Share

49. Pantang Menyerah

“Berhentilah bersikap membingungkan, kak.”

“Ada yang bisa kubantu?” tanya Ares mengalihkan dan itu membuat Rere semakin kecewa melihat responnya.

“Tidak ada dan itu tidak perlu. Aku bisa sendiri.”

Ares mengangguk, mengerti. Memutuskan untuk duduk saja sembari memperhatikan Rere yang mulai sibuk untuk memilih-milih bunga yang masih layak untuk dipajang dan juga membersihkannya dari beberapa daun yang terlihat kering. Rere juga tidak ingin memperpanjang pembicaraan, dilihat dari respon Ares yang sepertinya enggan menanggapi lebih lanjut. Daripada membuatnya kecewa dengan respon-respon Ares yang tidak sesuai harapan, lebih baik Rere mengakhirinya saja.

Rere juga menyesal karena telah mengawali untuk membuka pembicaraan. Apalagi topiknya sangat serius dan sensitif, menurutnya.

“Marah padaku, eh?” tanya Ares dengan wajah tanpa dosanya.

Rere hanya menatapnya sekilas dengan wajah datar, lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Pikir saja sendiri. Batinnya kesal. Lagipula perempuan mana yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status