”Kamu bukan cucuku!” suara Mahmud pelan.
Bagas tak bisa berkata apapun. Dia masih diam.
”Kamu tidak perlu bingung, Bagas! Aku tak peduli apapun soal kamu telah berubah. Aku yang merawatmu sejak kecil sejak ayahmu meninggal. Dan, sepuluh tahun yang lalu aku tiba-tiba lumpuh. Mungkin, sepuluh tahun sudah membuatmu banyak berubah bukan?”
Senyum Mahmud terlihat. Benar! Mana mungkin kakeknya itu tahu!
”Kakek!”
Ada airmata yang tiba-tiba menetes, James tahu bahwa itu adalah perasaan yang begitu melekat pada fisik yang kini menjadi tubuhnya. Jadi, mereka berbagi takdir dan juga perasaan. Sedangkan, James tidak memiliki keluarga sejak kecil. Dia dididik sebagai mesin pembunuh. Dia tidak memiliki keluarga.
***
Pagi itu, Bagas pergi ke sekolah. Meskipun memiliki waktu yang terbatas, Bagas tetap sekolah dan memberikan kesan baik. Dia bersekolah sambil mempersiapkan pembalasan dendamnya.
”Tuan sudah siap?” itu adalah suara Morgan. Morgan adalah salah satu pembantu di rumah, dia adalah pelayan yang baik untuk tuan Mahmud.
”Iya, terimakasih paman Morgan.”
Bagas melangkah, membawa tasnya. Dia menaiki sebuah motor kesayangannya, cukup bagus juga pilihan Bagas. James di dalam diri Bagas tersenyum.
Dia berangkat ke sekolah, ini adalah hari kedua bagi James di tubuh Bagas. Dia harus mengumpulkan informasi, di mana markas baru Dark Head! Organisasi yang membesarkannya, Bagas akan datang!
Brooomm!
Bagas melaju.
Di sekolah, Bagas memarkir motornya. Dan, saat memasuki gerbang. Seorang wanita dengan rambut diikat, wajah yang tertunduk. Wanita itu adalah ..., Nadia.
Deg!
Deg!
Deg!
Apa ini?
Jantung Bagas berdetak sangat kencang. Jadi, bahkan tubuhnya harus berbagi perasaan lemah kepada wanita. Apa ini cinta? Bahkan, James tidak pernah merasakan apa itu cinta. Hidupnya, hanyalah untuk membunuh!
”Bagas! Kamu baik-baik saja bukan?” suara wanita itu, Nadia namanya.
Dan, ternyata Bagas mencintai secara tersembunyi pada Nadia, anak dari paman Morgan. Artinya, Nadia adalah puteri dari pelayan di rumah Mahfud, kakek dari Bagas.
”Aku ..., aku baik-baik saja.”
Bagas menjawab agak grogi.
”Syukurlah ..., selalu sehat, Bagas!”
Senyum Nadia terukir, dia pun pamitan.
Deg!
Senyum itu!
Bagas memang sangat mencintai wanita itu dalam diamnya. Bagas bisa tersenyum, dia memasuki kelasnya. Sebenarnya, dia dan Nadia juga satu kelas. Dan, Nadia selalu bertanya pada Bagas, apakah Bagas baik-baik saja. Dan, Nadia selalu bersyukur ketika mendengar bahwa Bagas sehat dan baik-baik saja.
Kelas begitu ramai, Bagas masuk kelas dan mengambil kursinya. Kini, dia kelas akhir sekolah menengah. Sebentar lagi dia akan kuliah, hanya saja apakah hal itu bisa terjadi.
[Waktu kesempatan hidup terpakai dua hari, sisa waktu 58 hari]
Di waktu yang tersisa, Bagas akan menghancurkan orang-orang yang telah merenggut nyawanya. Nyawa Bagas dan James.
AAAAAAHHHHH!
Suara teriakan.
Itu adalah suara Nadia!
Dari tempat duduknya di depan, Nadia sedang ditarik rambutnya oleh seorang wanita dan ada tiga lelaki yang mengelilingi Nadia.
Mereka lagi!
