Share

Merayakan Kehilangan
Merayakan Kehilangan
Author: Kaizo Shaza Ozuro

Kegilaan Arya

“Hai! Nama kamu, Ari, ya?” tanya seorang lelaki muda yang Ari tahu adalah salah satu mahasiswa jurusan hukum.

Lelaki itu bertanya sambil mengikuti langkah Ari dengan menaiki motornya tanpa menyalakan mesin. Menunjukkan senyum, seolah memang keduanya sudah saling mengenal.

Ari hanya tersenyum, mempercepat langkah yang terus-menerus diikuti lagi dan lagi oleh Arya.

Sebelum akhirnya Ari menyerah dan menghentikan langkah kaki lalu bertanya apa tujuan Arya.

“Jika boleh tahu, adakah yang bisa saya bantu?”

“Emm ... tentu saja ada, tapi tidak sekarang. Tunggu sampai jam makan siang nanti, aku akan melakukan sesuatu sesuai dengan feeling ku,” ujarnya berkata dengan senyuman manis.

Tidak butuh waktu lama, jam makan siang tiba, di tengah-tengah lapangan olahraga, Arya berdiri. Membuat kerumunan banyak mahasiswa dan mahasiswi di sana, entah apa yang laki-laki itu coba katakan.

Sampai Ari mencoba melihat sedikit apa yang sedang ditunggu di balik kerumunan itu, Cuma dari sisi lain lapangan.

Dan tanpa diminta, Arya berteriak. Memanggil nama Ari, dan sebagai salah satu murid dengan predikat tertinggi di mata dekan dan dosen lainnya. Semua mata tertuju, tahu siapa gadis yang dimaksud Arya.

Ari bingung, memangnya ada apa dengan dirinya? Sampai suatu hal mengejutkan justru terjadi. Diutarakan langsung oleh Arya dengan gamblang, “Aku suka dengan dirimu, Ari. Maukah kau menjadi kekasihku?” ungkapnya memohon sambil berlutut.

Hingga suasana lapangan yang awalnya riuh kini berubah menjadi senyap sunyi, mereka terkejut, mahasiswa jurusan hukum yang telah lama diinginkan oleh banyak wanita, justru memilih mahasiswi biasa yang dianggap kutu buku.

Itulah Ari, yang selalu dianggap rendah oleh semua pasang mata di institusi perguruan tinggi terkemuka di negaranya __Universitas Chulalongkorn Sentaru__

Entah dorongan apa, akan tetapi Ari sadar, hatinya bahagia. Karena sejatinya, memang Ari sudah lama mengagumi sosok itu, walau tidak yakin hanya sebatas ego atau kagum terhadap seorang kakak.

Ari mengangguk, dengan cepat tanpa jeda untuk berpikir juga memahami keputusan tak berdasar pada rasa yang bahkan belum dirinya mengerti.

***

Tidak butuh waktu lama, tiga bulan berlalu ...

Kebenaran terpahit justru datang tanpa adanya pemberitahuan, tanpa sengaja Ari pergi melewati perumahan tempat tinggal Arya, dia memang kebetulan lahir dari keluarga dengan kasta tinggi juga kaya raya, tidak memungkiri pula, jika banyak sekali para gadis berusaha merebut hati bahkan bertekuk lutut agar Arya bisa dekat dengannya.

Terlihat lelaki itu berjalan ke arah garasi, pergi dan mengemudikan mobilnya keluar gerbang. Hingga kali ini hati Ari ingin mengikuti sosok itu, entah untuk alasan apa.

Dia berhenti di sebuah taman, menemui seorang wanita yang justru mendapatkan bentakan, hinaan, cacian, tamparan juga semua sikap kasar laki-laki, gadis itu hanya diam, tetap memohon agar Arya mau mengampuni dirinya sekali lagi. Hingga terlontar lah sebuah ucapan yang bisa didengar oleh Ari dengan jelas.

“Kita putus! Lagi pula selama ini kau hanya bonekaku, lebih baik jangan pernah berharap jika aku adalah kekasihmu, semua ini hanya sebatas belas kasihan kepada gadis culun sepertimu!” hardik Arya.

Dari sanalah petir mulai menyambar, yang bagi Ari lebih terdengar seperti suara dentuman terkeras, hatinya terluka. Inilah awal dari kepribadian Ari yang mendadak berubah. Kalian tidak akan memiliki kesempatan mengenal sosok hangat dan ceria juga lembut dari seorang Ari, kecuali dinginnya.

Keinginan Ari untuk mengikuti sosok Arya tidak secepat itu selesai, hingga berakhir pada sebuah hotel di pinggir kota, tepat di sanalah hari dimana Ari mengutuk seluruh kaum laki-laki muka bumi terjadi. Arya menggila! Menghabiskan dan melemaskan lima tubuh wanita secara bergantian.

Gila! Sungguh ini gila! Lima gadis itu melayani Ari secara bergantian, dibuat lemas dan tak lagi memiliki tenaga untuk bangun dari ranjang. Semua kegiatan malam itu diakhiri dengan tawa keras dan sombong Arya. Kemudian tertidur, bermimpi jika bahagianya adalah menguasai semua yang ada dalam tubuh seorang wanita.

Kutukan datang, sudah pernah dijelaskan, jangan mudah memberikan hati bagai barang secara cuma-cuma. Itu bukan amal! Itu bukan barang! Dan jika memang tujuan awal hanya untuk bermain-main maka pergi saja.

Dari sanalah Ari mulai membenci para laki-laki, tidak terkecuali kepada siapapun.

***

Hari pertukaran pelajar kembali diadakan, inilah awal Ari menjadi seseorang yang merasa hati dan tatapannya tertuju pada gadis cantik dengan senyuman lembut yang langsung digilai banyak lelaki sejak kedatangannya.

Namanya Jennie Rivera, gadis pertukaran pelajar dari Amsterdam.

Itulah awal takdir Ari sebagai seorang pelindung dimulai.

Bersamaan juga dengan itu, murid yang pernah dikirim ke Belanda saat pertukaran pelajar sebelumnya kembali.

Seluruh mata tertuju kepada lelaki itu, yang Ari tahu, dialah pelajar yang dikenal memiliki senyuman terindah di seluruh perguruan tinggi ini.

Namanya, Biruni Abimahya. Sosok yang harus Ari perjuangkan, Ari harus segera menyadari perasaannya, atau takdir akan membuatnya menjadi pelindung abadi satu jiwa.

“Hei, kau! Yang disana!” bentak seseorang di belakang Ari.

Bersambung ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status