Tanpa terasa tinggal satu hari lagi pernikahan Keira dan Dean akan dilaksanakan. Rudi, Arman, dan Rosanna sibuk mempersiapkan pernikahan anak mereka dengan semangat bahkan Vio ikut membantu persiapan pernikahan mereka. Dari persiapan pemberkatan di gereja hingga resepsi pernikahan di gedung hotel. Vio juga menemani Keira memilih gaun penganting yang baru sebab Dean tidak menginginkan gaun pengantin yang lama.
Saat Vio bertemu dengan Dean. Dia tidak menyangka Dean begitu tampan bahkan sangat-sangat tampan. Wajah Dean seperti pria blasteran, hidungnya mancung, alisnya rapi bagaikan semut beriringan, kulitnya putih, rahangnya tegas, bentuk tubuhnya atletis, dan memiliki tinggi badan yang menjulang semakin membuat Vio terpesona pada pandangan pertama.
Cara bicara Dean yang tegas dan berwibawa membuat Vio mengerti kalau pria tersebut merupakan seorang casanova. Jika bukan Dean dan Keira akan menikah dia pasti akan menggunakan kesempatan untuk mendapatkan pengacara tampan tersebut. Tatapan mata Dean yang dingin saat memperhatikan Keira membuat Via sadar tidak akan tempat untuknya. Sayang sekali Keira tidak mengetahui perasaan Dean padanya.
“Sekarang semuanya sudah beres dan besok aku akan mengerahkan semua keahlianku untuk membuatmu tampil beda saat memakai gaun putih pengantin. Ooh, indahnya” ucap Vio.
"Apa pilihanku sudah tepat Vi," ujar Keira bimbang.
"Aku yakin Dean laki-laki yang baik."
"Dari mana kamu tahu kalau dia baik?"
"Yaa ampun kayak gitu ga usah dipertanyakan lagi deh. Kei. Dia mau menolongmu padahal ga kenal terus mau aja langsung menikahimu dan mau bertanggung jawab membantumu. Padahal semua perbuatan tidak bertanggung jawab yang dilakukan Cristo si laki-laki brengsek, sialan itu. Bukankah itu semua sudah cukup untuk menunjukkan kalau dia memang pria yang baik?”
Perkataan Vio memang benar apa adanya. Jika Dean tidak baik mana mungkin semua akan berakhir seperti ini. Dalam seminggu semua urusan pernikahan berjalan sesuai rencana tanpa ada yang berkurang walau pengantin prianya sudah tidak lagi sama, tapi tidak ada yang tahu hanya dirinya, Dean, Vio, dan Ethan, kekasih Vio.
"Sudahlah tidak usah membahas yang tidak penting. Besok kamu akan segera menjadi Nyonya Keira Rose Angelo bukan Keira Rose lagi," ucap Vio berkata dengan memegang tangan Keira.
"Rasanya cukup aneh mendengar namaku jadi Keira Rose Angelo." Keira memejamkan matanya. Pernikahannya dengan Dean hanya sementara. "Aku tidak terlalu berharap berlebihan tentang hubunganku dan Dean. Pernikahan ini hanya pernikahan kontrak yang memiliki tujuan dan kepentingan masing-masing."
"Walau hanya pernikahan kontrak, tapi tetap istrinya Dean secara resmi di pemerintahan dan di mata Tuhan. Tidak bisa bantah atau mengelak, Kei."
Dengan menghela napasnya berat Keira menyadari hal tersebut. "Aku ragu dengan pernikahan ini Vi. Apa sebaiknya aku batalkan saja?"
“Jangan gila kamu, Kei. Seenaknya saja main batal-batal, ga mikir itu perasaan orang tuamu.”
Lagi-lagi Keira menarik napasnya dengan berat. Jika bukan karena orang tuanya mana mungkin dia akan menikah dengan Dean. Tiba - tiba terpikirkan suatu ide dalam benak Keira, apa sebaiknya dia kabur saja tidak meneruskan pernikahan ini?
Dengan gemas Vio menggoyang tubuh Keira. “Keira! Kamu tidak boleh lemah begini! Cukup kamu diatur-atur oleh Cristo, bahkan caramu berjalan dan make up pun diatur oleh Cristo. Memang kamu ga punya harga diri dan dianggap hanya boneka yang tidak memiliki hak untuk memilih.”
Tanpa terasa air mata terjatuh di pipi Keira. Sejujurnya ini semua begitu cepat. Dia belum sembuh dari rasa sakitnya akibat patah hati dan belum bisa melupakan Cristo. Yang ada malah dia terlibat masalah dengan Dean.
