Share

Misi Penyelamatan

"Apa idemu?" tanya Senja

"Aku punya kekuatan mengecilkan ukuran benda-benda mati, itu akan memudahkanmu untuk bergerak dan menyimpan bawaan mu dalam sakumu," Kata Ella

"Wow, itu sangat keren Ella. Lalu apakah kamu bisa membuatku terbang sepertimu?" Tanya Senja

"Aku tidak yakin dapat melakukannya tapi akan aku coba. Sarang monster itu ada diatas pohon. Aku pikir kamu bisa memanjat nya dengan bantuan tali. Lalu aku akan membantumu dengan membuat badanmu terasa lebih ringan, aku bisa mengurangi gravitasi benda," Kata Ella

"Bagaimana dengan rencana untuk melarikan diri saat monster itu datang? Bagaimana kau akan menjaga Kalyani?" Tanya Senja

"Kamu hanya harus diam dan menahan nafas agar ia tidak menyadari gerakanmu," Kata Ella

"Hahaha, apakah itu akan efektif? Aku sangat takut melihat mata Monster itu saat bergerak-gerak," Kata

Senja menyiapkan peralatan yang mesti ia bawa. Ia menaruh barang bawaan itu ditanah. Lalu dengan kekuatan Ella semua barang itu menjadi berukuran sangat kecil sehingga Senja hanya cukup memasukannya kedalam saku.

Tak lupa senja mengikat rambutnya. Kali ini ia ingin bergerak bebas. Pisau lipat dan beberapa benda tajam ia bawa untuk berjaga-jaga.

Sementara Ia menggendong Kalyani. Lalu ia akan mencari tempat untuk mengamankan bayi itu dari berbagai gangguan.

"Bagaimana dengan ini?" Kata Senja menunjukan batu berwarna biru yang ia temukan sebelumnya,

"Apakah kau membuat senjata semalaman? Aku pikir itu akan akan sangat membantumu, kamu hanya perlu menaburkan nya agar jaring itu meleleh," Kata Ella

Mereka pun berjalan menuju pohon dimana Ibu Upe di jerat. Sepanjang perjalanan, sudah ada banyak jaring laba-laba yang menempel di kanan kiri pepohonan. Hari sudah mulai terang, monster Saltic biasanya tidak akan keluar saat matahari dapat membutakan matanya.

Suara burung berkicau pagi bersahutan. Hawa hutan yang sangat menenangkan.

Kalyani pun tertidur hangat di punggung Senja. Senja menggantungkan Kalyani di sebuah pohon bak ayunan. Tempat dengan cahaya matahari cukup agar bayi itu tak diserang oleh monster Saltic saat ia meninggalkannya. Ia juga meminta Ella untuk membuat tabir pelindung ganda untuk Kalyani.

Sampai akhirnya mereka sampai tepat dibawah pohon besar. Senja melihatnya. Sebuah pohon dengan banyak jaring melilit daun dan batangnya. Selain besar, pohon itu juga tinggi. Itu adalah sarang Monster Saltic.

Senja jelas belum pernah memanjat pohon setinggi itu. Ia mengamatinya dan meyakinkan diri untuk memanjat nya.

"Ella, ini saatnya kau membantuku meringankan tubuhku," Kata Senja

"Baiklah, Sen." Jawab Ella

Senja mengambil tali akar dari pohon yang ia ambil saat perjalanan, ia melingakarkan tali itu ke pohon, lalu ke tubuhnnya sendiri. Kemudian ia mengayunkan tali yang melingkar itu setingkat lebih tinggi sebelum membebani dengan tubuh nya. Tak mudah tapi ia sudah cukup tinggi memanjat dengan sekuat tenaga. Meski Ella telah membuatnya ringan, bukan berarti tanpa usaha untuk melakukannya.

Kabut dihutan mulai hilang. Senja kini bisa melihat dengan jelas ada banyak gumpalan jaring di puncak pohon dan beberapa batang dibawahnya.

Senja meraih batang pohon diatas kepalanya, lalu duduk disana. Ella mencari dan melihat kepompong-kepompong itu yang kebanyakan berisi binatang yang ditangkap monster Saltic.

Monster itu tidak langsung memakan dan mengunyah makanannya. Ia akan membungkus mangsanya dengan jaring lalu menyuntikan enzim dari tubuh nya kedalam kepompong yang ia buat sendiri. Menunggu mangsanya mati baru kemudian ia menyedot sari dari mangsanya.

