Share

Tidak Betah

"Aku mau pulang."

Imam baru masuk kamar menoleh pada Salsa. Digenggaman tangan lelaki itu terdapat handuk, dia baru habis mandi sepulang dari bengkel.

"Kenapa?" Perlahan di dekatinya istrinya. Salsa memeluk lutut di kasur.

Gadis itu tak berkata apapun. Hanya mendesah dengan raut tak nyaman. Kemudian menunduk menatap jari-jari ditautkan di lutut.

"Baru sehari, Sa. Masa sudah mau pulang?" Imam menemani duduk. Handuk di gosokkan di kepalanya yang basah.

"Aa bilang terpenting aku mau ke sini."

Gerakkan di rambut itu dihentikan oleh Imam. Menurunkan handuk kembali ke bawah. "Iya, tapi jangan sehari."

"Memangnya harus berapa hari?"

"Tunggu seminggu, ya."

"Lama."

"Empat hari aja, baru pulang."

"Engga."

Giliran Imam mendesah, negosiasinya tidak diterima. "Apa ada perbuatan Ibu yang gak kamu sukai?"

"Engga ...."

"Lalu apa? Di sini rumahmu juga, Sa."

Sulit dijelaskan. Salsa menyadari dirinya masih kekanak-kanakan. Dia yang biasa dimanja, di sini terpaksa menjalani peran ibu rumah t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status