“Mana Keira yang dulu aku kenal kuat dan tegas. Ke mana hilangnya Keira yang tidak pernah ragu dengan keputusannya? Malah sekarang aku berhadapan Keira yang baper dan galau. Sudah lah lelah aku bicara sama kamu. Kamu malah ga jelas.” Vio berkata dengan kesal lalu meninggal kan Keira yang terdiam.
Seandainya semua masalah yang ada bisa begitu mudah sesuai yang dikatakan Vio. Tentu saja dia punya pilihan untuk menyendiri dulu dan tidak menikah dalam waktu-waktu dekat ini. Tapi jika dia melakukan hal tersebut pasti akan membuat semua keluarga kecewa dan sangat bersedih. Membayangkan Ibunya menangis saja sudah membuat hati Keira terluka. Arman, Papanya pasti juga akan merasa sedih jika putri semata wayangnya mengalami hal tersebut. Keira tidak ingin menjadi beban pikiran yang mengecewakan orang tuanya.
“Aku harus memutuskan. Besok sudah menikah masa aku harus melakukan hal yang bodoh.”
Di saat Keira berusaha untuk menetapkan hati dan pikirannya dering telepon ponselnya berbunyi. Betapa terkejutnya Keira ada nama Cristo tertera di layar ponsel.
“Ngapain laki-laki sialan itu menelponku,” ujar Keira pada dirinya sendiri.
Keira memilih tidak memperdulikan panggilan telepon dari Cristo. Dia membiarkan berkali-kali mantan kekasihnya tunangannya menghubunginya. Baginya kisah mereka sudah usai. Ibarat kata Buanglah Mantan Pada Tempatnya, mantan tidak bisa di daur ulang hanya akan menambah beban hidupnya.
Cristo menatap layar ponselnya sudah beberapa kali dia menghubungi Keira, tapi tidak ada jawaban. Dia ingin menanyakan pada Keira kenapa dia bisa menikah besok? Sedangkan mereka baru putus beberapa hari yang lalu lebih tepatnya 6 hari yang lalu.
“Pasti Keira selama berpacaran denganku sudah berselingkuh,” ucap Cristo dengan emosi.
Entah mengapa dia merasa emosi dan cemburu saat mendengar Keira akan menikahi pria lain. Walau dia juga akan segera bertunangan dengan wanita pilihan orang tuanya, tapi dia tidak bisa menerima kalau Keira malah menikah duluan. Dia tidak putus asa malah semakin meneror Keira dengan semangat.
Keira merasa sangat jengah di telepon terus menerus oleh Dean. Akhirnya mengangkat panggilan pria tersebut.
“Apa maumu?” ujar Keira tanpa basa-basi.
“Kamu memang wanita murahan! Baru saja putus denganku malah sekarang akan menikah dengan pria lain,” ujar Cristo dengan emosi.
“Hei! Kamu jangan menghina aku terus yaa. Kamu bukan siapa-siapaku lagi. Jaga omonganmu.”
“Sudah berapa lama kamu berselingkuh dari aku.”
“Ga penting menjelaskan sama kamu. Mau aku berselingkuh atau tidak bukan urusanmu.”
“Itu urusanku karena kamu berselingkuh saat masih berhubungan dengan aku dulu.”
“Haha, lucu sekali kamu Cris. Kita tidak ada hubungan mau seperti apapun.”
“Kamu berani sekali mengkhianati aku dan malah menikah dengan laki-laki lain. Aku akan membalas setiap perbuatanmu, Keira.”
“Diamlah Cist, jangan berisik dan jangan ikut campur. Hubungan kita sudah selesai jadi aku harap kamu bisa bahagia dengan dirimu sendiri.”
Keira langsung memutuskan komunikasi mereka. Dia tidak ingin diganggu oleh Cristo lagi, perkataan dan penghinaan Cristo padanya semakin membuatnya yakin kalau lelaki tersebut bukanlah jodoh yang terbaik untuknya.