"Sen! Kemarilah, aku menemukannya," Kata Ella menunjuk kepompong yang berisi Ibu Upe di dalamnya.

Senja naik satu batang pohon lagi dan melihatnya lebih jelas. Lalu ia melihat begitu banyak kepompong diatas puncak pohon yang mungkin satu diantaranya berisi manusia. Namun ia terhenyak dari pikirannya.

Senja bergegas dengan mengambil serbuk batu biru dan menaburkan nya membuat kepongpong itu meleleh lalu membuka. Benar saja didalamnya ada Ibu Upe yang tampak pingsan.

Senja menepuk wajah ibu Upe beberapa kali. Lalu ia mengambil air dan memberinya minum. Matahari bersinar sehingga ia tak perlu takut monster Saltic akan muncul ditempat ia berada.

"Sen, kamu bisa memberikan serbuk batu biru itu dan meminumkan nya, itu akan jadi penghilang efek enzim yang masuk kedalam tubuhnya," Kata Ella

Sesaat setelah Senja meminumkan nya, reaksi tubuh Ibu Upe adalah panas dingin. Kini mereka masih berada diatas pohon besar. Ia harus membawa Ibu Upe turun. Angin siang itu cukup kencang.

Sen melihat awan yang mendekati arahnya. Ia berpikir saat matahari tertutup awan, Monster Saltic bisa bergerak ke tempat ia berada. Maka Senja harus bergegas turun dari puncak pohon.

Senja memutar kepalanya. Ia melihat sekeliling untuk mencari cara membawa Ibu Upe turun. Ia menggunakan jaring laba-laba dengan mengaitkannya ke badan dan sisi lain ke batang pohon seperti katrol. Ella dengan kekuatannya membuat tubuh Ibu Upe terasa ringan.

Senja melihat awan mendung bergerak ke arahnya. Angin yang besar membuat awan itu lebih cepat. Senja berharap awan tak segera menutupi cahaya matahari. Karena itu artinya Monster Saltic bisa datang ke sarangnya kapan saja.

Ella kemudian memberitahu jika Ibu Upe sudah berada di tanah dan ia telah membuat tabir pelindung untuknya.

"Sen, aku sudah membawa Ibu Upe ke tempat yang aman tak jauh dari Kalyani berada, segeralah turun. Aku akan menunggu di bawah untuk menjaga mereka. Berhati-hatilah," Kata Ella

"Baik. Aku akan bergegas," Jawab Senja

Kemudian saat Senja hendak turun ia melihat sesuatu bergerak dari kepompong yang lain.

'Itu terlihat seperti kaki manusia?' kata Senja dalam hati

Ia hendak mengecek benda apa yang ada di dalam kepompong yang terus bergerak disana. Namun, awan tiba-tiba menutupi cahaya matahari, itu artinya ada kemungkinan monster Saltic bergerak dari tempat persembunyian nya.

Saat Senja hendak turun ia tidak bisa mengabaikan sesuatu yang mungkin saja butuh bantuannya. Ia merasa harus segera membuka kepompong yang bergerak itu. Jika itu binatang, pasti sudah dalam kondisi tidak bisa menyerang. Namun jika itu manusia, maka ia harus segera mengurusnya.

Senja kembali naik dan membuka kepompong dengan serbuk batu biru yang dipegangnya. Dan benar, di dalam kepompong yang terus bergerak ada manusia. Seorang laki-laki yang masih dalam keadaan segar dan bugar.

Laki-laki itu tidak terkena enzim yang di masukan oleh monster Saltic. Enzim itu tidak mengenainya sama sekali sehingga ia masih sadar namun tak bisa lepas dari jeratan jaring laba-laba yang sangat lengket.

"Terimakasih," Kata laki-laki itu

Tiba-tiba Senja merasakan sesuatu ada dibelakangnya sedang mengamati geraknya. Ia menengok ke belakang perlahan.

Slaaash!

Kaki Monster Saltic berada tepat diantara mereka berdua. Keduanya saling berpandangan seolah bersiaga untuk melompat ke bawah pohon.

"Monster ini sangat presisi. Berpencar lah," Kata laki-laki yang sepertinya sudah sangat hafal dengan tabiat monster Saltic

Senja mengangguk. Ia tahu saat Monster Saltic ada di dekatnya, ia harus mengurangi gerakan. Jika tidak, Monster itu akan memangsa nya dengan gerakan yang cepat.

