Share

43. Keras Kepala

“Semuanya sia-sia, Na. Apa yang sudah kamu dan kak Steven upayakan, semua sia-sia.” Rere menatap Serena dengan matanya yang berkaca-kaca, suaranya terdengar bergetar menahan tangis.

Serena segera menarik Rere dan membawanya ke dalam pelukan. Mengusap-usap punggung sahabatnya yang rapuh itu. Cerita Rere membuat Serena ikut merasa emosi dan marah. Bagaimana bisa Ares lebih percaya kepada Raisa. Benar memang, cinta itu akan membutakan seseorang. “Kak Ares benar-benar memuakkan, Re.”

“Bolehkah aku melabraknya?” Lanjut Serena bertanya. “Bahkan aku juga ingin menjambak wanita ular dan mendorongnya dari balkon apartemennya.”

“Astaga, menyeramkan sekali aku mendengarnya.” Rere tertawa pelan, merasa terhibur dengan kalimat Serena. Lalu kedua tangannya mengusap pipinya yang basah.

“Sungguh, Re. Jiwa psikopatku sangat bergejolak.”

“Jangan kotori tanganmu untuk wanita seperti dia, Na. Kamu terlalu berharga. Biarkan karma menghampirinya.”

“Lihat, bahkan kamu masih bisa bersabar dengan semuanya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status