Setelah menghabiskan beberapa malam di Bali, akhirnya Rembulan dan Aldo pun bertolak menuju ke Gili Trawangan di pulau Lombok. Rembulan memang sudah sejak lama menginginkan untuk pergi ke pulau yang terkenal indah itu. Mereka pun sepakat menginap di Pearl of Trawangan terletak di pulau Gili Trawangan yang indah. Pearl of Trawangan terletak di tepi pantai serta kolam renang luar ruangan dan bar tepi kolam renang. Rembulan yang memang sangat menyukai olahraga renang dan keindahan pantai tentu saja memilih hotel ini sebagai tempat berbulan madu.Namun, kebahagiaan Rembulan terasa terenggut saat ia melihat seseorang muncul tepat dari kamar sebelahnya."Tari, kau sedang apa di sini?"Rembulan benar-benar tidak menyangka jika Mentari berada di pulau ini juga. "Ini bukan pulau pribadimu, kan? Suka-suka aku dong kalau aku juga mau liburan di sini. Lagian, kamu kan bukannya ada di Bali, ngapain mendadak ada di sini? Nggak ada kerjaan banget sih," jawab Mentari ketus. Dua saudari kembar itu
Rembulan memang sudah tidak bertanya lagi kepada Aldo mengenai kehadiran Mentari di Lombok. Tetapi, wanita cantik itu tidak mau begitu saja percaya. Ia tau betul bagaimana kelakuan saudari kembarnya itu. Mentari adalah seorang yang sangat ambisius. Jadi, jujur saja Rembulan tidak bisa percaya begitu saja kepada kakak kembarnya itu. Sudah beberapa kali Mentari mengacaukan hubungannya dengan beberapa lelaki hingga akhirnya ia menikah dengan Aldo. Apakah sekarang kakak kembarnya itu akan kembali menghancurkan kisah cintanya?Rembulan hanya bisa mengelus dada. Dan Papa mereka sangat memanjakan Mentari. Itulah sebabnya terkadang kakak kembarnya itu bisa bersikap seenaknya sendiri. "Kamu kenapa?" tanya Aldo saat melihat Rembulan hanya diam tanpa menyentuh makanannya sama sekali. "Nggak apa-apa, Mas. Aku hanya kurang suka dengan makanannya.""Banyak menu yang lainnya, kan? Kamu bisa ambil yang lain, Sayang." Rembulan tersenyum, tentu saja bukan karena makanan yang tidak enak. Sebenarnya
_6 TAHUN YANG LALU_"Kamu bisa menjadi seorang artis yang terkenal dan aku akan membantumu."Mentari menatap lelaki di hadapannya dengan perasaan yang gamang. Hari ini adalah hari pertamanya syuting. Mentari lolos mengikuti audisi dari sebuah production house. Siapa tidak kenal Magenta Art Sinema. Dan Mentari berhasil setelah dua kali ditolak, kali ini dia berhasil mendapatkan peran pembantu utama.Bagi Mentari itu sudah lebih dari cukup. Sebuah awal yang sangat baik untuk karirnya dan ia tidak mau menyia-nyiakannya. Dan saat ini yang berdiri di hadapannya adalah pemilik Magenta.Billy Wijaya, lelaki itu sudah malang melintang di bidang industri film di Indonesia. Ia adalah konglomerat yang tampan dan juga gagah. Digilai oleh kaum Hawa. Siapa yang bisa menolak pesona lelaki berusia 50 tahun itu?Meski sudah memiliki tiga anak dan dua cucu, Billy masih terlihat seperti pria berusia 34 tahun. Tidak pernah ada berita miring tentangnya. Siapa yang berani mengusik kehidupannya? Mengusik Bi
"Baik, kalau begitu kamu sudah siap untuk membuktikan jika kamu masih perawan? Jika iya, maka bersiaplah untuk menjadi seorang bintang yang akan dipuja-puja," kata Billy sambil mengedipkan matanya.Mentari hanya bisa memejamkan mata lalu menganggukkan kepalanya perlahan. Billy pun membimbing gadis belia di hadapannya menuju ranjang berukuran king size itu. Perlahan Billy membuka kancing kemeja yang dikenakan oleh Mentari. Lelaki itu harus menelan saliva saat melihat dada Mentari yang putih mulus itu. Perlahan ia membuka pengait bra Mentari dan sepasang bukit kembar nan sintal itu pun tampak kencang dengan ujungnya yang berwarna pink.Ah, Billy kembali menelan saliva dan adik kecil di balik celananya mulai mengeras. Lelaki itu pun membaringkan Mentari di atas pembaringan dan tangannya mulai bergerilya. Ia meremas bagian kanan dan mengisap sebelah kiri dengan nikmat.Wangi parfum Mentari pun terasa begitu memabukkan dan membuatnya makin bernapsu. Sementara Mentari hanya bisa pasrah samb
