Dean menatap Keira heran. Ia bingung dengan apa yang dikatakan gadis yang ada di depannya. Menjadi kekasihnya untuk sementara? What the hell is this! Apa yang terjadi dengan gadis ini? Apa dia waras berkata seperti itu.
"Wait, apa maksudmu?" Dean bertanya lagi agar tidak salah mendengar perkataan wanita yang ada dihadapannya.
"Kamu tadi sudah mendengar kalau pernikahanku batal, tapi keadaannya sekarang gak semudah itu." Keira menatap Dean dengan sorot mata memohon. "Aku mohon tolonglah aku. Aku bingung harus bagaimana lagi. Please help me."
"Untuk apa aku membantumu dan apa untungnya untukku?" tanya Dean curiga.
"Orang tua sedang dalam perjalanan ke restoran ini dari Surabaya untuk bertemu aku dan kekasihku, Cristo, tapi kamu tau sendiri kalau laki-laki sialan itu malah gak datang dan membatalkan pernikahan kami."
"Lalu bagian menguntungkannya bagaimana?"
Keira terdiam. Ia bingung harus memberikan keuntungan apa ke Dean. Uang? Ia saja sudah menghabiskan tabungannya untuk biaya pernikahan jadi tak mungkin memberikannya uang. Mobil? Mobil saja masih kredit belum lunas.
"Hmm, keuntungannya itu kamu bisa menambah pahala karena membantu orang lain. Ibaratnya, membantu atas dasar kemanusiaan."
Dean terperangah. Baru kali ini ia mendengar ada orang yang meminta bantuan berpura-pura jadi pacar sementara untuk bertemu orang tuanya atas dasar kemanusiaan. Memang gadis ini lain daripada yang lain dan itu cukup menarik.
"Please Mr Dean. Please help me dan keadaannya sudah sangat mendesak." Keira menundukkan wajahnya. "Aku sudah tak punya pilihan."
Keadaan hening sesaat tak ada kata yang terucap. Sampai Keira mengerti kalau pria ini tak mungkin mau menolongnya, mereka saja baru bertemu beberapa jam yang lalu. Tak semua orang bisa melakukannya terlebih pada orang yang baru dikenalnya sampai suara Dean memecahkan keheningan tersebut.
"Hanya berpura-pura saja kan?" tanya Dean
Keira menengadahkan kepalanya. Apakah pengacara ini mau membantunya?
"I–iya hanya berpura-pura saja sebentar. Nanti kamu bisa bilang kalau pernikahan kita akan ditunda dulu sementara waktu dengan alasan kalau kamu akan dipindah kerja ke luar negeri," ucap Keira bersemangat.
Dean mengernyitkan dahinya. Perkataan Keira cukup masuk akal. "Hanya itu?"
"Iya hanya itu. Mudah sekali bukan?" Keira tersenyum. "Selanjutnya nanti aku yang mengatur semuanya. Aku bisa memberikan alasan ke orang tuaku kalau kamu memutuskan hubungan kita karena pekerjaan. Jadi semuanya akan baik-baik saja."
"Oke, tak masalah."
Keira menghembuskan napasnya. Ia sangat lega Dean menyetujui semua rencananya. "Kalau begitu tunggu dulu di sini, aku mau ke depan."
"Tunggu dulu." Dean menghentikan Keira.
"Kenapa? Apa kamu berubah pikiran?" tanya Keira ketakutan.
"Bukan, bukan seperti itu. Aku cuma ingin menanyakan siapa nama orang tuamu?"
"Ooh iya lupa. Nama Papaku itu Arman dan Mamaku, Rosana."
"Hmm, oke."
"Kalau begitu aku pergi dulu sebentar."
Keira berjalan dengan semangat. Semoga saja rencananya berjalan lancar dan Dean mau menuruti semua skenario yang sudah dibuatnya secara dadakan. Dean tersenyum melihat semangatnya Keira. Gadis itu memang memiliki semangat untuk membuat orang lain bahagia meskipun dirinya sendiri sedang terluka.
Keira dan kedua orang tuanya menuju arah Dean. Keira memberi kode ke Dean agar segera menyambutnya. Tentu saja Dean mengikuti semua keinginan Keira agar gadis itu tidak mengecewakan orang tuanya.
"Selamat siang, Pak, saya Dean Angelo," ucap Dean memperkenalkan dirinya.
Keira sangat terkejut. Bagaimana bisa Dean tidak mau mengaku sebagai Cristo, ia jadi sangat ketakutan sendiri.
