Share

Part 10

Tanpa lagi menjawab ucapan si ulet bulu, aku kembali ke luar rumah memantau para tukang. Alhamdulillah pembongkaran kanopi sudah selesai, tinggal melepas pintu garasi serta merobohkan temboknya saja.

"Pak, jangan lupa tandon airnya juga diambil ya?" perintahku lagi.

"Baik, Mbak Alin."

"Terus jendela depan jangan sampai ketinggalan."

"Siap!"

Suara gaduh tukang membongkar jendela membuat Mas Alex serta gundiknya keluar dari sarang. Mata keduanya melotot melihat depan rumahnya sudah berantakan, bahkan sekarang toren air pun sudah tergeletak di halaman.

"Alin, kamu ini benar-benar gila ya? Semuanya kamu ambil, sampai jendela pun kamu lepas. Benar-benar nggak waras kamu ini!" berang pria tersebut dengan kilatan amarah mulai menyala-nyala di mata.

Sebisa mungkin tetap tenang menghadapi dia, tidak mau kembali terpancing emosi apalagi sampai marah-marah di depan kedua insan tidak berperasaan itu.

"Kenapa nggak kamu robohkan sekalian rumah ini, hah!" bentaknya kemudian hingga urat-urat di lehe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status