Mendapat kabar jika perbatasan diserang, Zack diutus oleh seorang Raja untuk menjaga perbatasan karena Sang Jenderal Perang yang biasa berada di perbatasan tidak bisa ke sana.Dengan semangat juang yang tinggi mendapatkan tugas pertama dari Sang Ayah pun membuat pangeran sangat bersemangat.Sesampainya di perbatasan, Zack tidak melihat apapun dan tidak memihak siapapun. Tidak ada tanda-tanda penyerangan dan kondisi di perbatasan baik-baik saja."Kenapa bisa begini? Apakah itu kabar palsu yang sengaja dibuat, oleh orang yang memiliki rencana buruk?" tanya Zack yang sudah mulai curiga karena kabar tersebut tidak benar.Hal itu membuat Zack dan pasukannya kembali ke kerajaan. Tahu jika itu adalah kabar palsu yang sengaja dibuat."Sial, aku ditipu," batin Zack kesal dan harus kembali ke kerajaan dengan perjalanan yang cukup memakan waktu.Serangan palsu di perbatasan yang ternyata hanya sebuah manipulasi yang diatur oleh Sang Jenderal Perang yang seharusnya dia yang pergi. tetapi dengan a
Tetapi luka di tubuhnya sudah tidak bisa ia tahan lagi dan keadaan menjadi gelap dan mata juga sudah tidak kuat untuk melihat, kesadarannya mulai menghilang membuat Zack tak sadarkan diri.Seorang pertapa yang hidup di hutan itu tak sengaja menemukan tubuh Zack, melihat tubuh penuh luka membuat Sang petapa pun mendekatinya.Luka yang hampir di seluruh tubuh, dengan banyaknya luka pukulan membuat Sang Petapa tahu jika orang tersebut jelas merupakan seorang korban penyerangan.Kondisi yang benar-benar parah, apalagi ia jika jatuh dari jurang setinggi itu dan sudah dengan banyaknya luka pukulan tidak mungkin bisa selamat.Mengecek denyut nadinya yang masih ada membuat Sang Pertapa langsung menolongnya."Kemauan hidup yang Sangat tinggi, membuatnya dia masih bertahan dengan kondisi tubuh yang sudah hancur, tulangnya hampir patah semua," kata pertama orang yang memeriksa dan mencoba mengobati Zack.Petapa itu pun membawa Zack kerumah untuk mendapatkan perawatan, walaupun lukanya begitu par
Selama proses pengobatan, kesembuhan Zack ternyata bisa lebih cepat, hingga membuat petapa itu merasa kagum dengan kemampuan yang Zack miliki."Proses penyembuhan ternyata lebih cepat daripada yang aku duga," kata petapa memberitahu Zack.Hal itu membuat Zack merasa senang saat ia bisa bangun dari tempat tidurnya dan bisa berlatih berjalan.Tidak butuh waktu sampai satu bulan Zack sudah sembuh dan sudah bisa berjalan normal. "Kau sekarang sudah membaik, tetapi kau harus membangun kekuatan fisikmu, karena banyak bagian tubuh yang kemarin terluka. Kau harus berlatih lagi dari awal dengan pelan-pelan," kata petapa yang tahu jika Zack merupakan seorang petarung yang memiliki kemampuan.Sayangnya, ia tidak tahu jika Zack merupakan seorang pangeran. Pangeran yang kini pekerjaannya telah direbut."Baik, aku akan berlatih agar lebih hebat lagi untuk bisa mempelajari ilmu bela diri kembali, aku ingin menguasai jurus pedang kematian," kata Zack yang mendengar wasiat ayahnya untuk menggunakan
Pedang kematian sudah menjadi rahasia. Seakan petapa tahu semua tentang kehebatan pedang kematian tersebut. Petapa itu jadi tahu, jika pedang kematian hanya bisa diambil oleh keturunan kerajaan itu benar, maka dari itu tidak heran jika petapa itu mengetahuinya."Iya, kau harus berusaha bersabar agar bisa mendapatkan pedang kematian tersebut," kata petapa yang saat itu tidak begitu yakin dengan Zack."Bagaimana kau bisa tahu banyak tentang pedang kematian?" tanya Zack penasaran."Aku mengetahui hal tersebut karena ada yang menceritakannya dan kitab sebelas jurus pedang," kata petapa itu memberitahu Zack."Jika memang pedang kematian tersebut ditulis dalam sebuah kitab. Bolehkah aku meminjam kitab tersebut untuk bisa aku pelajari karena aku sedang mencarinya?" tany Zack."Aku hanya memiliki satu kitab terjemah dari kesebelas kitab keahlian pedang kematian, yang harus kamu kuasai untuk bisa mengendalikan pedang kematian tersebut," kata pertapa itu.Mengetahui hal itu pun Zack terkejut, d