Benar-benar, rasanya tangan Bagas sudah gatal sejak mati tertembak. Dia tak pernah menghajar orang. Sepertinya, ada pelampiasan yang tepat untuk mengakhiri kekesalannya.
”Maafkan aku! Aku akan menurut!” suara Nadia kesakitan.
”Awas kamu, jika nanti soalnya susah berikan lembar jawabannya pada kami!” teriak Nadine, diikuti tawa dari tiga rekannya yang lain.
”Baik! Baik! Saya akan melakukannya!” suara Nadia masih meringis. Dia memang selalu mendapatkan penyiksaan dari teman-temannya. Dia adalah anak seorang pelayan, dan semua orang tahu akan hal itu.
”Kamu tak akan melakukannya, Nadia!”
Suara Bagas, tangannya sudah mencengkeram pergelangan tangan Nadine. Tangan Nadine merasa sakit karena genggaman tangan Bagas, dia terpaksa melepaskan rambut Nadia.
AAAAAHHHH!
Suara Nadine kesakitan.
”Kamu! Berani melawan kami!” suara Thomas, ”Kami adalah pasukan dari Natan!”
Thomas mencoba memegang pundak Bagas, dia adalah pasukan Natan. Sepupu dari Bagas, tapi semua orang tahu Bagas selalu disiksa dan dianggap anak haram. Hal itu, karena ibu dari Bagas adalah seorang pelayan yang dinikahi oleh putra dari Mahmud. Jadi, Bagas adalah seorang anak dari pelayan yang dinikahi tuannya.
”Lepaskan, kami akan menghajarmu seperti biasanya!” teriak Nichol.
Bagas diam dan masih memegang tangan Nadine dengan kuat.
”Sudah Bagas, aku baik-baik saja. Sudahi ini semua!” pinta Nadia.
”Tidak! Mulai sekarang, tidak ada yang bisa menyakitmu Nadia. Jika mereka melakukannya sekali saja, aku akan patahkan tangan mereka!” teriak Bagas, matanya menyala.
[Mengeluarkan kekuatan dominasi]
Tiga orang kaget, mereka seperti terkena tekanan dari pandangan dan suara Bagas.
”Kurang ajar!” teriak Rico. Rico mengayunkan tangannya ke kepala Bagas, dia sudah biasa menghajar Bagas. Hal itu karena dia diperbolehkan melakukannya atas perintah Natan.
Wooosh!
Bug! Brush!
Dan, semua mata di kelas itu tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sebelum tangan Rico mencapai kepala Bagas, dia terpental ke belakang dan membentur meja hingga berantakan.
Nichol dan Thomas melotot. Bagas berada di antara keduanya dan baru saja melayangkan pukulan ke perut Rico dan menghempaskannya.
Bagaimana ini bisa terjadi!
Nichol dan Thomas segera sadar dan mereka menyerang Bagas bersama-sama. Namun, sebelum tangan keduanya melayangkan serangan. Tendangan berputar sudah berputar dan mengenai kepala keduanya dengan cepat
Brush! Brak!
Kelas kacau, teriakan dan siswa histeris. Tiga orang yang dihajar Bagas kesakitan dan bahkan tak bisa bangun. Bagas berbalik arah dan melihat ke Nadine.
”Jika kamu berani menyantuh satu helai rambut Nadia, aku akan hancurkan kepalamu!”
Bruk!
Nadine terjatuh begitu saja, dia tak berani berkata apapun dan tubuhnya gemetaran.
Bagas mengangkat tangannya, ”Ingatlah, jika ada yang menyentuh Nadia. Aku akan menghancurkan seluruh tulangnya!”
Bagas membenahi bajunya, dia kembali duduk di kursinya. Nadia kebingungan, dan dia tak menyangka bahwa Bagas mampu melakukan hal itu untuknya.
Nadia masih tak bisa berkata apapun, terdiam di kursinya. Nadine ketakutan dan pergi, tapi ada senyuman yang terukir dari Nadia.
Bagas, terima kasih!
