Tak ada penyesalan dari diri Carissa ketika dia mengetahui bahwa Rian telah mati di tangannya. Luka tusuk yang dia berikan rupanya menembus tepat ke jantungnya.Namun, ada penyesalan bagi Carissa sampai sekarang. Jika dirinya tidak bisa melihat dan menemani Aaron sampai sadar.Satu haru setelah kejadian itu, Carissa dibawa ke kantor polisi untuk diminta keterangan. Hingga akhirnya, statusnya berubah menjadi seorang pelaku pembunuhan.Carissa tidak mengelak. Dia mengaku bahwa dirinya memang sudah membunuh Rian.Di kantor polisi itu juga lah, dia bertemu dengan ibunya yang sudah tidak dia lihat selama beberapa bulan ini. Dan juga Rossa yang menangis karena dirinya telah menjadi anak yatim piatu.“Kenapa kamu harus melakukan ini pada pamanmu sendiri, Carissa?!” geram ibunya. Dian benar-benar sama sekali tidak mengasihani anaknya yang sebentar lagi akan dipenjara selama tujuh tahun.Carissa diam.“Padahal kamu tak perlu sampai membunuhnya.”Tiba-tiba Carissa menyeringai.“Apa ibu takut ak
“Ada yang pengin aku tunjukin sama kamu,” kata Rendy malam itu. Setelah bebas, Carissa tinggal di sebuah kos yang dekat dengan Rendy. Dan karena itu lah membuat hubungan mereka dekat seperti sekarang.Selama tujuh tahun, Carissa tidak pernah mengizinkan Aaron untuk mengunjunginya. Dia menolak tiap kali Aaron ingin bertemu dengannya di penjara, karena Carissa tak ingin membuat Aaron tidak dapat melupakannya.Sudah tujuh tahun, harusnya Aaron sudah bisa melupakannya. Dan memiliki seseorang yang dia sayangi.“Kita mau ke mana, Kak?” tanya Carissa.“Kalau aku ngasih tau sekarang, namanya bukan kejutan,” jawab Rendy.Karena tak bisa menolak permintaan Rendy, akhirnya Carissa menurutinya. Mereka naik motor untuk menuju ke tempat yang dimaksud oleh Rendy.Di perjalanan, tiba-tiba saja Carissa teringat dengan Aaron. Ada perasaan rindu yang mengusiknya saat ini, tapi di sisi lain dia takut untuk bertanya pada Rendy bagaimana keadaan Aaron sekarang.Apakah dia sudah menikah? Apakah dia sudah m
Carissa menundukkan wajahnya, tak mau menatap wajah ibunya lantaran keputusan yang akan mereka buat saat ini. Bagaimana dia akan meninggalkan rumahnya karena rumah yang telah ia tinggali selama lima belas tahun disita oleh pihak bank karena utang ayahnya.Ayahnya yang tak sanggup membayar utang tersebut hanya pasrah dan meminta pengertian pada istri dan anaknya untuk mau tinggal sementara waktu di rumah paman mereka yang termasuk dalam keluarga berada.Berbeda dengan ayahnya, pamannya adalah orang kaya di mana memiliki sebuah toko furniture yang sudah besar dan banyak cabang di Indonesia."Ayah mohon Ris," pinta ayahnya pada Carissa."Tapi Yah, itu artinya Carissa akan meninggalkan rumah ini dan sekolah juga?" tanya Carissa masih dengan mata yang basah. Dia tak ingin meninggalkan sekolahnya juga teman-temannya yang ada di sekolah saat ini."Maafin ayah Nak, nanti ayah pasti akan beli rumah lagi," ka
Hanya ada tiga orang di rumah besar itu saat ini. Yaitu Carissa, Rian dan pembantu. Karena Rossa sedang pergi berangkat les dan orang tua Carissa pergi bekerja.Carissa yang merasa badannya sangat lengket siang itu memutuskan untuk mandi di dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Jika di rumahnya kamar mandi hanya ada satu dan itu pun ada di luar ruangan. Tapi di rumah Rian kamar mandi ada di dalam kamarnya dengan luas dua kali lipat dibandingkan rumah sebelumnya.Carissa mandi seperti biasa. Tak merasakan ada keanehan ketika ia berada di dalam kamar mandi. Tapi ia terkejut setengah mati ketika melihat Rian sudah duduk di tepi ranjangnya dan melihat ke sekitar kamarnya.Saat itu ia hanya mengenakan handuk yang terlilit di tubuhnya. Membuat Carissa memekik tanpa sadar."Paman ke sini cuma mau ngasih kamu ini, Ris." Rian memberikan baju baru untuk Carissa. Tapi meski bagaimanapun Carissa pasti r
