Meninggalkan Arya yang bingung dan penasaran melihat tingkah Endrea, apa yang ingin gadis itu bicarakan pikir Arya.
Kevin yang baru sampai cukup terkejut melihat Pamanya berbicara dengan Endrea gadis yang kemarin dirinya cium saat di dalam lift, Kevin mengusap bibirnya yang masih terasa perih karena gigitan gadis itu, Kevin keluar dari dalam mobil setelah melihat Arya dan Endrea masuk.
Kevin melihat lift yang untuk karyawan akan tertutup, Kevin berlari ke arah lift dan menarik tangan Endrea keluar semua karyawan yang berada disana melihat ke arah Endrea, tapi tidak lama setelah itu pintu lift tertutup.
Tidak sedikit dari mereka yang berbisik-bisik mereka mempertanyakan siapa sebenarnya Endrea, tapi Kevin tidak memperdulikan itu semua dirinya terus menarik tangan Endrea ke arah lift khusus atasan.
Setelah masuk ke dalam lift bsru Kevin melepaskan tangan Endrea, kemudian melihat ke arah Endrea yang juga sedang menatapnya.
"Ada yang
Arya menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, kemudian melihat ke arah Endrea dengan tatapan penuh Arti."Kalian tahu baju yang kemarin dikenakkan oleh Endrea sekarang menjadi viral, dan banyak sekali pesanan dari dalam dan dari luar negeri, dan semua karenamu Endrea kau begitu menarik saat pemotretan dengan memakai baju itu," ucap Arya dengan tersenyum kemudian duduk di samping Kevin."Wah benar kah saya suka dengan keberhasilannya, bagaimana bisa Endrea yang menjadi model?" tanya Kevin ke Pamannya."Ya kemarin ada sedikit kendala yang membuat para model dibuat tidak nyaman dengan baju itu, tapi semua teratasi oleh Endrea," jelas Arya dengan menatap Endrea."Aku bingung kenapa orang secerdas Endrea hanya diberikan jabatan sebagai pekerja pembantu," Kevin mengungapkan keberatannya tentang Endrea.Arya langsung melihat ke arah Kevin benar juga yang dilatakan keponakannya, mengapa juga."Ya itu semua kemauan Nina,
Dan betapa terkejutnya Endrea saat melihat foto siapa yang dijadikan walpaper hp oleh Arya, Endrea ingin merebut ponsel Arya tapi tidak bisa karena keburu Arya memasukkan kembali ke dalam saku celananya.Arya memakai fotonya saat menjadi model untuk walpaper ponselnya, Endrea menghela nafas kesal karena tidak bisa mengambil ponsel Arya."Saya mohon ganti saja dengan foto yang lain," ujar Endrea."Kenapa ini ponsel saya kenpa kamu yang mengatur, lagi pula wanita ini cantik," jawab Arya membuat Endrea kembali kecewa."Kalau tidak ada lagi yang dibicarakan, lebih baik kita kembali ke kantor, jangan lupa kamu bawa lagi uangnya," perintah Arya, yang melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan jam satu kurang lima belas menit.Endrea meminum jus miliknya kemudian berjalan mengikuti Arya, Arya mengeluarkan dompet dan mengambil kartu black card miliknya lalu memberikan kepada kasir.Setelah itu Arya dan Endrea naik
"Endrea." ujar Kevin tidak percaya dengan apa yang diucapkan Endrea, bibirnya terasa kelu tidak bisa menjawab pertanyaan Endrea.Endrea memalingkan wajahnya bagaimana lelaki yang ada didepannya ini sangat egois, pintu lift terbuka Kevin membawa Endrea masuk ke dalam ruangannya kemudian membanting tubuh Endrea ke sofa sedikit kasar."Sebenarnya apa maumu?" Endrea mengulangi lagi dengan pertanyaan yang sama.Kevin tidak bisa menjawabnya tapi hati kecilnya tidak rela jika Endrea bersatu dengan Pamannya, Kevin mendesah pelan kemudian mulai menduduki Endrea dan mencium kembali bibir mungil itu.Cukup lama Kevin menikmati bibir mungil Endrea yang terasa candu baginya, Endrea mendorong tubuh Kevin hingga terjatuh ke lantai."Aku tidak tahu mauku apa, tapi saat ini aku ingin bersamamu," jawab Kevin kemudian menghela nafas panjang sast memikirkan hal yang barusan dirinya lakukan.'Kamu bodoh Kevin dengan caramu seperti ini bahkan bisa saj