"Dean? Bukannya namamu, Cristo?" tanya Arman, ayah Keira bingung.
"Sama saja Pak. Nama lengkap saya itu Dean Angelo, tapi orang-orang terdekat memanggil saya Cristo."
"Owalah, iya… iya… saya mengerti. Anak jaman sekarang yaa ada-ada saja."
"Tidak juga Pak. Hanya hal-hal tertentu saja. Saya lebih suka dengan cara orang tua dalam berpikiran dan bertindak karena sudah lama banyak pengalaman hidup."
"Ooh iya Nak Dean, tapi wajahmu di video call dulu dengan aslinya berbeda ya."
"Yaa mungkin karena efek kamera Pak. Jaman sekarang banyak pakai filter agar wajah jadi berbeda dengan aslinya. Seperti, Pak Arman dan Bu Rosana yang terlihat jauh lebih muda daripada di video call."
"Aduh, Nak Dean jangan panggil kami Pak dan Ibu. Panggil saja Papa mama, kamu kan sebentar lagi akan jadi menantu kamu."
"Iya Pa, Ma."
Arman, Rosana tersenyum dan terlihat bahagia mendengar pujian Dean. Begitu juga dengan Keira, ia bahagia bisa membuat orang tuanya tidak kecewa. Ia berharap Dean akan tetap sesuai rencana bukan mengubah semuanya mendadak seperti tadi. Jantungnya hampir keluar dari tubuhnya.
Dean berbicara sesuai rencana yang diberikan Keira dan ditambah-tambahkan kata-kata yang sesuai agar lebih enak dan indah didengar. Tapi semua itu membuat Keira gelisah, Dean sampai saat ini belum mengatakan kalau pernikahan mereka akan ditunda.
"Minggu depan pernikahan kalian akan segera menjadi suami istri. Papa sama Mama sangat menantikan pernikahan kalian, ini sedikit tambahan untuk pernikahan kalian. Walau tidak banyak seenggaknya bisa membantu kalau ada biaya yang kurang." Arman memberikan amplop coklat ke Dean.
Dean melirik Keira yang tampak kebingungan dengan kejadian yang tak terduga ini.
"Jangan Pa, Ma. Semua biaya sudah tercukupi. Lebih baik uang ini ditabung saja." Dean menolak pemberian Arman.
"Kami mohon terima lah uang ini. Ini tulus dari kami yang memang sengaja menyisihkan sedikit uang untuk biaya pernikahan putri kami satu-satunya."
"Papa jangan aku sama Dean memang berniat tidak ingin merepotkan orang tua dengan membebani kalian biaya pernikahan." Keira langsung mengambil tindakan agar Arman tidak memberikan uang mereka.
"Papa bersikeras kalian berdua harus menerimanya. Kalau kalian tidak mau Papa, Mama akan sangat kecewa."
Dean dan Keira saling berpandangan. Keira menganggukan kepalanya ke Dean. Dean yang tidak ingin mengecewakan kedua orang tua Keira dengan berat hati menerima pemberian Arman.
"Terima kasih Papa, Mama, kalian orang tua yang sangat baik dan perhatian. Terima kasih juga sudah membesar wanita yang luar biasa seperti Keira. Saya sangat beruntung bisa memiliki kalian dan juga calon istri yang akan menjadi pendamping saya sampai akhir hidup saya."
Rosana langsung menangis haru mendengar perkataan Dean begitu juga dengan Arman. Arman jadi tenang putrinya sudah berada di tangan laki-laki yang tepat dan Keira sampai berkaca-kaca dengan ucapan Dean. Seandainya semua yang dikatakan Dean benar tentu ia akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.
Keira menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh terlena dengan keadaan ini, Dean tidak sesuai dengan rencana awal. Kenapa pria yang awalnya enggan berpura-pura jadi kekasihnya, malah sekarang berbeda? Keira jadi khawatir semuanya tidak berjalan lancar.