***
”Kamu hebat, Bagas! Sejak kapan kamu belajar bela diri sehebat itu!” suara Dandi, teman baik Bagas. Dia masih tak percaya rekannya yang selalu disiksa itu melawan dengan kekuatannya.
”Diamlah, Dandi. Kita harus kuat untuk menghadapi siapapun! Kita tidak boleh mengalah pada siapapun yang melukai kita!”
Bagas dan Dandi istirahat dan mereka berjalan di lapangan yang luas di tengah sekolah, Nadia ada di belakang mereka.
”Jadi! Ini dia pahlawannya!”
Teriak seseorang yang membuat langkah Bagas terhenti, Dandi ketakutan melihat siapa yang datang. Sekitar empat puluh pelajar datang dan berlagak, mereka semua menghadang Bagas dan Dandi. Salah satu dari mereka berada di depan, dia adalah Natan. Sepupu Bagas, dan selalu menyiksa Bagas, dia memiliki geng begitu banyak.
Kali ini, Bagas pasti hancur. Dandi mundur karena ketakutan.
”Kali ini, kamu pasti hancur, Bagas!” mata Natan menyalak. Di atas gedung, para guru tak berani berbuat banyak. Mereka tahu, siapa Natan dan keluarganya. Mereka juga tahu, Bagas adalah anak yang selalu mendapatkan perundungan.
”Bersiaplah untuk mati, Bagas!” teriak Natan lagi.
”Bacot!”
”Apa!” Natan dan pasukannya kaget. Dia mendapatkan laporan bahwa tiga anak buahnya yang selalu mengganggu Bagas an Nadia dikalahkan Bagas seorang diri.
”Kamu banyak membual dan hanya pengecut, seperti lebah yang hanya berani bersama gerombolan kambing!”
Mata Natan melotot, dia tak percaya, Bagas yang biasanya hanya menunduk kini berani menyalak.
”Kamu ... , kamu benar-benar ingin mati!”
”Kemarilah, jika kamu ingin mati!” kata Bagas tak mau kalah.
”Sial! Hajar dia!” teriak Natan. Tak perlu mengotori tangannya, biarlah pasukannya yang akan menghajar Bagas.
HIIIIAAAAA!
Pasukan Natan berhamburan, mereka semua adalah anak sekolah yang selalu diberikan uang oleh Natan. Semua orang ketakutan melihat hal itu, tapi Bagas tersenyum.
Mereka benar-benar ingin mati!
Pemuda pertama menyerang Bagas paling depan.Bug!Pemuda penyerang terjerembab ke depan, Bagas melewati orang pertama seperti angin dan tak terlihat. Tangan kananya berputar dan menghantam bagian belakang leher pemuda pertama. Dua orang menyerang bersamaan. Bagas melesat lebih dulu dan menghancurkan kedua perut mereka bersamaan.Bug!AAAAHH!Tiga orang tumbang.[Semua kemampuan anda sebagai Assassin pembunuh diaktifkan]Wooosh! Wooosh! Wooossh!Bug! Bug! Brak! Brush!Semua mata tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Bagas melewati semua penyerangnya dan menjatuhkan mereka. Ini seperti dalam film kungfu atau bahkan seorang pembunuh. Bagas bergerak bagaikan angin dan menghancurkan para penyerang tersebut. Tersisa satu orang, Natan. Bagas berjalan menatap Natan dengan jarak satu meter.Mereka saling berpandangan.”Sial!” teriak Natan, dia berlatih beladiri dan kemampuan kakinya sangat lentur dan baik, kakinya refleks berputar dan mengarah ke kepala Bagas. Mata Bagas melihat pergerakan c
