Share

Chapter 7 : Amukan

Di Reruntuhan Istana Kerajaan Gorry... Terlihat Raja Gorry sedang kewalahan.

“Dimana para budak itu bersembunyi?” Tanya Raja Gorry yang sedang berdiri dengan emosi.

“Menurut laporan, mereka sepertinya menuju ke pantai utara.” Jelas Prajurit itu dengan nada yang kurang meyakinkan.

“Wahai semuanya... Atas perintahku, Mari kita hancurkan dan bantai para budak di Pantai Utara itu. Habisi mereka sampai ke akar-akarnya!” Raja Gorry dipenuhi oleh emosi negatif membuatnya terlihat seperti orang tidak waras yang meluap-luapkan amarahnya dan memerintah para Prajurit tersisa.

Para Prajurit Bersorak dan mulai menyerbu ke pantai Utara melalui jalan Rahasia dari Istana.

Di Area Pertarungan Nijirou Pusat Kota Gorry, Nijirou (Water) dan Nijirou (Lightning) bertarung melawan Popol dengan sangat sengit. Pertarungan Nijirou (Lightning) cepat akan tetapi Nijirou (Water) memiliki celah yang banyak, Popol mengambil kesempatan itu untuk menyerang celah dan titik lemah Nijirou (Water).

“Dasar Lemah, Dasar Lemah, Dasar Lemah. Apa hanya segini dari kekuatanmu? Sampah sepertimu hanya sebuah kroco bagiku. HAHAHAHA...” Popol tertawa dengan keras saat mengejek dan menghina Nijirou (Lightning) yang terkena serangannya.

“(Sial, Dia memprovokasi diriku agar aku menyerangnya secara sembarangan. Aku harus tetap tenang menghadapinya. Pikirkan kelemahannya, Jangan beri dia kesempatan menyerang),” Pikir Nijirou (Water) dengan tenang menghiraukan perkataan Popol, tetapi Nijirou (Lightning) bersikap malah sebaliknya.

“DASAR SIALAN KAU. TERIMA INI!! Lightning Style : Thunder Storm.” Nijirou (Lightning) terprovokasi oleh perkataan Popol dan membuatnya marah, kemudian melancarkan serangan Sambaran petir dari langit.

“Hentikan Itu, itu Cuma perangkap, Jangan menyerangnya!!” Teriak Nijirou (Water) memperingati Nijirou (Lightning) yang hendak menyerang Popol. Meskipun sudah diperingati olehnya, Nijirou (Lightning) bersih kukuh menyerangnya.

“Dasar Lemah, Seranganmu tidak berpengaruh lagi kepadaku. Blue Fire Magic : Flame Fist,” Popol mengetahui serangannya segera melakukan teknik dogde, Sambaran petir yang diciptakan oleh Nijirou (Lightning) tidak berhasil menyambarnya. Kemudian tanpa disadari, Popol melancarkan serangan Fatal kepadanya.

Nijirou (Lightning) terkena Flame Fist yang sangat panas itu berhasil melukai dan membuatnya terjatuh. Dia muntah darah. Karena Nijirou (Lightning) merupakan Tubuh yang asli,  semua bayangan yang dibuatnya menghilang.

Saat Nijirou yang terkapar dengan tidak berdaya, Popol menginjak wajah Nijirou dan berkata dengan suara tawa bocah yang mengerikan, “Mari Kulucuti kau satu persatu, Sudah lama gak menyantap daging Manusia, HAHAHAHAHA...”

Sementara itu Di tempat Pertarungan Nina (Pertengahan Jalan menuju ke Pantai Utara), Nina memberi tatapan Iblis yang sangat mengerikan Kepada Earu, “Life or Die?”. Sebuah Kalimat yang diucapkan Nina dengan nada berat. Kalimat ini membuat Earu ketakutan setengah mati hingga Homies (Jiwa Earu) menguap.

“Tidak mungkin... Lepaskan aku...” Teriak Pria berjubah itu dengan ekspresi sangat ketakutan. Pria bernama Earu ini melihat sekelilinginya menjadi sangat gelap, di belakang tubuh Nina ada sesosok Penampakan Iblis yang sangat-sangat menyeramkan. Dia semakin ketakutan dan akhirnya sebagian Jiwanya menguap.

Nina langsung menarik Bayangan Homiesnya yang menguap dan melahapnya. Setelah itu dia tak sadarkan diri dan KO.

Setelah itu, Nina mulai menurunkan intensitas aura seram yang dipancarkannya setelah melihat Earu yang tergeletak tidak berdaya diatas tanah.

Perasaan Nina saat ini sangat takut bercampur sedih membuatnya terlihat sangat menakutkan. Nijirou (Wind) yang melihat Kondisinya seperti itu juga merasa sangat ketakutan setengah mati, akan tetapi Saat itu juga Nijirou (Wind) lenyap akibat Nijirou yang asli telah dikalahkan.

