Share

Chapter 9 : The Last Hit

Di dalam Jalan Rahasia menuju ke Pantai Utara, Sang Raja beserta Pasukannya sampai di dekat Pantai Utara dengan muncul dari sebuah Gua rahasia yang berada di bebatuan dekat Pantai, disitu Raja dan Pasukannya telah melihat para Budak Beastman yang sedang dirawat oleh Merina dan Smarter.

“Hancurkan dan Bunuh semua orang yang ada disana!” Raja Gorry yang melihat para budak berada di pesisir Pantai segera memerintahkan para Prajurit untuk menyerang.

“Siap Pak!” para Prajurit mengangkat senjata dan mulai menyerbu.

Sebagian budak Beastman yang sudah lebih fit bersama dengan beberapa para tahanan melawan serangan para Prajurit itu. Pertempuran telah terjadi. Beberapa menit kemudian, Morine naik ke punggung Api Sirius terbang menuju ke pantai utara. Akhirnya mereka sampai di Pantai Utara yang terlihat penuh dengan pertempuran. Smarter berusaha membawa para Budak yang terluka, Merina terlihat menggunakan sihir penyembuhan jarak jauh melindungi para Tahanan dan Budak yang sedang bertarung.

|| Gawat ini, bagaimana Keadaan Master Nina dan lainnya? || Tanya Merina kepada Smarter melalui telepati yang sedang membawa para budak yang terluka ke tempat yang lebih aman.

|| Saya akan segera mencari mereka dan meminta bantuan. || Jawab Smarter.

Beberapa waktu kemudian, Akhirnya Morine tiba dan berjumpa dengan Merina. Saat berjumpa dengannya, seorang prajurit hendak menyerang Merina. Melihat hal tersebut, gadis berambut hijau itu tidak tinggal diam. Dia melompat dari Punggung Sirus dan kemudian...

“Size Manipulation : Area Shrinker Magic.” Morine mengaktifkan sihir penyusut Masal yang mana sihir ini membuat tubuh para Prajurit kerajaan menyusut. Melihat kondisi seperti itu membuat mereka  lari terbirit-birit. para Budak Beastman dan tahanan yang terpojok kini memulai serangan balasan.

“SIALAN KAU MORINE, AKAN KUBUNUH KAU!! Black Magic : Feather Sleep.” Terlihat Raja Gorry yang murka menggunakan sihir ilusinya untuk menggunakan sihir ilusi tidurnya..

“Ini buruk...” Morine tiba-tiba menjadi sangat mengantuk dan tumbang. Seketika Morine dan para Beastman tertidur.

Raja Gorry tersenyum kemudian mengambil sebuah belati dari sakunya kemudian berjalan menghadap ke arah Morine yang berbaring tidur.

“Inilah kesempatanku, MATILAH KAU MORINE!” Raja Gorry berkata sambil mencoba menancapkan Belatinya ke jantung Morine yang sedang tertidur.

Saat Belati itu mendekat kepada Morine, tiba-tiba muncul perisai Api yang langsung menghancurkan belati tajam itu. Kemudian muncul Sirius di atas shield yang dibuat.

“Tidak akan kubiarkan Engkau menyakiti Master Morine, Atas perintah Master Nina, Saya bersumpah untuk melindunginya!” Ucap Sirius dengan tatapan tajam.

“SIALAN......!!!!!!!” Teriak Raja Gorry membanting Belatinya yang sudah hancur. Kemudian dia menyerang Sirius dengan sihir ilusi. Saat dia beraksi, Sirius menyemburkan Apinya kepadanya. Seketika dia gosong dan pingsan. Raja Gorry berhasil dikalahkan oleh Sirius dalam sekali semburan.

Sementara Itu, Clori terbang dengan mengangkut tiga orang tersebut dengan raut wajah yang menahan beban yang sangat berat...

“Astaga mengangkut 3 orang sekaligus berat sekali rasanya. Tapi ini demi nyawa mereka. Aku tak boleh menyerah.” Clori dengan semangat mengantar mereka meskipun dia sendiri terlihat kesusahan.

Setelah melewati perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai di Pantai Utara. Disana Clori melihat Merina yang sedang merawat luka para Budak dan Tahanan. Kemudian awan gendut itu segera menghampirinya.

“Merina San, Cepat selamatkan mereka!!” Ucap Clori memohon kepada Merina dengan nada yang ngos-ngosan.

Morine, Merina dan Smarter dengan cepat membawa mereka ke tempat tidur yang disediakan Beastman.

“Master...” Merina memegang tangan Nina yang berada di atas punggung Clori. Dia tampak berusaha memanggil Nina yang tak sadarkan diri. Di sisi lain, dia juga melihat kondisi Nijirou dan Natasha yang memburuk.

“Holy Spell : Area Holy Healing,” Melihat hal tersebut, Merina langsung menggunakan Area Holy Healing untuk menyembuhkan luka Nina, Nijirou dan Natasha..

Perlahan-lahan Kondisi mereka berdua mulai membaik. Akan tetapi, efek penyembuhan Merina tidak berefek pada Nina.

“Kami lapar, apakah ada sesuatu yang bisa kami makan?” tanya para Budak Beastman kepada Merina.

