“Apa ada yang kalian rahasiakan dari kami?” Tanya Thea kembali dengan nada yang santai. Alexander dan Verill langsung menoleh ke arah tiga wanita yang kini saling melontarkan pertanyaan. Qiara yang melihat raut wajah mamanya juga Nelly hanya terlihat seperti biasa dengan pertanyaannya, lalu mencoba membuang jauh-jauh rasa curiga yang ia rasakan.“Nggak kok! Emang kita punya rahasia, Honey?” Vince mengerutkan dahinya setelah Qiara berbalik menanyakan pada dirinya. Qiara tersenyum manis memandang ke arah Vince. “Iya! Yang dikatakan sama Qiara benar kok! Mana mungkin kami berdua punya rahasia,” “Lalu kenapa kamu menanyakan pertanyaan yang aneh seperti tadi?” Alexander bertanya dengan nada penasaran. “Karena Qiara–”“Kapan mau diminum air nya Qiara, Vince? Nanti keburu dingin loh. Ayo diminum dulu,” Nelly memotong percakapan Qiara sambil menunjuk gelas berisi air putih yang baunya agak sedikit aneh. Vince dan Qiara pun meneguk air itu dengan penuh rasa keterpaksaan. Thea juga Nelly
“Hey, wanita pelacur! Mana pacar aku, Vince?” “Apa? Aku gak dengar! Bisa kamu ulangi kembali kata-kata kamu tadi, Girl?” Qiara masih menanyakan dengan mode santai. Marsha tersenyum meremehkan Qiara yang terlihat polos dan seperti orang bodoh. Vince yang mendengar kedatangan Marsha sengaja memilih untuk bersembunyi dan melihat seperti apa cara Qiara membalas mantannya. “Ck! Simpan sedikit kebodohan kamu itu! Bagaimana bisa Vince menikahi perempuan bodoh seperti kamu. Pelacur dan pelakor murahan!” “Pelacur dan pelakor? Kamu ngelawak ya, Girl. Nih aku mau memberi saran sama kamu, move on gih! Sekarang kamu kalah, aku yang menang! Kamu itu hanya mantan Vince sebelum Vince kenal sama aku. Sadar diri dikit dong, Girl!” Tok! Tok! Tok! Muncul lelaki yang memakai baju warna hijau di depan pintu. Kebetulan Qiara belum menutup pintu setelah kedatangan Marsha. Marsha menatap tajam ke arah ojol yang secara tiba-tiba muncul itu. “Maaf mengganggu! Apa ini benar pesanan dari–”“Vince? Iya bena
“Ya ampun! Jangan kaget gitu lah wajahnya. Hahaha! Aku bercanda doang kok,” “Dih, siapa yang kaget! Aku juga gak peduli kamu mau pulang dalam keadaan seperti apa. Bukan urusan aku sama sekali! Cuma kamu jangan macam-macam sama lelaki lain di luar sana saat kita masih suami istri!” Qiara hanya tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan kata-kata Vince. Moodnya benar-benar membaik setelah melakukan sesuatu yang sudah ia pendam selama ini. Malam pun berlalu dengan cepatnya. Keesokan paginya mereka berdua dikejutkan dengan kedatangan orang tua mereka yang secara tiba-tiba muncul di dapur. Untung saja saat ini mereka berdua sedang sarapan bersama. Seandainya keduanya masih berada di dalam kamar pasti mereka bakal ketahuan. “Mama, Papa! Kok kalian main masuk aja sih? Gimana kalau kami sedang melakukan hal yang aneh-aneh saat kalian main masuk tanpa permisi!” Vince berkata dengan dingin. “Iya deh, iya! Mama janji ini terakhir kalinya kami masuk tanpa keizinan kalian. M
“Kalau hanya seminggu di sana, bisa nggak?” Tanya Qiara nada manja ke arah mamanya. “Kan kemarin sudah mama bilang, gak boleh! Minimum tiga minggu baru kalian bisa pulang. Soal kerjaan gak usah khawatir. Kan sudah dititipkan sama orang kepercayaan kalian masing-masing!” “Ah... Mama gak asik banget sih!” Qiara langsung menggandeng tangan Vince dengan sangat mesra. Dia ingin membuat lelaki itu jengkel karena suaminya itu dari kemarin tampak seperti benar-benar ingin pergi untuk meraikan bulan madu mereka ke Paris. Vince begitu asyik memandang pemandangan kota yang begitu sibuk dari kaca mobil, secara tiba-tiba Vince merasakan ada sebuah cubitan kecil di bagian pinggulnya. Qiara tersenyum dengan penuh arti saat Vince menoleh ke arahnya.Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke bandara. Qiara merasa resah karena dia harus menunda untuk memberikan Darwina pelajaran. Setelah tiba di sana nanti dia akan memikirkan cara untuk pulang kembali ke kota ini dengan cepat. “Semua dokum
