Share

Bab 71 – Mari Bercerai, Mas

“Apa dia baik-baik saja, bunda?” tanya Ziana membuat Juwita menatapnya tidak mengerti. “Seharusnya iya ‘kan. Bebannya sudah terangkat sekarang. Jadi pastinya keadaannya baik-baik saja.”

Ziana kembali menekuni huruf braille di depannya meskipun pikirannya tidak lagi fokus. Secara fisik, kondisinya memang sudah membaik. Tapi hati dan pikirannya masih memikirkan alasan kepergian Mahanta. Ziana butuh penjelasan, tapi dia merasa akan sia-sia saja.

“Sayang, apa kamu mau bicara dengan Maha?”

“Untuk apa, bunda? Untuk dikecewakan lagi? Aku ini terlalu bodoh, bunda. Sejak awal, hubungan kami memang sudah salah. Seharusnya aku sadar diri dan menolaknya terus. Tapi apa? Aku jatuh lagi di lubang yang sama.”

Ziana tertawa miris dengan air mata membasahi pipinya. Perempuan itu mengalihkan pandangan ke arah boks bayi berwarna biru muda di dekatnya, sebelum menghela nafas panjang.

“Bahkan dia tidak mau menerima putranya yang istimewa. Dia malu mengakui darah dagingnya sendiri. Jadi aku tidak punya ala
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status