Share

Bab 21 Di Hadang Benhart...

Pagi itu, jalanan sepi saat aku pergi ke sekolah. Mentari pun malu-malu mengintip perjalananku dari sela-sela daun Anaccadium odontinale yang banyak tumbuh di kampungku ini. Aku hanya ditemani oleh suara drenyit rantai kereta anginku yang sudah aus. Drenyit rantai yang sudah aus itu aku dengar laksana alunan simfoni yang syahdu di telingaku. Apalagi ditambah suara canda-ria kicauan burung yang sedang menyambut sang pagi dari balik semak-gulma Imperata cylindrica di peladangan yang merana, tak sempat digarap warga di kampungku, membuatku tersenyum. Aku begitu ‘happy’ menikmati perjalananku ini, bisa sekolah.

Yeah! Senyumku tak berlangsung lama. Sebab, begitu aku membelokkan laju kereta anginku mengikuti jalan yang menikung dan menurun, tiba-tiba di depan sudah ada mobil jeep melintang di tengah jalan menghadang perjalananku. Aku pun buru-buru berusaha menghentikan laju kereta angin tuaku yang bermasalah dengan sistem pengeremannya itu. Tiada jalan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status