Di salah satu hotel bintang 5 sudah terlihat banyak orang yang sedang mempersiapkan resepsi. Keira sang pengantin wanita menatap dirinya di depan cermin. Polesan make up dari perias profesional membuat Keira tampak berbeda dari biasanya. Warna rambutnya yang dulu berwarna pirang sudah berubah menjadi hitam legam. Terlihat pas dengan warna kulit Keira yang putih memancarkan aura kecantikan yang berbeda. Keira harus siap dengan keputusan yang telah diambilnya. Dia akan menikah hari ini dengan Dean, suara bel pintu kamar hotel membuyarkan lamunannya. Dia pun beranjak dari kursi menuju pintu yang diyakini nya kalau Mamanya yang menunggunya untuk menuju gereja.Tapi saat dia membuka pintu ada dua orang pria yang tidak dikenalnya berdiri dihadapannya. Pria-pria berpakaian cleaning service itu menatap Keira dengan tajam. Membuat bulu kudung Keira merinding sendiri, dia yakin kedua orang ini bukanlah petugas hotel.“Kalian siapa ya?” tanya Keira bingung.“Ikut kami,” ujar salah satu pria.“A
Rasa sesak seakan tercekik mendera saluran pernapasan Keira. Gelap, tidak terlihat apapun indra penglihatannya tertutupi oleh sebuah kain berwarna hitam. Dia ingin berteriak tapi sebuah selotip menghalangi bibirnya. Dia juga menggerakkan kaki dan tangannya juga tidak bisa, dia diikat. Ketakutan melanda Keira, siapa yang menculiknya? Sayup-sayup dia mendengar salah satu pria sedang berbicara sendiri seperti sedang menghubungi orang lain. Dia yakin kalau itu lah orang yang menyuruh menculiknya, tapi siapa?“Sebentar lagi Bos akan datang,” ujar salah satu penculik.“Hanya masalah wanita Bos rela mengeluarkan uang untuk menculik wanita itu,” ujar pria yang lain.“Biarlah itu urusan si Bos dan wanita itu yang penting kita di bayar.”“Iya juga sih. Duitnya lebih penting.”Mereka pun tertawa. Keira jadi semakin penasaran siapa Bos yang mereka maksud. Apa mungkin Cristo? Tapi masa Cristo menculik dia, bukannya lelaki itu telah meninggalkannya demi wanita lain. Entahlah dia bingung sendiri. D
Berkat Ettan yang bisa mengakses cctv hotel dengan bantuan orang tuanya semua orang mengetahui kalau Keira diculik bukan melarikan diri dari pernikahan. Dean sangat marah, siapa yang menculik Keira?“Dean, bagaimana sekarang?” tanya Ettan.Dean terdiam. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Keira dari orang yang menculik calon istrinya. Tapi dia juga bingung siapa orang yang menculik Keira? Di saat Dean merasa buntu dengan pemikirannya. Vio tiba-tiba menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa risih dengan tatapan Vio.“Kamu kenapa?” tanya Dean.“Aku bicara denganmu,” ucap Vio dengan raut wajah serius.“Bicara di sini saja.”“Ini penting.”Dean menuruti permintaan Vio untuk berbicara berdua jauh dari orang tuanya dan orang tua Keira.“Katakan apa yang ingin kamu bicarakan,” ujar Dean.“Aku sedang memikirkan sesuatu,” ucap Vio.“Apa?”“Sepertinya aku tau siapa yang menculik Keira.”“Siapa?”“Cristo. Aku yakin itu Cristo.”“Kenapa kamu bisa begitu yakin?”“Keira tidak memi
Rasa sesak seakan tercekik mendera saluran pernapasan Keira. Gelap, tidak terlihat apapun indra penglihatannya tertutupi oleh sebuah kain berwarna hitam. Dia ingin berteriak tapi sebuah selotip menghalangi bibirnya. Dia juga menggerakkan kaki dan tangannya juga tidak bisa, dia diikat. Ketakutan melanda Keira, siapa yang menculiknya? Sayup-sayup dia mendengar salah satu pria sedang berbicara sendiri seperti sedang menghubungi orang lain. Dia yakin kalau itu lah orang yang menyuruh menculiknya, tapi siapa?“Sebentar lagi Bos akan datang,” ujar salah satu penculik.“Hanya masalah wanita Bos rela mengeluarkan uang untuk menculik wanita itu,” ujar pria yang lain.“Biarlah itu urusan si Bos dan wanita itu yang penting kita di bayar.”“Iya juga sih. Duitnya lebih penting.”Mereka pun tertawa. Keira jadi semakin penasaran siapa Bos yang mereka maksud. Apa mungkin Cristo? Tapi masa Cristo menculik dia, bukannya lelaki itu telah meninggalkannya demi wanita lain. Entahlah dia bingung sendiri. D
