Share

20. Tawaran Jadi Mantu yang Gagal

"Bapake, Ibune, Sania. Assalamu'alaikum." Aku berteriak lantang di depan rumah.

Ketiga orang terkasihku langsung keluar. Kami berpelukan sambil jingkrak-jingkrak. Aru yang sudah mematikan dan memarkir motornya pun mendekati kami berempat serta ikut dalam acara pelukan massal.

"Sida mbalik?" (Jadi pulang?)

"Jadi Pak. Eman-eman, seminggu loh."

Kami masih berpelukan massal hingga sebuah mobil terlihat masuk ke gerbang rumah paling besar di kawasan RT 5 RW 3 dan rumah besar itu terletak di depan rumahku terhalang satu rumah ke barat. Jadi rumah Dokter Abizar dan rumahku berseberangan tetapi tidak persis berhadapan.

Aku menghentikan aksi pelukan massal dan menuju ke gerbang rumahku yang dipagari tanaman tetean (tanaman pagar kalau bahasa Indonesianya).

Senyum manis kuulas pada sosok yang baru keluar dari mobil. Aku bahkan sengaja melambaikan tangan yang dibalas oleh Pak Andro dengan tatapan tajam.

"Siapa?" Bapak menghampiriku dan menatap ke halaman rumah Dokter Abi.

"Bosku, Pak. Ternyata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status