Carissa masih merasa sangat asing di sekolah barunya. Dia masuk ke dalam sekolah itu ketika sudah pertengahan semester.Dan hal yang membuat Carissa tak nyaman bukan hanya itu saja, melainkan siswa lain yang nampaknya dari kalangan orang kaya. Mungkin bisa dikatakan jika 90 persen murid di sana adalah anak orang kaya dan sisanya kelas menengah ke bawah.Carissa menghela napasnya ketika duduk di pinggir lapangan basket. Sebelum akhirnya ia terkejut begitu melihat ada bola yang menggelinding ke arahnya."Anak baru! Lempar ke sini!"Carissa menyipitkan matanya, dan melihat Daniel sedang bermain basket dengan teman satu kelasnya.Dia mencoba melemparkan bola basket itu, meskipun lemparannya sangat lemah hingga membuat Daniel harus berjalan beberapa langkah lagi untuk mengambil bola tersebut.Setelah melemparkan bola itu, Carissa kembali ke dalam kelasnya. Dia mendengarkan apa kata
Beberapa minggu Carissa tinggal di rumah Rian. Dia masih terasa asing di sana.Bahkan perlakuan baik dari Rian terkadang membuatnya risih. Seperti ketika makan malam beberapa hari yang lalu.Ketika Rossa hendak meraih ayam panggang yang ada di dekatnya. Secara halus ayam itu malah diberikan pada Carissa di depan matanya sendiri.Carissa benar-benar tidak enak. Apalagi ketika melihat raut Rossa berubah menjadi masam. Pasti dia kecewa pada ayahnya.Carissa benar-benar tak mau membuat Rossa tak nyaman. Dan menganggap Carissa merebut ayahnya darinya."Perhatian banget sama Carissa," sindir Rossa."Kamu kan udah tiap hari makan ayam. Memang kamu gak bosan?" tanya Rian."Ayah gak tau memangnya, kalau ayam itu kesukaan Ocha?!"Karena merasa tak enak. Akhirnya Carissa mengembalikan ayam itu ke dalam tempatnya lagi. Tapi sudah
Rossa rupanya tidak pergi ke tempat les. Dia hanya pergi ke rumah Daniel tanpa sepengetahuan ayahnya."Kak Daniel!" panggil Rosa ketika melihat Daniel keluar dari rumahnya.Rosa menghampiri lelaki yang menatapnya dengan wajah penuh tanya tersebut."Kenapa?""Kakak mau ke mana?" tanya Rosa. Berharap dia akan diajak pergi oleh Daniel."Main basket," jawab Daniel dingin."Aku ikut!"Daniel melirik jam di tangannya. "Bukankah kamu seharusnya pergi les?" tanyanya yang seakan sudah tahu jadwal harian Rosa."Aku bolos hari ini. Oh ya, aku mau minta kakak buat jadi guru les aku, kira-kira mau gak?" Rosa bertanya. Menjadikan Daniel guru les adalah salah satu hal yang bisa membuatnya dekat secara wajar dan alami."Tapi bayaranku gak murah.""Bisa diatur," sahut Rosa cepat-cepat. Lalu membiarkan Daniel pergi dengan sepeda moto
"KALIAN MAU PACARAN ATAU BELAJAR SIH?!" sentak Rossa membuat Daniel dan Carissa menoleh. Terkejut.Carissa berdiri diikuti oleh Daniel yang menatap kedua wajahnya secara bergantian."Tadi aku sampai bela-belain buat ke rumah Kak Daniel, buat minta jadi guru les privatku. Tapi kakak nolak, dan sekarang tiba-tiba malah di sini, ngajar sepupuku sendiri." Rosa menangis, sudah menahan kesal dia juga menahan rasa cemburunya.Sudah lama dia berada di ambang pintu tanpa disadari oleh kedua orang itu. Tapi lama-kelamaan malahan pemandangan tersebut membuat Rossa patah hati."Karena ini yang nyuruh ayah kamu," jawab Daniel santai. Ia tak menunjukan kepanikan atau apapun, karena dia merasa jika dirinya benar."Oh gitu? Kakak lebih suka sama cewek yang baru kakak kenal, dibanding sama aku yang sudah lama suka sama kakak!"Kalimat itu meluncur begitu saja, antara malu dan