“Tapi bo’ong! Aku, gak bisa jauh dari kamu… Tidak akan pernah terjadi di dalam kehidupan ini!” Vince tersenyum sinis. Mendengarkan itu, otomatis tangan Qiara membanting bantal yang ada di tangannya. Dia merasa jengkel mendengarkan kata-kata Vince. Sifat Vince terkadang bisa manis hingga membuat hatinya merasa deg degan. Kini sepertinya ia harus membiasakan dirinya untuk tidak mudah merasa jatuh cinta kembali. Manakala tidak jauh dari kamar Qiara dan Vince ada seorang lelaki yang memakai hoodie menatap dengan penuh tajam ke arah kamar pasutri yang baru saja tiba itu. Pandangannya terlihat mengandungi seribu arti. “Mereka telah tiba! Aku akan memerhati mereka selama mereka ada di sini!” “Ha ha ha, selamat menikmati! Kamu akan mengerti dengan sendiri apa yang sudah aku sampaikan soal mereka. Tapi ingat ini, jangan sampai ketahuan kamu berada di sana. Ingat sama rencana kita!” “Kamu sok ngatur-ngatur aku sekali lagi, bisa ku pastikan batang lehermu akan ku patahkan saat kita bertemu
“Kamu kenapa panik begitu? Mana jelek banget lagi namanya, Mawar Sakura Berduri! Gak jelas sekali orang yang ngasih nota ini!” Qiara memilih diam dan berlalu meninggalkan Vince yang masih menikmati sarapannya. Seleranya terasa mati setelah mendapat nota itu. Hanya satu orang yang selalu memanggil nama gelarannya dengan penuh. Akhirnya Qiara memutuskan untuk berjalan-jalan secara bersendirian. Vince segera menyudahi aktivitas nya setelah menyadari Qiara telah menghilang dari restoran itu. Dengan wajah yang dingin ia melangkahkan kakinya mencari keberadaan istrinya. Puas mencari kesana kemari, akhirnya Vince pun menemui Qiara sedang berbicara dengan raut wajah yang serius bersama seorang lelaki yang mengenakan hoodie berwarna merah. “Apa lelaki itu yang telah memberikan nota pada, Qiara? Seperti yang dikatakan sama pelayan tadi?” Gumam Vince. “Qiara!” Lelaki yang sedang berbicara dengan Qiara segera pergi setelah melihat Vince sedang berjalan menghampiri mereka. “Kamu kok pergi ga
“Garis dua, positif. A-aku hamil!?” Antara bahagia ataupun sedih, Qiara sendiri tak mengetahui dengan pasti apa yang sedang dirasakan olehnya saat ini. Vince sang suami yang lagi duduk memikirkan sesuatu di atas sofa kamar utama mereka bergegas membuka gagang pintu kamar mandi karena kaget mendengar suara keras dari Qiara isterinya. “Kamu kenapa?” Tanya Vince dengan wajah yang terlihat begitu khawatir. Tak menjawab soalan yang ditanyakan oleh Vince, Qiara langsung menyodorkan testpack kehamilan yang berada di tangannya ke tangan Vince. Air mata tak hentinya keluar dari kedua belah matanya yang cantik setelah melihat hasil yang begitu ia takutkan selama ini. Ternyata inilah alasan kenapa dirinya merasa seperti ada yang aneh dengan tubuh badannya selama beberapa bulan ini, ditambah lagi dengan perubahan perut nya yang semakin membesar semakin hari. Akhirnya tepat setelah misinya dan Vince sang suami telah usai dengan sempurna, Qiara memberanikan dirinya untuk memastikan kekhawatira
“Sungguh kejam sekali dikau wahai cowok keparat! Teganya kau mengkhianati aku yang begitu cantik nan kaya ini, hahahaha!” Terdengar ocehan yang tidak jelas keluar dari mulut Qiara yang sudah mabuk. Qiara gadis cantik yang membawa dirinya masuk ke dalam sebuah klub malam hanya untuk melepaskan rasa sakit yang sedang dirasakan olehnya saat ini. Lelaki yang ia kira akan menjadi pasangan hidupnya hingga ke hujung nyawa ternyata tega mengkhianati cintanya. “Teman, apa benar ada yang namanya sahabat sejati di dunia ini. Hey, aku sarankan kamu hati-hati deh sama yang namanya teman. Entar pacar kamu ditikung loh sama temanmu sendiri.” Bartender yang berada di hadapan Qiara hanya menghelakan nafasnya mendengar apa yang Qiara katakan. Bukan hanya sekali, tapi berulang kali Qiara telah mengatakan hal yang sama sedari tadi. “Kenapa kamu hanya diam! Kamu tau nggak aku ini siapa? Eh, tapi kata asisten yang sudah aku anggap seperti kakak sendiri jangan bocorkan ke orang-orang aku ini siapa. Rumi