Share

Bab 0005

"Ambilkan pena!"

"Pak William, Pak Zanu dan yang lainnya masih menunggumu menandatangani kontrak. Waktu hampir habis."

Antony mendekat dan mengingatkan dengan suara yang lirih.

Ini adalah kerja sama penting yang telah lama dibicarakan oleh Perusahaan Sanjaya dan hampir ditunda oleh Grace!

William mengabaikan Grace dan buru-buru keluar dari gerbang bersama Antony.

"William!" teriak Grace sambil mengejarnya.

"Jauhkan dia dariku!"

Dengan mengikuti perintah William, beberapa pengawal mengepung Grace.

Grace tahu bahwa William adalah seorang yang gila kerja dan mungkin tidak akan punya waktu untuk bercerai dengannya karena jadwalnya yang padat hari ini.

Grace hanya bisa berkata dengan lantang, "Besok pagi jam sembilan, kita bertemu di Kantor Catatan Sipil saja!"

William masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya dan pergi dengan acuh tak acuh.

William akan pergi atau tidak?

Pasti akan pergi.

William berharap bisa menyingkirkannya secepat mungkin.

Grace merasa lega.

Setelah kembali ke vila, Grace masuk ke email yang sudah lama tidak dibuka.

Di dalamnya ada beberapa tawaran pekerjaan dari bank investasi.

Alih-alih langsung menghapusnya seperti sebelumnya, kali ini Grace membukanya satu per satu.

Penawaran ini sudah berakhir.

Di antaranya adalah bank investasi yang sangat terkenal sehingga banyak yang ingin bergabung.

Grace malah melewatkannya hanya demi menjadi wanita milik William!

Rugi sekali!

Grace harus membuat rencana yang baik dalam hidup ini dan tidak lagi melakukan hubungan dengan pria bajingan itu. Tujuan utamanya adalah menjalani kehidupan yang baik.

Setelah mengirimkan beberapa resume miliknya, Grace merasa sedikit santai begitu memikirkan besok dirinya akan menceraikan William.

Setelah mematikan komputer, Grace mulai mengemasi barang-barangnya.

Dengan begitu, Grace bisa langsung pergi begitu surat cerai berhasil dibuat.

Saat sedang berkemas, Bibi Sinta masuk.

"Nyonya, untuk apa berkemas? Nyonya mau berlibur?"

Bibi Sinta adalah pelayan sementara yang diundang oleh William. Demi mencegah para pelayan melaporkan situasi mereka pada Nyonya Tamara, William tidak mengizinkan pelayan dari kediaman lama datang ke sana.

Meskipun Grace pemarah dan selalu membuat masalah di kehidupan sebelumnya, tapi Bibi Sinta tetap bertanggung jawab atas tugasnya.

Hanya saja sahabatnya mengatakan bahwa Bibi Sinta disuap oleh Bella, tapi Grace mempercayainya dan selalu mempersulit Bibi Sinta.

"Bi Sinta, besok aku akan pindah."

Grace meminta maaf, "Saat menjagaku, kamu selalu menderita, jadi mohon jangan dimasukkan ke dalam hati."

Bibi Sinta terkejut. Nyonya sering kali merasa kesal, curiga dan mudah tersinggung, tapi sekarang dengan tenang akan meminta maaf padanya?

Sepertinya Nyonya sudah banyak berubah sejak melompat dari gedung dan sadar hari itu!

"Jangan begitu, Nyonya. Saya nggak apa-apa, tapi kenapa Nyonya mau pindah?"

Grace mengatakan yang sebenarnya, "Aku berencana menceraikan William, besok kita akan melakukannya."

Bibi Sinta terkejut lagi!

Meski baru kurang dari setahun merawat Nyonya, tapi dia bisa melihat dengan jelas perasaan Nyonya pada Tuan William!

Nyonya akan selalu memutar otak setiap hari untuk menyenangkan suaminya.

Tuan William suka melukis, jadi Nyonya akan memenuhi rumahnya dengan lukisan-lukisan terkenal.

Tuan William suka baca buku, jadi Nyonya meletakkan buku di lantai atas, bawah dan bahkan di taman.

Segala sesuatu mengenai makanan, pakaian dan penggunaan bergantung pada kesukaan Tuan William.

Sekarang, Nyonya ingin bercerai dengan Tuan William?

"Nyonya, bukankah Nyonya sangat mencintai Pak William? Kenapa tiba-tiba ingin bercerai?" Bibi Sinta benar-benar bingung.

Grace tersenyum dan berkata, "Cinta bisa hilang kapan saja, jadi lebih baik melepaskan satu sama lain."

Bibi Sinta masih saja terkejut lalu hendak memberikan nasihat tapi tiba-tiba melihat William di koridor di luar pintu.

"Tuan sudah pulang. Tuan sudah makan? Saya akan buatkan makanan."

William berkata dengan pelan, "Nggak perlu, aku hanya pulang untuk mengambil beberapa dokumen."

Setelah berbicara, William hendak berjalan ke ruang kerja tapi Grace menghentikannya. "Tunggu sebentar."

Bibi Sinta buru-buru berkata, "Tuan, Nyonya, kalian ngobrol dulu. Saya akan turun."

Setelah Bibi Sinta pergi, William berkata pada Grace dengan wajah acuh tak acuh, "Aku sibuk sekali, sebaiknya kamu mengatakan sesuatu yang serius."

"Jangan khawatir, aku juga sangat sibuk dan nggak ada waktu untuk bicara omong kosong denganmu."

Grace memegang surat perjanjian perceraian dari meja yang penuh dengan barang-barang lalu berjalan ke arah William.

"Aku beri waktu sebentar untuk menandatangani perjanjian ini, jadi kita bisa langsung ke sana dan mengambil surat perceraian besok."

William melirik ke arah Grace.

Saat naik ke atas, dia mendengar Bibi Sinta bertanya pada Grace alasan mereka bercerai.

Awalnya, dia tidak percaya Grace akan menceraikannya.

Namun, William mendengar Grace mengatakan bahwa cintanya sudah hilang dengan nada suaranya sangat santai dan tidak terdengar seperti sedang berpura-pura.

Grace yang memegang surat perjanjian perceraian saat ini, terlihat sangat tenang dan polos. Pakaiannya yang longgar dan kasual, benar-benar berbeda dari citra sempurna yang dimiliki Grace sebelumnya.

Apa Grace sudah sadar?

William menerima surat perjanjian perceraian dengan ragu-ragu.

Isinya sangat sederhana. Isi utamanya adalah Grace tidak menginginkan apa pun setelah perceraian.

Ada tanda tangannya yang indah di bawah.

"Kalau nggak ada masalah, tanda tangani saja," desak Grace.

William menatapnya lagi. "Apa kamu benar-benar ingin bercerai?"

"Tentu saja, lebih cepat lebih baik!" Grace bertanya, "Kamu punya pena? Kalau nggak ada, aku akan mengambilkannya!"

William tidak mengangguk dengan tergesa-gesa, tapi mengembalikan surat perjanjian perceraian itu pada Grace.

"Apa maksudmu? Ada masalah?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status