”Jadi ..., apa maklumatnya?” suara lelaki bernama Khalid, dia sudah tak sabar.Khalid tak percaya, dia harus bertemu dengan seorang remaja yang kini duduk di depannya. Tak peduli apapun, remaja itu terliht cuek dan menyeruput minuman di salah satu tempat restoran sederhana ini. Tempat ini tentu sangat sederhana, dan Khalid terpaksa datang, karena telepon penting.”Aku sedang menunggu kata-katanya!” suara remaja itu sambil terlihat menggoyangkan kepalanya naik dan turun.Remaja yang memakai jaket itu melihat santai ke kanan dan ke kiri, sambil meminum jus jeruknya. Ada alat di telinganya.Sial! Khalid menggerutu. Namun, dia benar-benar penasaran. Dia sendiri melihat bungkusan jasad James saat malam pembunuhan itu terjadi. Semua di Dark Head sudah tahu, bahwa James sudah dikonfirmasi dibunuh.”Oh ya ..., siapa namamu, Bocah ...” suara Khalid terhenti.”Tunggu ...!” remaja itu terdengar mendengarkan arahan.Khalid penasaran dan menunggu.”Shadow Eagle bilang, terima kasih untuk malam itu
”Cepat merangkak ke sini seperti anjing dan mintalah ampun!” teriak Natan lagi.”Bagaimana kalau aku tidak mau?” kata Bagas.Mata Natan membulat, dia tahu bagaimana kekuatan aneh yang dimiliki Bagas sebelumnya. Tiga puluh anak buahnya di sekolah dihajar dengan cepat.”Aku akan menyiksa Nadia!”Bagas tersenyum kecil, ”Lakukan saja, dan aku akan melepaskan kepalamu dari tubuhmu!”Kali ini, Natan dibuat gemetaran. Dia sudah berlatih bela diri dan menjadi orang yang kuat, dia menjadi orang yang selalu bertarung dan banyak memenangkan pertarungan. Kini, dia benar-benar gemetaran pada Bagas yang dahulu tiap hari disiksanya.”Jangan main-main denganku! Aku tidak akan membiarkanmu dan Nadia hidup tenang! Kalian semua adalah para pelayan dengan kasta rendah!”Teriak Natan tak bisa lagi menguasai dirinya, kini dia berada di antara para preman yang sudah disewanya. Ayahnya juga mengizinkan Natan untuk menghajar Bagas, dia telah kurang ajar kepada ayahnya itu. Jadi, Natan akan menghabisi Bagas ta
[Serangan cepat, peluru dengan kecepatan tinggi]Sense dari kekuatan Bagas, sebagai kekuatan assassin yang sudah berurusan dengan senjata dan peluru setiap harinya. Sense miliknya bekerja dengan baik ditambah dengan kemampuan sistem yang muncul di depannya.Bagas memegang kedua pundak Mahmud dengan cepat dan menariknya ke sisi kursi lainnya.Dor!Kursi busa yang sebelumnya diduduki Mahmud meledak, peluru itu menembus kursi.AAAAAAHHHHH!Teriakan salah satu pengawal yang berada di belakang kursi, dia terkena peluru tersebut setelah menembus kursi. Kakinya terkena peluru tersebut.”Sembunyi di sini, Kakek!” teriak Bagas. Satu orang pengawal membawa pengawal yang tertembak, dua orang yang tersisa segera melindungi Mahmud. Bagas membawanya di balik lemari dan dinding. Semua orang di rumah itu panik, termasuk Morgan dan Nadia.[Aktifkan Skill Magic Assassin]Kepanikan terjadi, Bagas fokus dan menghidupkan semua inderanya. Dan, kemampuan magic assassin terbuka. semua pandangannya berbentuk
”Pemuda yang berani. Jadi ..., sebelum aku membunuhmu. Katakan padaku, siapa kamu sebenarnya?” Regard berusaha tenang. Bocah di depannya, tetap saja seorang bocah. Pengalamannya masih sangat jauh. Namun, dia penasaran. Siapa sebenarnya bocah tersebut.”Pertanyaanmu itu salah, Regard. Seharusnya, kamu bertanya setelah berhasil melubangiku dengan senjata di balik pinggangmu itu. Seorang pembunuh tidak akan terlalu banyak bicara, karena ketika kamu bicara maka musuhmu sudah lebih dulu mengincarmu!””Bocah sialan!”Wosh!Tangan Regard bergerak, mengambil pistol di balik pinggangnya. Dia sudah kesumat, memutar pistol itu ke arah Bagas yang masih berjalan ke arahnya. Kali ini, dia tak akan selamat.DOOOR!Sepersekian detik, peluru itu dihindari oleh Bagas. Arah peluru itu di kanan Bagas.Tidak mungkin! Dari jarak yang hanya 7 meter, pemuda itu masih bisa menghindar.DOOOR!Kali ini pasti kena.Bagas menggeser dengan cepat kepalanya ke kanan, peluru itu mengenai dinding di belakang Bagas. Ba
