Share

Bab 7 : Gadis Aneh Di Cafe

Sebelum datang ke Indonesia, Caesar sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Ia kabur dari London dengan menyamarkan indentitasnya, agar tidak ada yang bisa mencari tau keberadaannya. Membuat semua CCTV di jalan dan tempat-tempat yang ia lalui mati, agar tak seorang pun yang bisa meretas keberadaannya. Terakhir, ia meninggalkan kartu ATM, kartu kredit, dan black card-nya. Terlalu beresiko membawa semua kartu itu. Karena bisa saja orang-orang suruhan John meretas kartu tersebut dan menemukan dimana dirinya. 

Caesar benar-benar sudah meninggalkan kota tersebut tanpa membawa gelarnya sebagai Mafia. Meninggalkan semua hal yang ia miliki di London. Dan memulai hidup baru yang nyaman di Indonesia. 

"Kukira alasan kau datang ke Indonesia karena ada sesuatu yang kau rencanakan di negara ini. Aku tidak menduga kau datang ke sini diam-diam dan bahkan... Resign dari pekerjaanmu. Why? Apa alasanmu melakukan semua itu?" 

Caesar teringat dengan percakapannya dengan Ali tadi pagi. Dia sudah menceritakan kisahnya yang kabur dari London. Dan tentu saja Ali langsung bertanya karena penasaran. 

Tapi, dia terlalu malas untuk menceritakan alasan kenapa dia melakukan semua itu. Jadi, yang dia katakan hanyalah, "Ku dengar Indonesia terkenal dengan sebutan negara seribu pulau. Jika dilihat dari foto-fotonya nampaknya semua pulau itu sangat indah. Aku penasaran apakah aslinya sama cantiknya dengan yang difoto. Karena itu aku datang ke mari." 

Caesar tidak peduli apakah Ali percaya atau tidak dengan jawabannya itu. Tidak mungkin juga Ali percaya dengan jawaban asalnya itu. Tapi Ali tidak mengatakan apa-apa setelahnya. Dan itulah salah satu sifat Ali yang disukainya. Ali adalah tipe orang yang tidak terlalu penasaran atau kepo dengan urusan orang lain. Dia hanya akan bertanya sekali lalu tidak akan bertanya lagi. Dia tidak peduli apakah pertanyaannya dijawab serius atau hanya asal-asalan. 

Jam sudah menunjukkan pukul 16.32. Masih sore. Tapi Caesar sudah merasa lapar. Ia memutuskan untuk keluar dan mencari makanan. Dan mungkin dia akan berjalan-jalan sebentar. 

Caesar mengambil dompetnya yang berisi beberapa lembar uang. Sebagai ganti semua kartu yang ditinggalkannya, Caesar membawa uang yang selama ini ditabungnya, untuk membeli semua keperluannya. Dan uang tabungannya itu jelas tidak sedikit. 

Hei, Caesaria tidak akan menjadi orang miskin di negara ini. 

*** 

One Fifteenth coffee. Itu adalah nama cafe yang Caesar tujui. Tempatnya sangat cocok untuk duduk sejenak sambil minum segelas kopi panas. 

Caesar masuk ke dalam cafe lalu duduk di meja yang berada di pojok. Setelah itu, datang seorang pelayan membawa buku dan pena untuk mencatat pesanan. Caesar membaca semua menu dalam buku lalu mengatakan pesanannya, "Hot Cappucino dan scrambled eggs. " 

Pelayan itu dengan sengaja mencatat pesanan dengan lambat. Diam-diam pelayan itu mengagumi wajah rupawan Caesar. Dalam hati pelayan itu, dia berteriak girang melihat wajah tampan Caesar. Pelayan itu bahkan tidak sadar jika dia sudah berdiri selama 2 menit seperti orang bodoh. 

Caesar yang jengah karena pelayan itu terus menatapnya dengan tatapan kagum, langsung melayangkan tatapan tajam ke arahnya. Pelayan yang mendapat tatapan tajam itu langsung menduduk ketakutan dan segera lari ke dapur.

Caesar berdecak kesal melihat itu. Lain kali dia akan membawa topi saat keluar. Caesar menunggu pesanannya tiba. Tapi instingnya tiba-tiba merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Atau lebih tepatnya mengawasinya. 

Dari arah jam 3 tempatnya saat ini, Caesar melirik seorang gadis berambut pendek yang ternyata sedang memperhatikannya. Caesar pikir itu adalah mata-mata rupanya hanya seorang anak remaja yang menatap kagum ke arahnya. Lagi-lagi Caesar mendengus kesal. 

Tak lama setelah itu, gadis yang sejak tadi memperhatikannya berjalan pelan ke mejanya. 