Lelaki itu punya ide untuk mengecoh monster Saltic. Ia memainkan logam dan memantulkannya ke berbagai arah untuk mengalihkan mata monster dalam membaca gerakan.

Ia memberi Senja kode. Lelaki itu udah siap melompat ke dahan pohon lain. Kanopi hutan yang rapat, membuat puncak pohon seperti lahan datar di tanah. Sedangkan Senja berencana turun dan meluncur dengan jaring laba-laba yang sebelumnya ia gunakan untuk menurunkan Ibu Upe.

"Satu.. Dua.. Tiga!" Bisik Pria Itu yang langsung melompat ke pohon lain dengan cepat

Monster Saltic mengejar lelaki itu, karena gerakannya lah membuat laba-laba besar itu ingin memangsanya.

Syut!

Sedangkan Senja meluncur melesat ke bawah. Akibatnya tangannya terasa panas karena gesekan. Ia mengibaskan kedua tangannya.

Saat kedua kaki Senja menapak di tanah. Ia segera berlari mencari dimana Ella menyembunyikan Ibu Upe dan Kalyani.

Tak lama telinganya berdengung tanda Ella ada didekatnya.

"Ella, dimana kau?" Tanya Senja

"Hihihi, disini." Kata Ella

"Dasar! Bisa-bisanya kau tertawa disaat aku hampir jadi santapan mahluk itu, huh?" Kata Senja kesal

"Benarkah? Maafkan aku tidak membantumu, ayok segera kita ketempat Kalyani dan Ibu Upe berada,"

Sesampainya di tempat persembunyian itu. Ella segera menepis tabir ganda yang dibuatnya, agar Senja dapat bersama Ibu Upe dan Kalyani lebih dekat.

"Lihatlah, Ibu Upe sudah baikan. Kakinya pun sudah tidak mati rasa, kamu seharusnya mengambil batu biru itu lebih banyak, karena pasti akan berguna, " Kata Ella

"Aku tak memikirkan nya. Aku justru sedang berpikir apakah orang itu akan baik-baik saja? Monster Saltic sangat lihai melompat," Gumam Senja sendiri

"Siapa orang itu, Sen?" Tanya Ella

"Aku tadi membantu seorang laki-laki di dalam kepompong, dia tampak sehat dan tidak terkena efek dari enzim. Saat kami hendak turun, monster Saltic datang. Lalu dia mengecoh laba-laba itu dengan kilatan cahaya logam sehingga ia mengejarnya," Kata Senja

"Kamu beruntung, Sen." Kata Ella

Senja mengangguk. Kini mereka bersiap untuk pergi sejauh mungkin dan berusaha untuk tidak berada di jalur yang biasa dilewati Monster Saltic.

"Ayolah, kita harus segera pergi dari tempat ini, aku tidak mau kita ditemukan lagi oleh monster itu," Kata Senja

"Tentu saja," Kata Ella

Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan. Apapun yang bisa dimakan, diambilnya untuk dijadikan makanan.

Setelah dua jam berjalan. Mereka pun memutuskan berhenti. Kali ini Senja lebih berani. Karena ia harus bertahan hidup. Ia pun kini dengan ganas memangsa ular dan memanggang nya untuk dijadikan makanan. Ia membaginya dengan Ibu Upe.

"Kalyani beruntung bertemu dengan Ibunya lagi. Ia bisa menyusu sepuasnya," Kata Senja

Ada rindu yang tiba-tiba merayap dihati nya. Ia mengingat Ibu dan ayahnya di rumah. Meski ada kecewa yang mendalam, ia merasa keberadaanya saat ini adalah pembelajaran agar Senja menghargai pengorbanan orang tua nya selama ini.

Ibunya sangat tidak mendukung pekerjaanya sebagai reporter. Pekerjaan itu dianggap berbahaya. Kali ini ia sadar, jika apa yang dikhawatirkan ibunya bukanlah doa tapi sebuah peringatan agar dirinya berhati-hati. Andai bukan karena keberuntungan, pastilah ia jadi santapan Monster Saltic.

'Aku yakin, ibuku selalu mendoakanku agar selamat. Itulah kenapa hari ini aku bisa selamat,' katanya dalam hati

Mereka pun akhirnya bermalam ditempat itu. Membuat perapian dan membakar daging ular tangkapan Senja hari itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status