Mendengar permintaan para Beastman, Merina mencoba merogoh kocek Nina dan mengambil sebuah Golden spirit Koin. Kemudian, dia memanggil Golden spirit Koin Ratu Flora, Kome. Seketika di sampingnya muncul sesosok gadis berambut Hijau tua yang berponi 2, bermata biru kehijauan, berkacamata, berpakaian serba putih dan hijau, bajunya berbentuk seperti gaun dengan pola Bunga di bagian lehernya. Kemudian dia berdiri di satu sisi.

“Meri? Ada apa ini?” Kenapa anda memanggil saya?” Tanya Kome kepada Merina yang telah memanggilnya..

“Saya mohon maaf, Master Nina sekarang tidak sadarkan diri. Alasan saya memanggil Anda karena para Beastman kelaparan. Bisakah kamu membuat sesuatu yang bisa dimakan oleh mereka?” Tanya Merina kepada Merina..

“Tentu saja. Wood Release : Fruit Trees.” Ucap Kome dengan tersenyum. Tiba-tiba dari bawah tanah muncul banyak pohon yang tumbuh dengan sangat cepat.

Para Beastman tercengang saat melihat sihir Kome. Kemudian mereka berlari ke pohon-pohon itu untuk memetik buah-buahan. Seorang anak Beastman menghampirinya dan mengucapkan terima kasih. Kome hanya tersenyum sambil mengelus kepala anak Beastman itu.

Nijirou akhirnya terbangun. Dengan keadaan tubuh diperban, tidak memakai baju, dia melihat Kondisi Nina yang berada di sampingnya. Raut wajahnya terlihat ketakutan mengingat keseramannya saat melawan Popol.

Beberapa saat sebelumnya Morine akhirnya menemukan Merina bersama dengan Nijirou dan lainnya. Morine melihat Raut Wajahnya yang ketakutan segera menghampirinya..

“Pasti kamu takut dengan Nina bukan? Saat mu sekarat dia menyerang musuh dengan sangat brutal bukan?” Ucap Morine menebak hal yang dirasakan oleh Nijirou dengan nada yang tenang. Nijirou hanya mengangguk..

“Janganlah takut, Nina orangnya sangat lembut. Yang kamu lihat dari Nina adalah kepribadian Lainnya. Itu merupakan kutukan yang dimilikinya. Ketika dia melihat darah ataupun orang dibunuh atau dianiaya di depannya, dia akan ketakutan, bersedih, dan melemah. Disinilah kepribadian lainnya memiliki kesempatan untuk mengambil alih kendali tubuhnya. Kepribadian Lain Nina merupakan sesosok Iblis Kuno yang sangat kuat. Dia mampu melahap Jiwa-jiwa yang ketakutan. Iblis itu memberi kutukan kepada Nina, yang mana kutukan ini membuat dia tidak bisa terluka oleh serangan sihir tingkat apa pun. Namun, dia sangat lemah terhadap seorang Physical Fighter, Assassin, Marksman (Penembak Jitu). Dan juga dia tidak dapat menerima efek Buff sihir Support seperti Sihir Enchantment dan Sihir Healing. Dia juga mendapat kutukan yang mana Nina tidak dapat makan secara normal, Jika Nina makan makanan normal, dia akan keracunan. Nina hanya bisa makan vegetarian dan Cairan kehidupan Pria. Dia sangat membutuhkannya.” Morine menjelaskan segalanya tentang Kutukan yang dialami Nina, dan kelainan makannya kepada Nijirou.

Setelah mendengarkan penjelasan Morine, Nijirou hanya bisa terdiam. Dia tampak menatap wajah Nina yang sedang terbaring di punggung Clori. Sambil memegang tangannya, dalam hati dia bergumam, “(Maafkan aku. akhirnya aku mengerti alasan kamu begitu seram. Aku berjanji akan selalu melindungimu).”

Dengan air mata membasahi pipinya, Nijirou akhirnya sepenuhnya paham mengenai kondisinya. Tanpa sadar dia mencium keningnya dengan lembut. Saat Mencium kening Nina, dia mengingat kenangan dimana dia diselamatkan Nina saat berada di Pantai Utara.

“(Dasar Nina, Selalu saja dia yang mendapat hal yang romantis),” Morine cemburu melihat aksi icha-ichanya.

Di sisi lain, tubuh Smarter dan Merina tiba-tiba saja bersinar remang-remang..

“Ini waktunya...” Smarter telah menyadari sesuatu..

“Apa yang terjadi dengan kalian?” Tanya Morine kepada Smarter dan Merina yang tubuhnya bercahaya.

“Sepertinya batas waktu kami sudah berakhir. Aku sudah tidak bisa berlama-lama didunia ini.” Jelas Merina kepada Morine..

“Aku mengerti.. Kalian, kembalilah dulu. Terimakasih banyak sudah membantu kami. Sisanya serahkan padaku.” Ucap Morine dengan santai dan tersenyum.

“Aku berdoa semoga Master selalu sehat.” Smarter tersenyum.

Perlahan cahaya ditubuh mereka terus menerang hingga menghilang. Smarter dan Merina telah Kembali ke dunia Spirit.

“Bagaimana denganmu?” Tanya Morine kepada Kome yang sedang melihat para Budak Beastman dan tahanan yang sedang makan.

“Aku masih ada waktu.” Jawab Kome dengan wajah tersenyum.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status