Ck, untuk apa gadis itu ke sini?! 

"Em, permisi tuan." Ujar gadis itu sopan. Dia berdiri di depan meja Caesar sambil menggengam erat handphone di tangannya. 

Caesar tidak mengatakan apapun. Bahkan melirik pun tidak. Ia sungguh merasa malas berbicara dengan gadis asing itu. Tapi walaupun tidak mendapat respon darinya, gadis itu tidak kunjung pergi. 

"Tuan, maaf mengganggu tapi boleh kah saya mengambil foto tuan." Ujar gadis itu dengan sopan. Tapi bagi Caesar itu sangat lancang. 

Caesar langsung mendongakkan kepalanya. Menatap gadis yang dengan beraninya meminta izin untuk mengambil fotonya. Setelah gadis aneh yang kemarin dia temui. Sekarang muncul lagi gadis aneh satunya. 

"Tidak dan pergilah." Tugas Caesar dengan wajah cool-nya. 

Tapi gadis itu bukannya pergi justru menatapnya dengan mata yang berbinar. "Astaga! Tuan orang yang sangat cool. Benar-benar tipe Camelia!" Seru gadis itu girang. 

Caesar memejamkan matanya kesal. Ternyata gadis itu benar-benar aneh. 

Apa di Indonesia semua gadisnya seperti ini?! Batin Caesar tidak habis pikir. 

Sudah cukup! Caesar sudah tidak berselera lagi makan di cafe ini. Dia benar-benar badmood! Caesar langsung berdiri dan berniat pergi dari tempat ini, tapi gadis itu tiba-tiba menghadangnya dengan wajah terkejut. 

"Maaf tuan, maaf... Saya sudah menggangu tuan. Oke, tuan. Saya akan pergi. Sekali lagi saya minta maaf. Permisi... " Setelah mengatakan itu gadis aneh itu langsung pergi dari cafe. 

"Ck, dasar gadis aneh!" Umpat Caesar kesal. 

Caesar kembali duduk ke kursinya. Tapi tiba-tiba dia mendengar suara potret kamera. Dia langsung menoleh ke asal suara itu dan menemukan gadis aneh tadi sedang mengarahkan kamera handphone-nya ke arahnya. 

Saat Caesar hendak berteriak marah gadis itu langsung lari ketakutan. 

BUK! 

Caesar memukul meja cafe dengan marah. Dua kali dia telah dibuat kesal oleh seorang gadis! Benar-benar menyebalkan! Jika tidak mengingat dia sedang ada di cafe, dia pasti akan menembak kepala gadis itu! 

Sialan! 

***

"Camelia!!!" Teriak Alisya lantang saat membuka kamar Camelia. Camelia yang sedang tidur langsung terlonjak kaget mendengar teriakan dalam kamarnya. Saat membuat mata ia menemukan Alisya berada di kamarnya dengan wajah yang berseri-seri. 

"Alisya? Ternyata lo? Kenapa lo teriak-teriak sih?!" Sahut Camelia kesal. 

"Ca, gue udah nemuin cowok ganteng yang sesuai tipe lo!" Pekik Alisya heboh. 

Demi mendengar itu, kekesalan Camelia langsung hilang. Berganti dengan wajah yang berseri-seri. 

"Serius? Secepat ini? Cepet banget lo nemuin cowoknya." Ucap Camelia terkejut dengan wajah yang bahagia.

Alisya tersenyum bangga lalu menepuk dadanya dengan angkuh. "Jelas! Alisya gitu lo." Ucapnya pede.

"Iya, iya, cowoknya yang mana?" Tanya Camelia penasaran. 

Alisya langsung membuka handphone-nya lalu menunjukkan sebuah foto pria yang sedang berdiri. Pria itu menatap ke arah camera dengan wajah datar. Wajahnya benar-benar tampan dan seperti bule. Jelas sekali jika pria itu bukan orang Indonesia. Lalu, alis matanya tebal dan menukik tajam. Sorot matanya dingin ke arah camera. Bibirnya tebal dan menggoda. Rambutnya sangat hitam. Dan yang paling keren adalah postur tubuhnya benar-benar seperti seorang atletik. 

Sangat tampan dan berkharisma. 

Alisya tersenyum senang menunjukkan foto itu. Tapi berbeda dengan Camelia yang justru terkejut begitu melihat foto itu. Alisya mengerutkan dahinya saat melihat respon Camelia yang tidak sesuai ekspetasinya. 

"Kenapa, Ca? Ekspresi lo kok gitu sih?" Tanya Alisya bingung. 

"Dia... Dia om tampan yang pernah gue cium." 

"WHAT?!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status