Share

Benci

"Jadi sekarang bagaimana? Sebentar lagi acara makan malam untuk menyambut Nona Xin Yuan."

"Tolong bilang aku sakit perut. Aku mau makan bubur saja."

Wu Jian menghela napas. Sepertinya Lin Guang benar-benar kehilangan minat hari ini. Sedari siang, ia hanya tiduran di kasurnya dan malas melakukan apa-apa. Wu Jian tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi sebenarnya ia berterima kasih pada teman masa kecilnya. Ia tidak perlu melihat Lin Guang bersama Zhen Shui lagi.

"Baiklah, aku akan ke dapur dulu. Kau tunggu di sini."

"Cepat kembali, ya."

"Iya. Sekarang jangan kemana-mana, ya."

"Memangnya aku mau ke mana? Kau ini aneh sekali, Wu Jian."

Wu Jian tersenyum tipis dan berjalan ke dapur. Namun ada sesuatu yang terasa aneh. Ia tidak melihat He Xiong di sepanjang perjalanan. Apa dia sedang berada di sisi istana yang lain? Tapi kenapa juga Wu Jian harus memikirkannya? Hah. Buru-buru ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia segera membuatkan bubur untuk Lin Guang.

Qin Ai dan puluhan pelayan sedang menyiapkan hidangan makan malam ketika Wu Jian tiba di dapur istana. Pelayan baru itu meminta izin pada Qin Ai dan berkata  hendak membuatkan bubur untuk Lin Guang.

"Kenapa dia tidak ikut makan malam dengan Pangeran Zhen Shui?" Tanya Qin Ai. Malam nanti juga akan ada perjamuan besar untuk Xin Yuan. Tentunya diikuti oleh semua petinggi kerajaan, dan harusnya Lin Guang turut berada di sana.

"Ini sedikit sulit untuknya, tolong mengerti."

Qin Ai mengangguk. Ia bisa paham alasan Lin Guang enggan untuk ikut agenda makan malam .Meski begitu tidak berarti Qin Ai juga berpikir sama. Menurutnya, Lin Guang tetaplah memiliki posisi yang sama dengan Xin Yuan sejak Kaisar memutuskannya menjadi pendamping Zhen Shui.

"Sampaikan salamku untuk Nona Lin Guang." Pesan Qin Ai.

Wu Jian hanya tersenyum dan mulai membuatkan bubur. Mungkin ada baiknya ia memulai investigasi mandiri. Tidak ada gunanya mengharapkan Kaisar menyelesaikan ini. Tetapi darimana dia harus memulai? Wu Jian tidak menemukan petunjuk apa pun.

"Oh iya, Wu Jian. He Xiong menitipkan pesan padaku, katanya kau tunggu dia seminggu lagi untuk membicarakan sesuatu."

"Kenapa tidak sekarang?" Wu Jian mengernyit heran. Mungkin ini juga alasan mengapa ia tidak berjumpa dengan He Xiong tadi.

"Yah, He Xiong sedang mendapat tugas dari Kaisar. Dia baru kembali seminggu lagi." Jelas Qin Ai.

Pantas saja sedari tadi He Xiong tidak nampak di manapun. Dilihat dari perkataan Qin Ai, sepertinya He Xiong tidak menjelaskan tugas apa yang sedang ia emban. Tapi bagaimana bisa ini ada hubungan dengan dirinya? Aneh. Mungkin ia abaikan saja invitasi tersebut.

"Terima kasih telah memberitahuku."

Wu Jian mengaduk-aduk bubur yang tengah ia buat. Sedikit lagi akan matang, lalu ia mengambil wadah untuk meletakkannya. Sebenarnya ada banyak stok daging, tetapi entah kenapa Lin Guang menginginkan bubur saja. Perasaannya pasti sedang tidak enak.

Selesai memindahkan bubur ke dalam wadah dan mengambilkan segelas air, Wu Jian berpamitan pada Qin Ai. Kepala Pelayan itu mengangguk dan memberi lambaian tangan. Lantas Wu Jian segera menuju kembali ke ruangan Lin Guang untuk mengantarkan bubur.

Dari kejauhan, Wu Jian bisa melihat ada seseorang berdiri di depan pintu ruangan Lin Guang. Tunggu dulu, bukankah itu Xin Yuan? Mau apa dia kemari? Lalu Wu Jian melihat Lin Guang keluar dari kamarnya dan berbicara sebentar dengan Xin Yuan. Wu Jian segera mempercepat langkahnya agar tiba di sana, namun ia terkejut ketika melihat Lin Guang mendapat tamparan dari Xin Yuan.

"Dengar, jauhi Zhen Shui dan jangan sampai aku melihat wajahmu lagi ketika aku bersamanya."

Lin Guang tidak membalas. Ia hanya mengangguk pelan. Wu Jian tidak tahan melihatnya, refleks ia melakukan reka adegan, sama seperti yang ia perbuat pada He Xiong; menyiram Xin Yuan dengan segelas air yang ia bawa. Otomatis Xin Yuan menjerit dan menoleh, melihat siapa gerangan yang telah berani menghinanya.

"Kau, siapa kau?! Beraninya!"

Wu Jian tidak gentar. "Maaf, saya tersandung, Nona Xin Yuan. Izinkan saya membersihkannya."