Zack duduk mendengarkan perkataan pertapa yang curiga, dia bukan penghianat."Aku Pangeran Zeck, mereka sengaja membenciku agar aku mati dimakan binatang buas," jawab Zack membuat sang Pertapa kaget.Selama tiga bulan Zack di sana pertapa tidak menyangka dan tidak tahu siapa dia sebenarnya.Meski semua itu tidak mudah baginya, tetapi Zack masih terus berusaha mendapatkan yang terbaik dan juga hal-hal yang ingin diketahuinya. Yang mana dia bisa benar-benar mendapatkan kesempatan untuk bisa membalaskan dendam ayahnya. Yang membuatnya juga tidak ingin terlihat tidak peduli. Maka dari itu, dengan semangat dan kemampuannya tersebut ia berusaha untuk memulihkan dirinya terlebih dahulu, sebelum berlatih ilmu tenaga dalam yang sangat menguras tenaga tersebut."Kau ternyata Pangeran Zack, pantas saja kau begitu bersemangat ingin mendapatkan pedang kematian," kata pertapa yang kaget setelah diberitahu siapa sebenarnya Zack.Awalannya pertapa tidak percaya, tetapi setelah mendengar penjelasan la
Mendapat penjelasan dari Sang Pertapa membuat Zack memulai perjalanan ke Perguruan Pedang Selatan. Dengan tujuan untuk bisa mempelajari keseluruhan ilmu pedang kematian. Di mana ia ingin cepat menguasainya dan membalas dendam.Zack berjalan sesuai petunjuk jalan yang diberikan oleh Sang Pertapa untuk pergi ke Perguruan Pedang Selatan.Setelah melakukan perjalanan jauh, akhirnya sampai ke Perguruan Pedang Selatan. Di depan pintu gerbang dia dihentikan oleh penjaga."Ada keperluan apa?" tanya penjaga tersebut kepada Zack yang membuat Ia pun berhenti dan menyampaikan apa yang ia sedang cari."Aku ingin mencari Guru Arya," jawab Zeck membuat penjaga itu tersenyum karena tahu jika sudah banyak sekali orang yang ingin menjadi murid dari guru Arya dan ditolak. Tidak ada satupun dari mereka yang menjadi murid dari seorang guru tersebut. Sudah berpuluh-puluh tahun lamanya guru Arya tidak mengangkat murid setelah murid terakhirnya menghianatinya, hal itulah yang membuatnya tidak pernah memili
Latihan sulit membuat Zoe lelah, tapi ia tak boleh menyerah. Turun dari bukit yang benar-benar membuat kakeknya sakit. Ia sampai di danau bersama Azil.Udara yang tadinya dingin sudah tak terasa dingin, Zoe duduk sebentar di dekat danau. Ia rasa nafasnya belum stabil setelah berlari turun dari bukit.“Aku istirahat sebentar,” ucap Zoe sambil duduk di bawah pohon rindang, untuk sekedar bersandar dan meluruskan kaki.Azil menatap Zoe yang kelelahan, begitu juga dirinya. Ia langsung berbaring tidur menghadap langit yang luas.“Kau benar, aku juga lelah,” ucap Azil yang juga beristirahat. Udara masih terasa sejuk. Waktu masih begitu pagi. Azil tak mengira jika turun lebih cepat daripada naik. Ia yang menghilangkan lelah sejenak, merasa nyaman melihat langit yang sudah mulai terang “Aku tak mengira jika jaraknya dekat,” kata Zoe yang merasa sekarang jaraknya lebih dekat daripada sebelumnya. Padahal sebelumnya dia juga pernah menaiki Bukit tersebut, tapi dia sampai menghabiskan waktu set
“Hanya dari kitab pedang pertama,”jawab Zoe yang saat itu memberitahukan kepada rekannya jika dia hanya mempelajari buku jurus pedang pertama dan tidak memiliki seorang guru. Awal mula Ia memang sangat kesulitan, tapi dengan kebiasaan tersebut membuat dia berusaha sebesar mungkin dan akhirnya bisa menguasai jurus pedang. Meski pengalamannya belum banyak tapi setidaknya Dia pernah ikut kompetensi yang diadakan di gudang senjata. Hal itu menambah kecepatannya dalam bertarung dan mengetahui ternyata lebih banyak pendekar yang lebih hebat dari dirinya.“Pantas saja kau tak berpengalaman berperang,” kata Azil mengamati dan mengetahui apa yang dilakukan oleh Zoe yang benar-benar berbeda dari pendekar pada umumnya. Ternyata dia baru sadar jika Zoe selama ini membelah diri jurus pedangnya hanya dengan buku saja, yang mana seharusnya dia harus memiliki seorang guru agar lebih matang.“Kau tahu itu?” tanya Zoe ingin tahu bagaimana alasan Azil bisa mengetahui jika kemampuan menyusui tidak s