Arya memang dikenal playboy kelas kakap, tetapi dirinya tidak pernah kasar kepada wanita sekalipun itu wanita yang dirinya sengaja bayar untuk menemaninya minum, Arya memang sering gonta ganti pasangan tetapi tidak pernah sekalipun menciumnya meski para wanita bayarannya menggodanya."Maaf Paman," lirih Kevin sekali lagi.Arya melewati Kevin dengan Endrea masoh berada dalam pelukannya, Arya membuka pintu dan menampakan satu ranjang berukuran king size, dengan seprei warna putih dan banyak bantal diatasnya, ada dua meja dengan warna senada kanan dan kiri ranjang.Saat Endrea menduduki kasur itu perasaan nyaman mulai masuk ke hatinya, dan tubuhnya mulai menghangat saat Arya kembali memeluknya."Aku berharap kamu tidak terlalu terbebani, dengan sifat Kevin yang pernah dia lakukan padamu," ujar Arya dengan menatap lurus tanpa berani melihat ke arah Endrea yang menunduk."Aku tidak tahu," jawab Endrea kemudian memberanikan diri m
"Hah...." ucap Endrea, dirinya sangat tidak percaya dengan ucapan Arya, Endrea melihat ke arah Arya."Makan malam?" tanya Endrea mengulangi ucapan Arya."Iya Adikku, Papa dari Kevin Bernama Jack menikah dan dia ingin merayakan pernikahan dengan menggundang kami makan malam, kamu tahu Jack menikah dengan siapa?" tanya Arya dengan menatap mata Endrea.Endrea sebenarnya tidak suka ditatap seperti itu apalagi dirinya baru saja menangis, tapi Endrea penasaran Endrea mengangkat kedua bahunya tanda dirinya tidak tahu."Jack menikah dengan Ibi tirimu," uhar Arya.Kata-kata Arya selalu berputar di kepala Endrea, itu artinya dirinya akan bertemu dengan Bibi Liana, apakah dirinya siap, apakah ini sudah waktunya.Endrea berjalan mondar mandir disalon kecantikan milik Emue, menunggu kedatangan Arya."Aku merasa kalau kamu dan Arya sudah berkencan," ujar Emur mengejutkan Endrea yang sedang memikirkan Arya, yang belum j
"Kamu cantik juga gadis kecil," bisik Bibi Liana, tangan Liana mengusap-usap lengan Endrea tetapi usapan itu menjadi menyakitkan saat Liana menekankan kuku panjangnya ke lengan Endrea.Endrea hanya dapat memejamkan matanya, Arya sedang sibuk menjawab pertanyaan wartawan sampai tidak menyadari bahwa Endrea tengah kesakitan sekarang.Arya berbalik dan memeluk Endrea, Liama sudah kembali ke meja dengan tersenyum puas berhasil menyakiti Endrea tanpa perlawanan, Arya merasakan tangannya basah Arya langsung menarik tangannya."Ya ampun darah," ucap Arya dengan nada tertahan.Arya mara karena dirinya bisa lengah dalam menjaga Endrea, dirinya yang memasukkan Endrea ke kandang macan tetapi dirinya tidak menjaganya, Arya membawa Endrea ke kamar dan meminta pelayan untuk membawakan obat.Arya langsung mengobati luka Endrea sebisa dirinya, dengan meniup pelan lukanya tidak terlalu parah tapi akan terasa sangat perih saat terkena air nan
"Kamu tidur dimana?" reflek Endrea bertanya seperti itu, Arya yang merasa diperhatikan langsung mengangkat kedua alisnya."Aku bisa tidur disofa," jawab Arya, karena di apartemen miliknya hanya memiliki satu kamar, saat membeli apartemen ini Arya tidak pernah berpikir akan membawa seorang wanita ke dalamnya."Karena aku tidak punya saudara perempuan, jadi kamu pilih saja baju miliku yang menurutmu nyaman buat tidur, semua berada di lemari," ucap Arya tanpa melihat ke arah Endrea."Terimakasih," jawab Endrea kemudian masuk ke dalam kamar dan menguncinya, lemari milik Arya sangat besar dan bercat putih.Endrea berjalan ke arah lemari dan membukanya di pintu paling kanan Endrea melihat tumpukan handuk dan ada celana dalam milik pria, setelah mengambil handuk Endrea langsung menutup pintunya.Tangannya berpindah ke pintu sebelahnya di dalamnya hanya ada jas-jas milik Arya dengan berbagai warna dan semua tertata dengan rapih, Endrea kembali
Endrea hanya bisa mengangguk, Endrea mulai meracik kopi hitam karena airnya juga sudah matang, pancake buatannya juga sudah matang semua, Endrea melihat ke arah Arya yang sedang menatap ke arahnya, merasa Endrea sedang menatapnya Arya menaikkan kedua alisnya.Arya tidak bisa memalingkan wajahnya melihat Endrea yang memakai baju miliknya, dan itu kebesaran saat dipakai oleh Endrea jadi tidak perlu memakai celana lagi karena baju itu sudah menjadi dres buat Endrea."Kopinya sudah jadi, bisa minta tolong bawakan ke meja aku akan membawa pancakenya," perintah Endrea.Arya terpaksa bangun dan mengambil dua cangkir kopi yang aromanya sudah memenuhi seluruh ruangan, sesampainya di meja makan Arya langsung mengambil satu pancake dan memakannya, rasa lembut dan manis langsung menyatu dimulutnya.Sudah lama Arya tidak memakan sarapan seperti ini, biasanya Arya selalu beli dan rasanya kadang tidak cocok dilidahnya, tapi mulai sekarang tidak lagi, karena