Ding![Tingkatkan kemampuan anda, skill Magic Assassin akan meningkat dengan latihan fisik]Tap! Tap! Tap!Sistem pemberitahuan, Bagas sudah keluar di pagi petang. Dia berlari mengitari beberapa perumahan. Tidak ada waktu cukup untuk bersantai, waktu untuk balas dendam tidak lama. Tujuan hidupnya, hanyalah untuk membalas dendam.Khalid sudah dihubungi oleh Bagas, mengatasnamakan nama James. Khalid harus menyembunyikan kematian Regard. Alasan paling tepat adalah, dia ketahuan dan melawan petugas. Jasad Regard disembunyikan dan dibuang untuk menghilangkan jejak. Itu adalah tugas Khalid.Rencana selanjutnya dari Dark Head, Bagas mendapatkan laporan dari Khalid. Mereka memiliki misi yang besar, dan itu akan membuat gerakan paling besar yang pernah dilakukan oleh Dark Head. Misi ini, adalah misi terbesar yang pernah mereka lakukan.Bagas menebak, misi ini tentu adalah misi yang sangat penting. Bahkan, Khalid belum mendapatkan informasi secara menyeluruh dan hanya sebatas persiapan rencana
Domar, senior pembunuh dari Sky Wing melihat salah satu seniornya, menyerang dengan baik ke arah bocah sekolah itu. Sudah berakhir!Brush!Tidak mungkin!Mata Domar melotot tak percaya, sepersekian detik, saat pisau bawahannya hampir mengenai leher bocah itu. Penyerang itu terdorong ke belakang dengan kekuatan besar, bocah itu mengerakkan pukulannya dan masuk lebih dulu ke perut pasukan Domar.Bug! Brush!Tubuh junior itu bergulingan, dia terseret dan berhenti. Dia hendak bangun, tapi masih memegangi perutnya yang remuk. Organnya seperti hancur. Empat orang tersisa, termasuk Domar. Mereka melihat bocah itu. Empat orang bersiap, sepertinya mereka harus bergerak bersama untuk membunuh anak itu dengan cepat.”Aku tidak punya waktu, majulah kalian bersamaan!”Benar-benar bocah sombong. Domar kehabisan kesabaran, dia mempersiapkan dua dagger tajam di kedua tangannya.”Maju dan cabik-cabik dia!”HIIIIAAAAAAA!Domar maju, diiringi tiga orang juniornya di sekitarnya. Mereka berlari dengan zig
Pesta di sebuah tempat yang sangat megah, tempat termahal di kota ini. Semua pengusaha dengan kekayaan tinggi berkumpul di sana. Bahkan, para pejabat tertentu diundang dalam acara tersebut.”Kamu boleh melihat-lihat ke lain tempat, Bagas.””Baik, Kakek. Aku akan pergi nanti.”Mahmud menemui para pengusaha, Mahmud adalah pengusaha yang bergerak di bidang properti dan jasa lainnya. banyak orang menghormati kakeknya. Mereka bahkan memuji Bagas, tapi ada juga yang melihat kurang suka. Hal itu karena mereka tahu, Bagas adalah anak dari seorang pelayan yang dinikahi tuannya. Bagas tak peduli akan hal itu.Suasana sangat ramai, beberapa orang penting dari negara sudah dipersilakan duduk.Bagas meminta Khalid untuk melindungi Kakeknya, dia akan mencari udara segar.[Aura para pembunuh, Assassin berkumpul di suatu tempat]Sistem bahkan memberitahu Bagas akan hal itu, dia harus menyelinap. Di antara ribuan orang, Bagas melihat dengan kemampuan sistem yang diberkahi untuknya.[Eye Assassin diakt