Berkat Ettan yang bisa mengakses cctv hotel dengan bantuan orang tuanya semua orang mengetahui kalau Keira diculik bukan melarikan diri dari pernikahan. Dean sangat marah, siapa yang menculik Keira?“Dean, bagaimana sekarang?” tanya Ettan.Dean terdiam. Dia harus mencari cara untuk menyelamatkan Keira dari orang yang menculik calon istrinya. Tapi dia juga bingung siapa orang yang menculik Keira? Di saat Dean merasa buntu dengan pemikirannya. Vio tiba-tiba menatapnya dengan pandangan yang berbeda. Dia merasa risih dengan tatapan Vio.“Kamu kenapa?” tanya Dean.“Aku bicara denganmu,” ucap Vio dengan raut wajah serius.“Bicara di sini saja.”“Ini penting.”Dean menuruti permintaan Vio untuk berbicara berdua jauh dari orang tuanya dan orang tua Keira.“Katakan apa yang ingin kamu bicarakan,” ujar Dean.“Aku sedang memikirkan sesuatu,” ucap Vio.“Apa?”“Sepertinya aku tau siapa yang menculi
Penyesalan kehilangan orang yang dicintai terkadang membuat orang menjadi mengerti betapa berharganya dia di dalam hidupmu. Tapi saat menyadari hal tersebut, dia telah pergi meninggalkanmu dengan sejuta rasa penyesalan yang hanya menjadi bayang semu.Cristo baru menyadari betapa pentingnya Keira dalam hidupnya. Selama setahun mereka menjalin kasih Keira selalu mendukungnya bahkan dia selalu menyembunyikan Keira agar tidak ada satu orangpun yang tahu tentang hubungan mereka.Status sosial Keira yang hanya seorang gadis sederhana dan dari keluarga sederhana tidak sebanding dengan keluarganya yang dari pengusaha kaya raya dan terpandang. Dia pun dulu tak pernah menyangka bisa jatuh cinta pada Keira.FlashbackCristo akan diwawancarai oleh majalah satu majalah fashion tentang penampilannya dan pekerjaannya. Dia sebenarnya tidak terlalu nyaman harus melakukan wawancara tapi mengingat dia baru saja menggantikan Kedudukan Handi Josep, Papanya sebagai CEO
Derit pintu terdengar memekakan telinga menandakan ada orang yang masuk ke dalam ruangan. Keira berusaha mendengar siapa yang masuk ke dalam ruangan tempat dia disekap.Walau mata dan mulutnya tertutup tapi indra pendengarannya masih bisa mendengar ada suara orang lain selain dua pria yang saling bercakap-cakap. Dia mengenal suara pria tersebut.“Cristo? Apa dalang penculikan aku Cristo? Kenapa dia melakukan ini.” Keira berkata dalam batinnya.“Bagaimana apa saat kalian membawa dia ada yang mengetahuinya?” tanya Cristo pada salah satu pria yang menculik Keira.“Tentu saja tidak bos. Kami melakukan pekerjaan ini secara profesional sesuai dengan bayaran kami untuk memuaskan pelanggan,” ujar penculik.“Baguslah tidak percuma aku membayar kalian berdua dengan mahal.”“Pasti bos. Pelanggan adalah raja dan kami selalu bisa membuat semua yang sulit menjadi lebih mudah.”Cristo memberikan dua amplop berwarna coklat pada mereka. “Kalian boleh pergi, tinggalkan aku bersama dia.”“Selamat menikm
Rasa sesak akibat cengkraman tangan Cristo di lehernya semakin membuat Keira kesulitan mengambil oksigen. Dia tidak bisa melakukan apapun, tangan dan kakinya terikat bahkan berteriak pun tak mampu. Wajahnya pucat pasih, Tubuh Keira tak bisa lagi bergerak, sudah tak ada suara kesakitan, matanya secara perlahan menutup merasakan ketenangan seakan membuatnya melayang.Tiba-tiba tubuh Cristo terjungkal. Seorang pria yang menatapnya marah memukuli Cristo dengan membabi buta. Cristo yang tidak memiliki kesiapan untuk membalas hanya bisa pasrah saat dirinya dihantam bertubi-tubi pukulan mengenai wajahnya.“Dean sudah Dean. Laki-laki brengsek itu sudah tak bisa berkutik lagi,” ujar Ettan menarik Dean yang terus menerus memukuli Cristo.Cristo tidak mendengarkan suara Ettan, dia masih dikuasai oleh emosinya. Terpaksa Ettan menampar Dean membuat pria itu tersadar apa yang telah dilakukannya. Tangan berdarah tapi bukan darahnya.“Dari pada mengotori tanganmu lebih baik kita menolong Keira,” teri