Lalu Nina menghampiri Natasha yang tergelatak dengan tubuh yang penuh dengan darah. Dia kemudian membawa tubuhnya ke Pantai Utara. Akan tetapi sebelum itu, dia juga memberikan pertolongan pertama dimana dengan sihir yang dimilikinya. Dia berhasil menghentikan pendarahannya.

Nina kemudian bermaksud untuk kembali menuju ke Pantai Utara. Karena kondisinya yang linglung dan tidak berpikir panjang, dia malah kembali ke Kota Gorry.

Beberapa waktu kemdian, Nina telah sampai di Pusat Kota Gorry. Disana tanpa sengaja, dia bertemu dengan Popol yang sedang menginjak Nijirou yang sedang sekarat dengan tubuh yang penuh dengan luka. Pakaiannya menjadi compang-camping karena dirobek bocah itu. Melihat hal itu, Gadis berambut pirang emas itu menjadi syok dan dalam beberapa jeda kemudian, dia kembali marah seolah-olah tubuhnya dikendalikan oleh Makhluk Jahat.

“Woow, Sungguh menyeramkan. Gadis Cantik berjiwa Iblis siap menerkamku. HAHAHAHAHA...” Popol yang melihat tatapan dari Nina membuat Popol berbual dan berkata dengan sangat angkuhnya.

Nina yang memasuki Anger mode dengan Soul Dress Atlet Toluna yang dikenakannya tanpa bicara Panjang Lebar langsung menyerang Popol dengan tangan Kosong. Serangan Tangan Kosongnya berhasil ditahan olehnya.

“Terlalu lambat, Rasakan Ini Blue Fire Magic : Blue Fire Fist (Tinju Api Biru).” Dengan nada yang angkuh Popol berkata sembari melakukan serangan balasan. Akan tetapi serangannya tidak mempan padanya. Sihir api yang dilancarkannya lenyap begitu saja.

“Ini tidak mungkin, Bagaimana bisa seorang manusia memadamkan apiku?” Popol terlihat syok dan merasa mulai terancam.

Popol yang sudah merasa syok itu tiba-tiba melepaskan sejumlah mana Iblis yang sangat dahsyat, tanah disekitar bergetar, kemudian Popol Melakukan Fase True Awaken (True Awaken seperti Kita saat akan mengamuk).

“(Sial, Bagaimana Mungkin serangan Sihir Api biruku tidak kena Gadis ini, Tapi Akan kucoba untuk membakar dia dengan api Hitam Neraka).”

“Black Fire Art : Hell Fire,” Popol memasuki fase True Awakening.

Setelah itu terlihat Popol yang diselimuti oleh Api hitam, kemudian Popol merelease Api hitam kemudian membakar tubuhnya sesaat. Namun, Api hitam tersebut lenyap.

Popol yang melihat tidak percaya, perlahan dan perlahan Popol menjadi gila... “TIDAK MUNGKIN.... API HITAMKU....”

“DASAR SIALAN, TERBAKARLAH DUNIA INI DALAM API HITAM NERAKA!! Black Fire Art : Ultimate Flame Storm.” Kemudian Popol melepaskan semua sihir Iblisnya yang sangat dahsyat seketika membuat semua bangunan. Sebagian Hutan dan Benda-benda di sekitarnya terlahap Oleh Api Hitam Neraka. Hal ini membuat situasi kota menjadi semakin kacau.

Melihat Popol semakin berulah, Nina langsung mendekatinya. Dengan kepalan tangan yang penuh dengan sihir mana, Nina menonjoknya (ala Tinju dari Tsunade Naruto) secara babi buta tanpa memberi ampun.

Sementara di dekat Gerbang Reruntuhan Istana,

“Sialan Kau, Rasakan Ini Whip Magic : Double Whip Slash!” Reana terlihat sangat kesal dengan tatapan wajah yang ingin membunuh sangat kuat, terus menerus memberikan serangan cambuk besinya ke arah Morine.

“Self Buff : Armor Up (Peningkatan Physical dan Magic Defensive, Power Up (Peningkatan Physical dan Magic Damage).” Morine terlihat santai menggunakan sihir Basic Buff memperkuat dirinya dan menerima semua serangan cambuk dari Reana.

Cambuk yang dikeluarkan Reana berhasil mengikat kakinya. Meskipun mengikat kakinya, Reana tidak mampu menarik cambukkannya. Alhasil, Morine menggerakkan kakinya dan menarik cambukkannya. Terlihat Reana yang terdorong ke arahnya. Kemudian Morine meninjunya dengan sekuat tenaga hingga berhasil membuatnya muntah darah.

“SIALAN KAU MORINE......... MATILAH KAU ARRRRGGGHHHHHHH........” Terlihat tanda-tanda Reana melakukan fase true awakeningnya.

Akhirnya sebuah Konsentrasi kekuatan besar mengalir di tubuh Reana. Dia melakukan Fase True Awakening dan menjadi sesosok Iblis bertubuh hitam, bermata putih tanpa Pupil, Bertanduk, berambut putih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status