"Tidak perlu. Tapi kuperingatkan satu hal, jangan lupa apa posisimu di sini. Kau hanya seorang pelayan." Xin Yuan menunjuk-nunjuk ke arahnya. Namun Wu Jian tidak peduli bahkan bila ia akan mendapat hukuman karena perbuatannya ini.

"Saya mengerti. Tapi sekarang sudah malam, sebaiknya Anda bersiap-siap untuk acara makan malam, bukan?"

Xin Yuan tidak lupa memberikan tatapan tajam pada mereka berdua. Terutama pada Wu Jian.

"Kau tahu apa yang akan kau dapatkan bila melawanku."

Wu Jian tidak menjawab. Xin Yuan kemudian berlalu pergi seraya menggerutu mengenai pakaiannya yang basah karena Wu Jian. Sementara Lin Guang mengguncang bahu temannya itu.

"Wu Jian, apa yang kau lakukan?! Kau bisa dapat hukuman!"

"Jangan pikirkan itu, Lin Guang. Itu adalah urusanku dengannya. Ini buburnya. Ayo makan dulu." Wu Jian menunjukkan bubur yang ia bawa.

Lin Guang menatap penuh khawatir. "Tapi, Wu Jian—"

"Makan dulu, Lin Guang. Dan jangan bicarakan ini lagi. Aku akan bilang pada Kaisar dan Pangeran kalau kau sakit perut."

Lin Guang menerima nampan yang dibawakan Wu Jian. Lelaki itu kemudian pergi untuk membuat alasan palsu mengenai ketidakhadirannya.

"Tunggu, Wu Jian. Bagaimana kalau kau bertemu dengan Nona Xin Yuan dan dia menghukummu?"

Sepertinya, Wu Jian tidak mendengarnya.

***

"Apa-apaan pelayan itu, huh."

Xin Yuan baru saja selesai berganti pakaian. Awas saja kalau bertemu lagi dengan pelayan itu, akan dia berikan ganjaran yang setimpal. Tidak sekarang, karena dia hanya akan terlihat kekanakan di depan Zhen Shui. Calon permaisuri tidak boleh marah hanya karena segelas air yang membasahi pakaiannya, 'kan?

"Bibi Wu Xing juga tidak di sini. Aku merasa tidak cocok dengan pelayan lain." Keluhnya. 

Setelah merapikan ujung roknya, kemudian Xin Yuan pergi ke ruang makan setelah salah seorang pelayan memanggilnya. Rupanya sudah banyak orang berada di sana. Xin Yuan tak sengaja melihat pelayan menyebalkan itu berbicara dengan Kaisar, ia bilang majikannya tidak bisa mengikuti makan malam karena sakit perut. Kaisar hanya mengangguk dan memberi izin agar orang desa itu tidak perlu hadir.

Tentu saja Xin Yuan tahu itu adalah sebuah dusta. Ia yang melarang Lin Guang—cih, ia tidak sudi menyebutkan namanya— untuk datang. Dilihat darimana pun mereka sangat jauh berbeda. Xin Yuan sendiri merasa lebih pantas, jadi kenapa Kaisar memilih orang desa itu sebagai pendamping Zhen Shui? Ia tidak mengerti.

"Kau kenapa, Xin Yuan? Kau tidak suka makanannya?"

Mendadak Zhen Shui muncul dan bertanya pada Xin Yuan. Perempuan itu berdehem pelan sebelum menjawab,

"Tidak, saya sedang memikirkan sesuatu."

"Jangan terlalu formal begitu, Xin Yuan. Nikmati makan malamnya. Omong-omong, apa kau melihat Lin Guang?"

Lin Guang.

Xin Yuan benci sekali mendengarnya. Sejak kapan Zhen Shui menaruh perhatian pada seorang gadis desa? Kekesalan Xin Yuan makin bertambah saja.

"Katanya sedang sakit perut. Tadi aku ke ruangannya."

Zhen Shui berkedip, sedikit terkejut. "Kalian sudah akrab?"

"Kenapa tidak? Lagipula, kami memiliki posisi yang sama." dustanya.

"Baguslah. Aku ingin menjenguknya, tapi biasanya makan malam seperti ini berlangsung sampai pagi."

Xin Yuan tersenyum. "Ingin menghabiskan waktu di tempat lain, Pangeran? Aku bisa menemanimu."

"Belakangan ini aku belum membaca sesuatu yang baru. Apa kau punya rekomendasi, Xin Yuan?"

"Tentu saja, saya membawa beberapa buku."

"Sudah kubilang jangan terlalu formal, Xin Yuan."

"Maafkan saya, Pangeran. Tapi ini masih acara resmi."

Xin Yuan tidak berbohong ketika mengatakan bahwa ia mengenal Zhen Shui dengan baik. Kebetulan saja Zhen Shui juga suka membaca buku. Xin Yuan juga beberapa kali mengirimkannya buku yang menarik.

"Terima kasih. Belakangan soalnya bukuku dipinjam Lin Guang untuk belajar."

Senyum yang terkembang di wajah Xin Yuan mendadak sirna. Apa tadi katanya? Zhen Shui meminjamkan bukunya pada Lin Guang? Mungkin saja Xin Yuan salah dengar, 'kan? Benar. Xin Yuan pasti kelelahan setelah perjalanan panjang.

"Kau tahu, dia semangat sekali belajar membaca."

Zhen Shui mengatakannya dengan binar pada sepasang netra. Xin Yuan tidak lagi bisa menahan amarahnya. Sepertinya ia  harus melakukan sesuatu pada penganggu bernama Lin Guang itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status