menyerang balik. Nafas Zero mulai terengah karena terus bergerak menghindari tebasan pedang dari Beiji. Tebasan pedang Beiji itu bisa saja merenggut nyawa Zero jika mengenai lehernya.Gedebugh!Tubuh Zero akhirnya terjatuh karena tersandung batu."Kena kau!" teriak Beiji.Namun ketika Beiji ingin menebaskan pedangnya pada Zero, tubuhnya malah terpental. Ternyata Vivi lah yang dengan cepat maju dan menusukkan pedang kayunya ke perut Beiji. Bukan hanya itu, Vivi juga menebaskan pedang di tangan kirinya pada pergelangan tangan Beiji yang memegang pedang sungguhan. Alhasil, pedang itu terlempar dari tangan Beiji.Vivi kemudian menginjak tubuh Beiji yang terjatuh dan memukulkan pedang kayu ke bagian kepala Beiji.Suara pedang kayu yang menyentuh kepala Beiji terdengar sangatlah keras. Kemudian Vivi mengarahkan kedua pedang kayunya tepat ke ke arah mata Beiji."Apakah kau masih belum mengerti juga? Hem?" tanya Vivi."Ba-baiklah, baikl
"Sebenarnya siapa dia? Apa yang dia inginkan dariku?" Zero menggaruk tengkuk kepalanya karena bingung.Ternyata Vivi masih berada di sekitar sana dan bersembunyi.'Apakah dia benar-benar anak Master Odin?' gumam Vivi dalam hati sambil mengintip Zero yang sedang berlatih.Akhirnya, karena langit mulai terlihat gelap Zero pun kembali ke tempat tinggalnya. Zero merasa sangat senang karena ia akhirnya berhasil menguasai jurus pertama yang ada pada kitab miliknya itu. Hari ini, di akhir latihannya Zero mampu menebaskan pedangnya yang menghasilkan kekuatan hebat. Tebasan pedang itu mampu menebas beberapa batang pohon berukuran sedang.Setelah Zero selesai membersihkan dirinya, ia berniat mencari keberadaan gurunya. Ia ingin menceritakan hasil latihanya hari ini.Tak lama kemudian Zero bertemu dengan gurunya di salah satu kedai. Sambil makan malam bersama di kedai kecil, Zero sangat antusias menceritakan pengalamannya hari ini pada Kioda. Kioda awalnya tidak percaya, dan akhirnya ia mengajak