Pertemuan orang tua Keira dan Dean sudah selesai. Dean ingin mengantarkan orang tua Keira, tapi Keira menolaknya. Ia akan membawa ayah dan ibu ke hotel yang memang sudah dipesannya untuk tempat tinggal selama seminggu sebelum hari pernikahannya. Dean tak mempermasalahkannya sebelum Keira pergi ia sudah mendapatkan nomor telepon gadis itu. Ia sekarang sedang menunggu ayahnya di restoran Orien. Tak lama ayahnya pun menjemputnya, banyak hal yang mereka bicarakan. Dean sangat merindukan rumah dan ayahnya. Sesampainya di rumah Dean memperhatikan sekeliling rumah dibelinya 4 tahun yang lalu. Bagi Dean, rumah tempatnya untuk berteduh, tempatnya untuk mengadu, dan tempatnya untuk melepaskan seluruh rasa penat setelah seharian bekerja. Meskipun dulu ia sangat membenci yang namanya rumah. Pengkhianatan Rosie membuat keluarga yang bahagia itu tercerai berai. "Dean karirmu sebagai pengacara sangat bagus, keuangan keluarga kita juga sangat mapan, ada rumah, ada mobil, tapi kapan yaa rumah ini d
Tanpa terasa tinggal satu hari lagi pernikahan Keira dan Dean akan dilaksanakan. Rudi, Arman, dan Rosanna sibuk mempersiapkan pernikahan anak mereka dengan semangat bahkan Vio ikut membantu persiapan pernikahan mereka. Dari persiapan pemberkatan di gereja hingga resepsi pernikahan di gedung hotel. Vio juga menemani Keira memilih gaun penganting yang baru sebab Dean tidak menginginkan gaun pengantin yang lama.Saat Vio bertemu dengan Dean. Dia tidak menyangka Dean begitu tampan bahkan sangat-sangat tampan. Wajah Dean seperti pria blasteran, hidungnya mancung, alisnya rapi bagaikan semut beriringan, kulitnya putih, rahangnya tegas, bentuk tubuhnya atletis, dan memiliki tinggi badan yang menjulang semakin membuat Vio terpesona pada pandangan pertama.Cara bicara Dean yang tegas dan berwibawa membuat Vio mengerti kalau pria tersebut merupakan seorang casanova. Jika bukan Dean dan Keira akan menikah dia pasti akan menggunakan kesempatan untuk mendapatkan pengacara tampan tersebut. Tatapan
Di salah satu hotel bintang 5 sudah terlihat banyak orang yang sedang mempersiapkan resepsi. Keira sang pengantin wanita menatap dirinya di depan cermin. Polesan make up dari perias profesional membuat Keira tampak berbeda dari biasanya. Warna rambutnya yang dulu berwarna pirang sudah berubah menjadi hitam legam. Terlihat pas dengan warna kulit Keira yang putih memancarkan aura kecantikan yang berbeda. Keira harus siap dengan keputusan yang telah diambilnya. Dia akan menikah hari ini dengan Dean, suara bel pintu kamar hotel membuyarkan lamunannya. Dia pun beranjak dari kursi menuju pintu yang diyakini nya kalau Mamanya yang menunggunya untuk menuju gereja.Tapi saat dia membuka pintu ada dua orang pria yang tidak dikenalnya berdiri dihadapannya. Pria-pria berpakaian cleaning service itu menatap Keira dengan tajam. Membuat bulu kudung Keira merinding sendiri, dia yakin kedua orang ini bukanlah petugas hotel.“Kalian siapa ya?” tanya Keira bingung.“Ikut kami,” ujar salah satu pria.“A
Rasa sesak seakan tercekik mendera saluran pernapasan Keira. Gelap, tidak terlihat apapun indra penglihatannya tertutupi oleh sebuah kain berwarna hitam. Dia ingin berteriak tapi sebuah selotip menghalangi bibirnya. Dia juga menggerakkan kaki dan tangannya juga tidak bisa, dia diikat. Ketakutan melanda Keira, siapa yang menculiknya? Sayup-sayup dia mendengar salah satu pria sedang berbicara sendiri seperti sedang menghubungi orang lain. Dia yakin kalau itu lah orang yang menyuruh menculiknya, tapi siapa?“Sebentar lagi Bos akan datang,” ujar salah satu penculik.“Hanya masalah wanita Bos rela mengeluarkan uang untuk menculik wanita itu,” ujar pria yang lain.“Biarlah itu urusan si Bos dan wanita itu yang penting kita di bayar.”“Iya juga sih. Duitnya lebih penting.”Mereka pun tertawa. Keira jadi semakin penasaran siapa Bos yang mereka maksud. Apa mungkin Cristo? Tapi masa Cristo menculik dia, bukannya lelaki itu telah meninggalkannya demi wanita lain. Entahlah dia bingung sendiri. D
