Share

24 - Kecelakaan

"Kenapa, Rum? Kamu mencurigai Pak Hasan?" tanya Mbak Sinta dengan tatapan tajam.

Aku diam saja tak menjawab pertanyaannya. Dia masih saja menatapku sinis seolah aku ini pesakitan yang wajib dibenci dan dibully. Memandangku remeh dan sadis.

"Iya, dia memang kubayar untuk memfitnahmu. Dia dan tujuh warga lainnya. Bukankah kamu sudah mendengar semua obrolanku dengan Mira? Jadi, sekalian kubeberkan di sini biar kamu tahu dan tak selalu merecoki hidupku," ucapnya lagi. Kalimat cukup aneh yang seharusnya justru kuucapkan padanya.

"Terbalik. Justru kamu yang merecoki hidupku, Mbak," balasku tak mau kalah.

"Kalau kamu nggak mau direcoki, silakan angkat kaki dari kampung ini. Lagipula kamu sudah tahu kalau kamu hanyalah anak angkat ibu, kan? Kamu nggak ada kewajiban untuk merawatnya! Belum puas dengan semua itu? Mau beralasan apalagi?" Kalimat yang diucapkannya kini semakin menghujam dada. Terlalu menyakitkan.

Air mataku kembali luruh ke pipi. Tak perlu lagi berdebat dengannya. Percuma. Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status