Setelah kembali dari bulan madunya, Rembulan bekerja seperti biasa di kantor dan Aldo pun kembali bekerja di rumah sakit. Sebagai seorang dokter spesialis bedah Aldo banyak menangani operasi dan terkadang pulang larut malam. Begitu pula dengan Rembulan yang memang seorang pekerja keras. Mereka bertemu hanya di malam dan pagi hari serta jika weekend saja. "Nggak takut kalo laki lo lirik cewek lain, Lan?" goda Dara sahabat dekatnya. Saat ini kedua sahabat itu sedang makan siang bersama. Dara memang bekerja sebagai asisten pribadi Rembulan. Mereka bersahabat dekat sejak sama-sama berada di bangku SMA. "Nggak usah nakut-nakutin deh, lagian Mas Aldo kan kerja juga, Ra. Gue tau dia pulang malam jika ada operasi. Dan akhir-akhir ini gue tau dari suster Nina kalo pasien laki gue itu emang lagi banyak. Trus, lu kan tau dia nggak dinas di satu rumah sakit aja." "Ya justru itu mestinya lu itu juga jangan terlalu sibuk sama perusahaan ini. Komisaris perusahaan ini kan, kakak lo sen
Sore itu sesuai Rembulan menuruti perkataan Dara. Ia pun mengikuti bujukan Dara untuk ke Mall dan membeli beberapa ‘pakaian dinas.’ “Aduh, yakin beli yang begini,Ra?” kata Rembulan dengan wajah yang memerah. “Kamu mau suamimu berlari ke pelukan wanita lain atau ke pelukanmu?” kata Dara. Rembulan hanya menurut pasrah, walau bagaimana Dara lebih berpengalaman dengan seputar urusan rumah tangga. Dan malam ini Aldo dibuat terkejut dengan penampilan sang istri yang menyambutnya dengan pakaian khusus yang jujur saja membuat ia menelan saliva dan juniornya pun ikut menegang. “Kamu cantik sekali, Sayang,” kata Aldo sambil mengecup bibir Rembulan dengan lembut. “Aku mau memberi kejutan,” jawabnya sambil menarik tangan Aldo ke kamar. Kedua pipi Rembulan bertambah merah, ia pun mulai membuka celana sang suami dan pipinya makin bersemu merah saat melihat senjata pamungkas suaminya itu sudah tegak berdiri seolah menunggu untuk dimanjakan. "Mau kamu apakan? Hanya kamu lihat saja begitu?" pa
Aldo tersenyum senang, ia tidak menyangka jika Rembulan bisa bersikap liar dan binal seperti tadi. “Aku senang kamu liar seperti tadi, sering-sering ya Sayang. Semua lelahku jadi hilang jika pulang ke rumah diberikan servis seperti tadi,” kata Aldo. Rembulan tersenyum, kemudian ia bangkit dari ranjang dalam keadaan telanjang. Aldo suka dengan gayanya yang percaya diri. Di usianya yang masih muda tubuh Rembulan memang sedang ranum-ranumnya. Sehingga tentu saja tidak ada lemak yang perlu disembunyikan di sana. Lekuk-lekuk tubuhnya sangat menggiurkan. Sepertinya ia juga sangat menyadari kelebihan itu. Aldo memerhatikan langkahnya dari belakang. Bokongnya yang bulat dan penuh, bergoyang turun naik selaras ayunan kakinya. Pinggangnya yang ramping, dengan pinggulnya yang menggiurkan, membuat darah lelakinya berdesir lagi. Aldo terpaksa menekan sela-sela pahanya, supaya tidak ada yang mencuat lagi. Aldo memejamkan mata sebentar, bermaksud mengumpulkan tenaga. Sehingga kalau Rembulan munc
"Apa wajahku terlihat seperti orang yang suka bermain wanita?" Aldo balik bertanya. Rembulan menggelengkan kepalanya. "Sudah larut malam, Sayang. Kita tidur sekarang. Besok pagi kamu harus ke kantor dan aku juga harus bekerja," kata Aldo mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin istrinya itu curiga jika sebenarnya ia memiliki hubungan dengan saudara kembar sang istri. Jika diminta memilih, Aldo tentu tidak bisa memilih. Saat ini ia ingin memiliki keduanya. Rembulan dan Mentari memiliki dua sifat yang sangat bertolak belakang dan juga memiliki keistimewaan yang berbeda. Semua yang ada pada diri keduanya membuat Aldo tidak bisa melepas satu dari dua. Meski ia menyadari tidak boleh serakah, tetapi untuk sementara biar saja begini lebih dulu. Tidak lama kemudian, Rembulan yang memang sudah merasa lelah pun jatuh tertidur, sementara Aldo menyempatkan untuk mengecek ponselnya. Sejak tadi ia belum mendapatkan kabar dari Mentari. Sudah seminggu ini mereka tidak bertemu. Biasanya, jika Menta