Berkat Ettan yang bisa mengakses cctv hotel dengan bantuan orang tuanya semua orang mengetahui kalau Keira diculik bukan melarikan diri dari pernikahan. Dean sangat marah, siapa yang menculik Keira?“Dean, bagaimana sekarang?” tanya Ettan.Dean terdiam. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Keira dari orang yang menculik calon istrinya. Tapi dia juga bingung siapa orang yang menculik Keira? Di saat Dean merasa buntu dengan pemikirannya. Vio tiba-tiba menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa risih dengan tatapan Vio.“Kamu kenapa?” tanya Dean.“Aku bicara denganmu,” ucap Vio dengan raut wajah serius.“Bicara di sini saja.”“Ini penting.”Dean menuruti permintaan Vio untuk berbicara berdua jauh dari orang tuanya dan orang tua Keira.“Katakan apa yang ingin kamu bicarakan,” ujar Dean.“Aku sedang memikirkan sesuatu,” ucap Vio.“Apa?”“Sepertinya aku tau siapa yang menculik Keira.”“Siapa?”“Cristo. Aku yakin itu Cristo.”“Kenapa kamu bisa begitu yakin?”“Keira tidak memi
Rasa sesak seakan tercekik mendera saluran pernapasan Keira. Gelap, tidak terlihat apapun indra penglihatannya tertutupi oleh sebuah kain berwarna hitam. Dia ingin berteriak tapi sebuah selotip menghalangi bibirnya. Dia juga menggerakkan kaki dan tangannya juga tidak bisa, dia diikat. Ketakutan melanda Keira, siapa yang menculiknya? Sayup-sayup dia mendengar salah satu pria sedang berbicara sendiri seperti sedang menghubungi orang lain. Dia yakin kalau itu lah orang yang menyuruh menculiknya, tapi siapa?“Sebentar lagi Bos akan datang,” ujar salah satu penculik.“Hanya masalah wanita Bos rela mengeluarkan uang untuk menculik wanita itu,” ujar pria yang lain.“Biarlah itu urusan si Bos dan wanita itu yang penting kita di bayar.”“Iya juga sih. Duitnya lebih penting.”Mereka pun tertawa. Keira jadi semakin penasaran siapa Bos yang mereka maksud. Apa mungkin Cristo? Tapi masa Cristo menculik dia, bukannya lelaki itu telah meninggalkannya demi wanita lain. Entahlah dia bingung sendiri. D
Berkat Ettan yang bisa mengakses cctv hotel dengan bantuan orang tuanya semua orang mengetahui kalau Keira diculik bukan melarikan diri dari pernikahan. Dean sangat marah, siapa yang menculik Keira?“Dean, bagaimana sekarang?” tanya Ettan.Dean terdiam. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Keira dari orang yang menculik calon istrinya. Tapi dia juga bingung siapa orang yang menculik Keira? Di saat Dean merasa buntu dengan pemikirannya. Vio tiba-tiba menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa risih dengan tatapan Vio.“Kamu kenapa?” tanya Dean.“Aku bicara denganmu,” ucap Vio dengan raut wajah serius.“Bicara di sini saja.”“Ini penting.”Dean menuruti permintaan Vio untuk berbicara berdua jauh dari orang tuanya dan orang tua Keira.“Katakan apa yang ingin kamu bicarakan,” ujar Dean.“Aku sedang memikirkan sesuatu,” ucap Vio.“Apa?”“Sepertinya aku tau siapa yang menculi
Penyesalan kehilangan orang yang dicintai terkadang membuat orang menjadi mengerti betapa berharganya dia di dalam hidupmu. Tapi saat menyadari hal tersebut, dia telah pergi meninggalkanmu dengan sejuta rasa penyesalan yang hanya menjadi bayang semu.Cristo baru menyadari betapa pentingnya Keira dalam hidupnya. Selama setahun mereka menjalin kasih Keira selalu mendukungnya bahkan dia selalu menyembunyikan Keira agar tidak ada satu orangpun yang tahu tentang hubungan mereka.Status sosial Keira yang hanya seorang gadis sederhana dan dari keluarga sederhana tidak sebanding dengan keluarganya yang dari pengusaha kaya raya dan terpandang. Dia pun dulu tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada Keira.FlashbackCristo akan diwawancarai oleh majalah satu majalah fashion tentang penampilannya dan pekerjaannya. Dia sebenarnya tidak terlalu nyaman harus melakukan wawancara tapi mengingat dia baru saja menggantikan Kedudukan Handi Josep, Papanya sebagai CEO